Menelan Permen Karet, Amankah?

Ilustrasi permen karet
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Permen adalah camilan ringan yang disukai oleh hampir semua orang. Rasa manis dari permen adalah godaan disaat mulut terasa hambar dan kering. Salah satu jenis permen yang disenangi ialah permen karet.

Pernah Dilarang KB oleh Edwrad Akbar, Kimberly Ryder Kasih Pesan Ini Buat Para Wanita

Permen ini memiliki karakter yang berbeda dari permen lain. Pasalnya permen karet bukanlah permen yang bisa dimakan, namun hanya untuk dikunyah. Walau tak bisa ditelan, sayangnya permen karet memiliki rasa dan tekstur unik, yang membuat orang suka lupa, lalu menelannya.

Sensasi kenyal dan lengket yang dirasakan saat mengunyah permen karet juga bisa membuat orang senang mengunyahnya. Namun apakah hal ini berbahaya bagi tubuh?

Mengenal Hernia Inguinal Umum Terjadi pada Bayi Laki-laki, Tak Bisa Sembuh Sendiri Perlu Tindakan Operasi

Menurut penjelasan dokter Nina Amelia dari Meetdoctor, permen karet terbuat dari bahan resin yang tidak dapat dicerna tubuh. Namun bahayanya bergantung pada kemana permen karet tersebut masuk di tubuh.

"Apabila permen karet tertelan dan masuk ke dalam saluran pencernaan, hal tersebut tidak apa-apa karena dengan berjalannya waktu permen karet tersebut akan terbuang bersamaan dengan feses," ujarnya.

7 Buah yang Efektif Membantu Menurunkan Berat Badan

Akan tetapi, lain halnya bila permen karet masuk ke dalam saluran pernapasan. "Permen karet yang masuk ke dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan gangguan pada proses pernapasan, karena permen karet tersebut menyumbat saluran," tambahnya.

Oleh karena itu, usahakan untuk tidak sampai menelan permen karet. Jika bisa, jauhkan permen karet dari jangkauan anak-anak berusia kurang dari 5 tahun. Sebab, selain berisiko tertelan, kandungan pemanis dalam permen karet juga bisa membahayakan kesehatan gigi anak.

Ilustrasi gangguang ADHD pada anak

IDI Kabupaten Jepara Berikan Informasi Pengobatan bagi Gangguan ADHD Pada Anak

Di Indonesia, prevalensi ADHD pada anak sekolah diperkirakan mencapai 15 persen, yaitu 1 dari 20 anak.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024