Tak Sahur demi Menurunkan Berat Badan, Tepatkah? Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh
- inmagine
VIVA – Berpuasa di bulan Ramadhan seperti saat ini sering dimanfaatkan sekaligus untuk menurunkan berat badan. Mengingat asupan dari sisi waktu makan dan jumlah makanan yang kita konsumsi selama bulan Ramadan lebih terkontrol.
Bahkan ada beberapa dari kita yang cukup ekstrem dalam mengatur pola makan saat berpuasa demi menurunkan berat badan. Salah satu yang sering dilakukan adalah dengan menskip atau melewatkan waktu sahur demi penurunan berat badan tersebut.
Lantas bagaimana dengan tindakan tersebut? Apakah benar demikian? Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Ilustrasi Diet Intermittent Fasting
- www.freepik.com/free-photo
Terkait hal itu spesialis penyakit dalam Gastroenterologi-Hepatologi yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB pun angkat bicara.
Prof Ari Fahrial turut menjelaskan bahwa selama berpuasa makan harus tetap teratur yakni dua kali sehari saat sahur dan berbuka puasa.
Sebab jika membiarkan perut kosong selama lebih dari 20 jam dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan.
Ilustrasi diet makanan untuk menjaga kesehatan hati.
- vstory
“Makan harus teratur selama berpuasa ini, kita tetap harus sahur dan berbuka. Kalau tidak, (perut yang) terlalu lama kosong tentu ini akan berakibat berbagai masalah pencernaan timbul,” kata dia saat dikonfirmasi usai acara Kampanye Buka Jalan Kebaikan & Ngabuburgigs bersama Promag di Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat, Senin 10 Maret 2025.
Lebih lanjut diungkap oleh Prof Ari bahwa memang benar jika membiarkan perut kosong selama 20 jam terjadi penghancuran protein yang bisa berdampak pada penurunan berat badan.
Namun di satu sisi penghancuran protein yang banyak itu bisa mempengaruhi masalah kesehatan tubuh seseorang.
Ilustrasi Diet
- Pexels.com
“Ketika kita berpuasa lebih dari 20 jam yang terjadi adalah penghancuran protein yang tentu akan penurunan berat badan satu sisi tapi protein banyak yang dihancurkan sehingga akan mempengaruhi daya tahan tubuh. Sehingga dia secara keseluruhan akan lemah, lesu belum lagi juga akan kekurangan cairan, dehidrasi yang tentu akan berakibat juga pada gangguan ginjal,” sambungnya.
Prof Ari menjelaskan bahwa sebenarnya selama berpuasa dan tetap makan teratur saat sahur dan berbuka sendiri akan terjadi penurunan berat badan yang signifikan. Namun ini harus diimbangi dengan pola makan yang tepat.
“Sebenarnya dengan kita mengurangi yang biasanya makan 3 kali menjadi 2 kali sebenarnya akan terjadi penurunan berat badan yang signifikan. Yang penting makan makanan berlemak itu harus kita kurangi, dan umumnya orang sakit maag ketika sudah memasuki minggu kedua biasanya akan lebih sehat karena makannya jadi teratur dan mengurangi camilan yang tidak bermanfaat,” jelas dia.