Studi: Minyak Ikan Cegah Kemoterapi Bekerja
Sabtu, 4 April 2015 - 09:44 WIB
Sumber :
- iStock
VIVA.co.id
- Selama ini, banyak pasien kanker yang mengonsumsi suplemen minyak ikan dengan harapan mampu mempercepat pemulihan. Faktanya, minyak ikan ternyata justru lebih banyak memberikan bahaya daripada manfaat. Hal itu diungkapkan sebuah studi yang belum lama ini dilakukan oleh para peneliti di Cancer Institute di Belanda.
Baca Juga :
Minyak Ikan, Solusi Instan Awet Muda
Studi tersebut menunjukkan bahwa omega-3 asam lemak yang banyak terkandung di dalam ikan dengan kandungan minyak yang tinggi, seperti makarel dan herring mampu menghentikan kerja obat kemoterapi.
Meskipun minyak ikan terbukti ampuh menangkal serangkaian penyakit, para peneliti mengatakan pasien kanker harus menghindari makan ikan, atau suplemen minyak ikan sehari sebelum melakukan pengobatan kemoterapi.
Dalam studi yang telah dipublikasikan di jurnal JAMA Oncology ini, peneliti memeriksa tingkat konsumsi minyak ikan pada 118 pasien yang menjalani pengobatan kanker dan para sukarelawan sehat untuk memeriksa kadar asam lemakm setelah konsumsi minyak ikan dan ikan.
Hasilnya, sukarelawan dengan kondisi sehat yang mengonsumsi suplemen minyak ikan, atau 100 gram ikan makarel mengalami peningkatan kadar asam lemak dalam darah mereka.
Para peneliti juga melakukan penelitian terpisah pada tikus, yang menemukan bahwa peningkatan asam lemak mampu mencegah obat kemoterapi bekerja dengan baik.
"Secara keseluruhan, temuan kami sejalan dengan meningkatnya kesadaran aktivitas biologis berbagai asam lemak dan reseptor, serta meningkatkan kekhawatiran tentang penggunaan simultan dari kemoterapi dan minyak ikan," kata Dr. Emile Voest.
Berdasarkan temuan itu, peneliti menyarankan pasien kanker untuk sementara menghindari konsumsi minyak ikan dan ikan sehari sebelum kemoterapi hingga satu hari setelahnya, sampai data-data lain tersedia.
Meski begitu, para ahli di Inggris mengatakan terlalu cepat mengambil kesimpulan akan studi yang telah dilakukan itu. Mereka berpendapat dibutuhkan berbagai studi lain untuk benar-benar meyakinkan apakah konsumsi minyak ikan benar-benar memengaruhi kerja obat kemoterapi pada pasien kanker, seperti dilansir laman Telegraph.
"Ini merupakan studi yang sangat awal yang mengambil pengukuran pada subyek manusia yang sehat dan satu dalam model tikus dengan kanker. Penelitian lebih lanjut diperlukan, sebelum memberikan saran kepada pasien," ujar Keith Jones, profesor kimia sintetik di Institute of Cancer Research.
Ia juga mengantakan bahwa perlu untuk mengetahui orelasi antara kadar asam lemak pada tikus dan efek pada obat anti-kanker untuk menunjukkan hubungan yang jelas.
"Tidak ada bukti bahwa metabolisme asam lemak tikus sama seperti manusia," tambahnya. (asp)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Hasilnya, sukarelawan dengan kondisi sehat yang mengonsumsi suplemen minyak ikan, atau 100 gram ikan makarel mengalami peningkatan kadar asam lemak dalam darah mereka.