Studi: Suntik Hormon Tidak Bisa Kurangi Keriput

Ilustrasi kulit wajah
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Tampil memukau dan awet muda adalah impian banyak orang. Untuk itu banyak cara yang dilakukan guna mendapatkan kulit sehat dan kencang, termasuk dengan cara suntik hormon.

Konsumsi Tomat Efektif Cegah Keriput

Beberapa orang mengetahui bahwa obat mujarab untuk awet muda adalah dengan suntik hormon. Namun, para ahli menunjukkan bahwa meremajakan kulit dengan cara suntik hormon adalah mitos. Sebab hal itu dapat menyebabkan masalah berbagai penyakit, seperti jantung, diabetes, bahkan kanker.

Dikutip dari geniusbeauty, biasanya orang yang putus asa dan tidak sabar untuk memerbaiki kulit keriput akan mendatangi rumah sakit untuk melakukan prosedur suntik hormon. Hal ini ditempuh demi mendapatkan kulit indah yang instan.

Berbagai teori juga terungkap, ada banyak manfaat dari suntik hormon, seperti memberi rambut tebal dan mengkilap, mengencangkan kulit, meningkatkan libido, dan berkontribusi untuk meningkatkan memori energi yang tinggi.

Selain itu, suntik hormon dapat membantu menurunkan kelebihan berat badan dan meningkatkan massa otot. Ada juga orang yang percaya bahwa suntik hormon membantu membuat seseorang terlihat 20 tahun lebih muda.

Namun, semua itu tidak semuanya benar, sebab pada kenyataannya dokter memeringatkan bahwa apa yang disebut cantik instan akan memiliki risiko.

Memutuskan menjalani suntik hormon ternyata memiliki sejumlah efek samping yang berbahaya, termasuk bahaya nyeri sendi, peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Di beberapa negara, hormon pertumbuhan manusia milik obat kelas C, yang penggunaannya adalah ilegal. Dokter dapat meresepkan itu, tapi dalam keadaan yang sangat spesifik dan untuk penyakit tertentu. Selain itu, tidak ada bukti bahwa suntikan hormon dapat mengurangi tingkat keriput di kulit manusia.

Salah satu percobaan dilakukan dengan orang yang telah lanjut usia, dengan melakukan suntik hormon dalam beberapa dekade. Namun tampaknya tidak ada hasil memuaskan. Sehingga suntik hormon sebagai sarana peremajaan kulit pada studi klinis independen dinyatakan gagal. (ren)