Bukan Manis yang Utama! Ade Rai Ungkap Strategi Buka Puasa yang Bikin Body Goals Tetap Aman
- youtube @vindes
Jakarta, VIVA – Berbuka puasa dengan yang manis menjadi salah satu hal yang umum dilakukan oleh umat muslim selama bulan puasa. Namun perlu hati-hati jika terlalu banyak mengonsumsi makanan manis bisa menyebabkan keinginan makan kita berlebih. Alhasil kita tidak pernah merasa kenyang dan berujung pada kenaikan berat badan.
“Dari kecil kita sudah terpapar narasi begitu, berbukalah dengan yang manis, sebenarnya kan enggak ada salahnya juga. Orang kita juga enggak makan gitu kan ,fasting (puasa), tidak masuk makanan otomatis kita pasti akan langsung kalau jamnya buka otomatis (makan manis). Cuma yang jadi masalah adalah hati-hati dengan over kompensasi,” kata Ade Rai dikutip dari tayangan YouTube Kasi Solusi.
Dalam penjelasannya, Ade Rai juga mengungkap bahwa mengonsumsi makanan yang manis sendiri secara umum bisa meningkatkan lonjakan gula darah menjadi tinggi. Ketika gula darah meningkat maka secara otomatis tubuh akan berusaha keras menurunkan gula kembali ke 90-100mg/dl. Ketika proses lonjakan gula darah terlalu tinggi maka berdampak pada rasa kantuk, meningkatnya keinginan untuk makan,dan lemas.
“Begitu kita gula darah kita naik ke atas nah gula darah kita naik ke at atas kan badan kita yang saya cerita punya kecerdasan sendiri untuk turunin gula darah kan. Harus turunin balik ke baseline-nya 90- 100 mg/dl darah yang nurunin kan si insulin itu kan. Nah jadi pas gula darahnya naik kan harus diturunin nah, semakin naiknya semakin tinggi otomatis semakin curam penurunannya. Kalau semakin curam badan kita memberikan instruksi kepada kita untuk melakukan tiga hal, satu ngantuk dua lemas tiga lapar,” kata dia.
Dia menambahkan, “Itu berlakunya kurang lebih 1 sampai 1,5 jam dan begitu (gula darah) turun ngelewatin baseline itu penurunan begitu curam. Hal itu yang membuat makanya kenapa kita jadi kepengin makan lagi. Jadi akhirnya makanya kita makan lagi, nah ketika makan lagi nanti hanya nunggu 1,5 jam diturunin lagi. Kalau misalnya kita tidak tidur kita ngapain? makan lagi. Nah makanya terjadi namanya roller coaster energy,” jelas dia.
Ade Rai menjelaskan untuk itu maka dibutuhkan strategi yang tepat ketika berbuka di bulan Ramadhan sehingga tidak terjadi keingan untuk makan terus atau tidak mengenal rasa kenyang. Salah satu caranya adalah dengan jangan memulai berbuka dengan yang manis-manis sehingga tidak terjadi lonjakan gula darah.
“Makanya strategi karbo apa kalau orang tanya? misalnya ‘oh karbo jahat ya’ ya tergantung kita punya toleransi tidak terhadap karbo Terus kalau kita mau nikmati karbo gimana strateginya? Satu pilih karbo yang alami jangan karbo yang olahan contoh misalnya kalau karbo yang alami berarti kalau alami beri tahu berarti kan alami itu adalah sesuatu yang bisa kita petik yang bisa kita gali,” jelas dia.
Setelah itu, strategi kedua adalah konsumsi karbo bersamaan dengan protein, lemak dan serat.
“Jadi waktu kita masukin ke mulut kita masukinnya dulu si sayurnya dulu, habis itu kita makan proteinnya, kan sudah mulai masuk tuh. Habis itu kita masukin nasinya,”kata dia.
