Cek Kesehatan Gratis Bantu Deteksi Dini Masalah Ginjal
- times of india
VIVA – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) telah berlangsung selama lebih dari satu bulan lamanya. Program CKG ini diketahui memberi kemudahan masyarakat untuk melakukan screening gejala penyakit termasuk ginjal di fasilitas kesehatan dasar, puskesmas.
“Salah satunya yang kita lakukan adalah pemeriksaan screening untuk ginjal dan ini dilakukan di puskesmas. Pemeriksaannya di layanan kesehatan dasar, tujuannya adalah bagaimana mengintervensi lebih dini,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam press conference World Kidney Day 2025 di Jakarta, Rabu 12 Maret 2025.
Untuk pemeriksaan screening ginjal di puskesmas dalam program CKG ini, dengan menggunakan ureum kreatinin. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG)
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Pemeriksaan tersebut kata Nadia akan lebih difokuskan kepada mereka yang memiliki faktor risiko diabetes melitus, hipertensi, obesitas dan dislipidemia. Beberapa penyakit tersebut diketahui bisa menimbulkan risiko masalah gangguan ginjal.
“Memang saat ini (pemeriksaan) ginjal bukan dilakukan kepada seluruh orang, karena kita mau beresin dulu faktor risiko tadi. Bahwa orang yang DM, Obesitas, hipertensi dan dislipit itu berisiko untuk ginjalnya rusak. Kalau orang yang kita dapatkan dm, hipertensi, obesitas dan gangguan dislipidemia maka dia dilanjutkan dengan pemeriksaan ginjal ureum kreatinin,” sambung dia.
Menariknya, diungkap Nadia bahwa dari pemeriksaan tersebut diketahui setengahnya diketahui mengalami masalah gangguan ginjal. Mereka yang diperiksa juga kata Nadia tidak memiliki gejala apa pun terkait masalah gangguan ginjal.
Ilustrasi ginjal.
- times of india
“Data sementara dari jumlah orang yang saat ini kita periksaan memang jumlahnya masih kecil kurang lebih 30 ribu itu, 50 persen gangguan urine kreatinin. Tapi memang dia sudah faktor risiko dm (diabetest melitus), hipertensi. Tadinya tidak punya gejala, ternyata pada saat diperiksa 50 persen mengalami gangguan ginjal,” kata dia.
Lebih lanjut diungkap Nadia bahwa saat ini untuk pemeriksaan ginjal sendiri baru menggunakan pemeriksaan laju filtrasi glomerulus (LFG). Mengingat keterbatasan alat pemeriksaan di Puskesmas.
Ilustrasi ginjal.
- Freepik/pch.vector
Sebagai informasi pemeriksaan laju filtrasi glomerulus atau estimated glomerular filtration rate (eGFR) adalah tes untuk mengukur fungsi ginjal.
“Ini diperiksanya pakai laju filtrasi glomerulus katanya itu yang kedua, lebih sensitif UACR (Rasio Albumin-Kreatinin Urin) daripada ini (laju filtrasi glomerulus). Cuman puskesmas belum punya alatnya untuk melakukan pemeriksaan makanya kita pakai pemeriksaan laju filtrasi glomerulus tahun ini. Itu aja ketahuan 50 persen, artinya ginjal ke depan kalau tidak kita deteksi dini gak screening dini itu jadi masalah,” jelas dia.
