Jangan Sampai Sakit di Negeri Orang! Ini Tips Kesehatan dari Prof Tjandra untuk Liburan ke Luar Negeri
- prof tjandra
Jakarta, VIVA – Aktivitas bisnis, atau bahkan liburan ke luar negeri sering dijalani oleh masyarakat Indonesia. Dari waktu ke waktu selalu saja ada warga +62 yang keluar negeri, baik untuk bekerja, belajar, mengunjungi kerabat atau berwisata. Namun perlu diwaspadai, aktivitas tersebut berisiko menularkan berbagai penyakit.
Hal ini juga diungkapkan oleh Direktur Pascasarjana Universitas YARSI yang juga Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama. Untuk itu, penting mencari tahu informasi terkini dari negara yang akan dikunjungi, termasuk mencari tahu informasi seputar masalah kesehatan dan risiko penyakit menular di negara yang akan dituju.
"Ada risiko berbagai penyakit menular di berbagai belahan dunia. Karena itu, sebenarnya yang baik adalah kalau seseorang akan keluar negeri maka dia mencari tahu informasi tentang masalah kesehatan apa yang ada di negara yang akan dikunjungi, dan bagaimana persiapan yang harus dilakukan," kata Prof Yoga pada VIVA.co.id.
"Sekarang ini kalau ada warga kita ke luar negeri maka biasanya mempersiapkan hotel, informasi transportasi lokal, cuaca, kurs uang setempat dll., masih jarang yang cari informasi juga tentang kesehatan," tambahnya.
Prof Yoga juga mengatakan, di banyak negara sudah banyak ditemui "Travel Clinic" dimana orang bisa datang mendapat informasi kesehatan, juga bila perlu mendapat vaksinasi sesuai kebutuhan negara tujuan. "Di beberapa negara juga pemerintah setempat menyediakan informasi kesehatan berbagai negara. Di website :Center of Diseases Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat selalu ada informasi ini, dan bahkan selalu di update kalau di suatu negara misalnya sedang berkecamuk penyakit tertentu."
Bahkan website CDC, lanjutnya, selalu memberi rekomendasi kesehatan tertentu, termasuk risiko kesehatan kalau warga Amerika akan ke suatu negara. Tentu kata Prof Yoga, akan baik sekali kalau Kementerian Kesehatan kita juga menyediakan informasi serupa CDC Amerika itu, sehingga kalau ada warga kita yang akan ke luar negeri akan mudah mendapatkan informasi kesehatan negara tujuan kunjungannya hanya dengan mengklik website Kementerian Kesehatan.
"Nah, di Bandara Haneda Tokyo bahkan juga ada ruangan khusus berjudul 'Travelers Health Information' yang saya kunjungi ini. Selain ada berbagai brosur maka ada peta dunia yang di berbagai areanya ada tanda 'bar code' yang kalau kita buka dengan telepon genggam kita maka akan ada informasi mutakhir kemungkinan penyakit di berbagai belahan dunia. Jadi, warga Jepang yang sudah di bandara internasional dan siap terbang dapat mampir ke ruangan ini dan mendapat informasi mutakhir," tambah Prof Yoga.
Bagi Prof Yoga, jika hal ini diterapkan di Indonesia, akan memiliki dampak yang baik dan sangat bermanfaat.
"Ini suatu ide yang sangat baik untuk melindungi warga Jepang yang akan ke luar negeri. Akan amat baik juga kalau di Bandara Internasional kita juga dibuat ruangan serupa, yang dapat dikelola oleh Badan Karantina Kesehatan (BKK) setempat, yang dulu nama instansinya adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai padanan dari kata 'Port Health Office', istilah yang dipakai luas di dunia."
Menurut Prof Yoga, perlindungan pada warga negara tentu merupakan salah satu prioritas penting pemerintah kita, dan sesudah 100 hari pertama kerja ini maka akan bagus kalau di semua bandara internasional kita di sediakan ruangan "Travelers Health Information" seperti di bandara Haneda ini.
"Suatu hal yang jelas tidak sulit dilakukan atau tegasnya layak laksana, dan akan melindungi warga negara kita yang akan ke luar negeri," ujarnya.