Tips Dokter Mata untuk Penggunaan Gadget pada Anak, Jangan Sampai Kebablasan!
- ist
VIVA – Di era digital saat ini, penggunaan gadget, terutama ponsel dan tablet, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, seiring dengan semakin meningkatnya ketergantungan terhadap perangkat ini, muncul berbagai kekhawatiran tentang dampaknya terhadap kesehatan mata, terutama pada anak-anak.
Dalam wawancara dengan seorang dokter mata, kami mendapatkan informasi mengenai batasan penggunaan gadget yang sehat untuk anak-anak, serta dampak negatif jika penggunaan gadget tidak terkontrol.
Kesehatan mata anak Indonesia memang masih perlu mendapat perhatian khusus. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mendapati 0,6 persen anak Indonesia berusia di atas 1 tahun ternyata mengidap disabilitas penglihatan. Dari presentase tersebut, 11,7 persen bahkan perlu menggunakan alat bantu lihat.
Ilustrasi Anak Kecanduan Gadget
- Freepik
Penyebab utamanya mencakup kelainan refraksi yang tidak dikoreksi, retinopati premauritas, katarak, kelainan okular bawaan, jaringan parut pada kornea, dan gangguan penglihatan selebal.
Jika tidak ditangani, kondisi-kondisi tersebut dapat menghambat tumbuh kembang anak secara signifikan. Menurut dokter mata, tidak ada rekomendasi khusus yang diberikan oleh profesi medis untuk batasan penggunaan gadget berdasarkan usia.
Namun, secara umum, penggunaan gadget dapat berdampak pada beberapa aspek penting dalam perkembangan anak, seperti aspek sosial, perkembangan intelektual, dan lainnya.
Untuk itu, disarankan adanya pembatasan penggunaan gadget agar dampak negatif tersebut bisa diminimalisir.
"Untuk batasan penggunaan dari dokter mata nggak ada rekomendasi khusus. Tapi secara umum penggunaan gadget itu berpengaruh ke masalah aspek sosial, perkembangan intelektual, dan lain-lain," kata Dokter Subspesialis Pediatric Ophthalmology and Strabismus JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. Hasiana Lumban Gaol, SpM, dalam acara CESC JEC: Revolusi One-Stop-Service Perawatan Mata Anak, di Jakarta, Selasa 15 April 2025.
Berdasarkan saran dari dokter, ada panduan umum mengenai durasi penggunaan gadget yang sebaiknya diterapkan pada anak-anak, yakni:
1. Usia 2 Tahun ke Bawah: Penggunaan gadget pada anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya dihindari sama sekali.
Ilustrasi anak main HP/gadget.
- Pexels/Ron Lach
Pada usia ini, perkembangan motorik dan sensorik anak membutuhkan interaksi fisik dan visual langsung dengan lingkungan sekitar, yang tidak dapat digantikan dengan waktu yang dihabiskan di depan layar.
2. Usia 2 hingga 10 Tahun: Untuk anak-anak usia 2 hingga 10 tahun, dokter merekomendasikan pembatasan waktu penggunaan gadget menjadi maksimal satu jam per hari.
Hal ini penting untuk memastikan anak tetap memiliki waktu untuk aktivitas fisik, interaksi sosial, serta pembelajaran yang lebih interaktif.
3. Usia di Atas 10 Tahun: Bagi anak usia di atas 10 tahun, penggunaan gadget sebaiknya dibatasi hingga dua jam per hari.
Pada usia ini, meskipun anak-anak sudah mulai lebih sering menggunakan gadget untuk keperluan pendidikan, tetap penting untuk mengatur waktu agar tidak berlebihan.
Ilustrasi anak pakai kacamata/main gadget.
- Pixabay.
Meski demikian, dokter mengakui bahwa penerapan pembatasan penggunaan gadget ini cukup sulit dilakukan, terutama di tengah kebiasaan baru yang semakin mengandalkan perangkat digital.
Banyak sekolah yang kini mulai mengintegrasikan penggunaan tablet dan layar LCD dalam proses belajar mengajar.
Hal ini tentu saja membuat pembatasan waktu penggunaan gadget menjadi lebih menantang, mengingat anak-anak terpapar perangkat digital dalam kegiatan pendidikan mereka sehari-hari.
"Tapi memang pada pelaksanaannya agak sulit karena sekolah pun sudah pakai tab, layar lcd, dan lainnya," katanya.