Tunda Potong Tali Pusat Bikin Bayi Lebih Sehat
Jumat, 12 Juli 2013 - 10:48 WIB
Sumber :
VIVAlife -
Setelah dilahirkan, biasanya bayi langsung dibersihkan dan tali pusatnya segera dipotong. Tapi ternyata dari review beberapa studi, menunda untuk memotongnya akan berdampak positif bagi kesehatan bayi.
Efek langsungnya adalah kadar zat besi pada darah bayi baru lahir jadi lebih baik. Sementara, pemotongan tali pusat segera setelah lahir, yang merupakan praktek standar, bisa membuat bayi berisiko kekurangan zat besi.
Dengan membiarkan tali pusat terpasang selama beberapa menit memungkinkan darah di dalamnya mengalir ke tubuh bayi. Badan Kesehatan Dunia (WHO), seperti dilansir dari Daily Mail, bahkan sudah merekomendasikan untuk membiarkan tali pusat tetap menempel pada bayi selama satu hingga tiga menit setelah dilahirkan.
Di Inggris misalnya, melalui The National Institute for Health and Care Excellence (NICE) akan merilis rekomendasi tersebut 2014 mendatang. Pada banyak negara praktik pemotongan tali pusat dilakukan kurang dari setengah menit setelah bayi dilahirkan.
Memotong tali pusat terlalu cepat memang dapat mengurangi jumlah darah dari ibu ke bayi melalui plasenta, dan mempengaruhi level zat besi pada bayi. Di sisi lain, menunda memotong tali pusat kemungkinan juga meningkatkan risiko penyakit kuning.
Sebuah penelitian pun dilakukan dengan melibatkan 3.911 wanita dan bayi mereka. Hasilnya, pemotongan tali pusat tidak akan membuat perbedaan pada risiko pendarahan ibu. Ketika pemotongan tali pusat ditunda, bayi memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi selama satu atau dua hari setelah lahir. Berat badan bayi yang tali pusatnya ditunda dipotong juga lebih tinggi.
"Dalam penelitian yang berkembang, menunda pemotongan tali pusat dapat meningkatkan konsentrasi hemoglobin awal dan simpanan zat besi pada bayi. Pendekatan yang lebih liberal untuk menunda penjepitan tali pusat pada bayi sehat tampaknya dibenarkan," kata Dr Philippa Middleton, dari Adelaide University.
Penundaan pemotongan tali pusat, menurut Dr. Middleton, juga tidak meningkatkan risiko penyakit kuning pada bayi baru lahir. Jika terjadi bayi bisa segera diberikan terapi cahaya. Tapi hal ini juga harus dianalisis lebih lanjut. Penelitian ini dipublikasi dalam The Cochrane Library. (umi)
Baca Juga :
6 Fakta Melody Sharon, Istri yang Seret Suaminya Usai Kepergok Selingkuh dengan 2 Pria Sekaligus
Di Inggris misalnya, melalui The National Institute for Health and Care Excellence (NICE) akan merilis rekomendasi tersebut 2014 mendatang. Pada banyak negara praktik pemotongan tali pusat dilakukan kurang dari setengah menit setelah bayi dilahirkan.
Memotong tali pusat terlalu cepat memang dapat mengurangi jumlah darah dari ibu ke bayi melalui plasenta, dan mempengaruhi level zat besi pada bayi. Di sisi lain, menunda memotong tali pusat kemungkinan juga meningkatkan risiko penyakit kuning.
Sebuah penelitian pun dilakukan dengan melibatkan 3.911 wanita dan bayi mereka. Hasilnya, pemotongan tali pusat tidak akan membuat perbedaan pada risiko pendarahan ibu. Ketika pemotongan tali pusat ditunda, bayi memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi selama satu atau dua hari setelah lahir. Berat badan bayi yang tali pusatnya ditunda dipotong juga lebih tinggi.
"Dalam penelitian yang berkembang, menunda pemotongan tali pusat dapat meningkatkan konsentrasi hemoglobin awal dan simpanan zat besi pada bayi. Pendekatan yang lebih liberal untuk menunda penjepitan tali pusat pada bayi sehat tampaknya dibenarkan," kata Dr Philippa Middleton, dari Adelaide University.
Penundaan pemotongan tali pusat, menurut Dr. Middleton, juga tidak meningkatkan risiko penyakit kuning pada bayi baru lahir. Jika terjadi bayi bisa segera diberikan terapi cahaya. Tapi hal ini juga harus dianalisis lebih lanjut. Penelitian ini dipublikasi dalam The Cochrane Library. (umi)
Baca Juga :
Patok Harga Rp850 Ribu, Joki Jalur Alternatif Puncak Bogor yang Ditangkap Minta Maaf
Joki jalur alternatif di kawasan Puncak, Bogor, akhirnya meminta maaf setelah aksinya viral di media sosial akibat mematok tarif tak wajar kepada wisatawan.
VIVA.co.id
24 Desember 2024
Baca Juga :