Menelan Permen Karet, Amankah?

Ilustrasi permen karet
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Permen adalah camilan ringan yang disukai oleh hampir semua orang. Rasa manis dari permen adalah godaan disaat mulut terasa hambar dan kering. Salah satu jenis permen yang disenangi ialah permen karet.

Haru! Thariq Halilintar Tulis Pesan Menyentuh untuk Calon Buah Hati

Permen ini memiliki karakter yang berbeda dari permen lain. Pasalnya permen karet bukanlah permen yang bisa dimakan, namun hanya untuk dikunyah. Walau tak bisa ditelan, sayangnya permen karet memiliki rasa dan tekstur unik, yang membuat orang suka lupa, lalu menelannya.

Sensasi kenyal dan lengket yang dirasakan saat mengunyah permen karet juga bisa membuat orang senang mengunyahnya. Namun apakah hal ini berbahaya bagi tubuh?

Lolly Dipindah ke Rumah Istimewa, Razman Arif Gak Boleh Ketemu

Menurut penjelasan dokter Nina Amelia dari Meetdoctor, permen karet terbuat dari bahan resin yang tidak dapat dicerna tubuh. Namun bahayanya bergantung pada kemana permen karet tersebut masuk di tubuh.

"Apabila permen karet tertelan dan masuk ke dalam saluran pencernaan, hal tersebut tidak apa-apa karena dengan berjalannya waktu permen karet tersebut akan terbuang bersamaan dengan feses," ujarnya.

Israel Serbu Rumah-Masjid dan Tangkap 64 Orang Termasuk Anak-anak Palestina di Tepi Barat

Akan tetapi, lain halnya bila permen karet masuk ke dalam saluran pernapasan. "Permen karet yang masuk ke dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan gangguan pada proses pernapasan, karena permen karet tersebut menyumbat saluran," tambahnya.

Oleh karena itu, usahakan untuk tidak sampai menelan permen karet. Jika bisa, jauhkan permen karet dari jangkauan anak-anak berusia kurang dari 5 tahun. Sebab, selain berisiko tertelan, kandungan pemanis dalam permen karet juga bisa membahayakan kesehatan gigi anak.

Ilustrasi anak sakit.

Prevalensi Penyakit Kronis pada Anak Meningkat Gegara Jajanan Sekolah, Ahli: Tidak Aman Mutu Pangannya

Prevalensi penyakit kronis anak meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena pola konsumsi jajanan pada anak sekolah yang tinggi garam, gula dan lemak.

img_title
VIVA.co.id
24 Januari 2025