Nyaru Sama Cemas dan Panik! Waspada Jantung Berdebar Bisa Jadi Pertanda Aritmia, Apa Bahayanya?
- chajamp dari Freepik
Jakarta, VIVA – Rasa jantung berdebar atau palpitasi adalah sensasi detak jantung yang terasa lebih cepat, kuat, atau tidak beraturan, dan seringkali membuat penderitanya merasa cemas.
Salah satu penyebab utama jantung berdebar adalah aritmia, yaitu gangguan pada ritme detak jantung yang terjadi akibat masalah pada sinyal listrik jantung. Aritmia dapat menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau berdetak tidak beraturan. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Meski demikian, jantung berdebar juga sering dikaitkan dengan masalah gangguan mental seperti kecemasan atau serangan panik, yang disebabkan oleh lonjakan hormon stres seperti adrenalin.
"Dia berdebar-debar, ibu-ibu nih, beberapa kali bilang ke suaminya, suaminya malah bilang, ah itu mah perasaan aja kali kamu. Sensi lah, atau overtinking lah gitu. Sampai dibawa ke psikiater karena setiap kali dibawa ke dokter jantung, bilangnya normal," kata Konsultan Intervensi Jantung dan Aritmia Eka Hospital BSD, dr. Ignatius Yansen Ng, MD, FIHA, FasCC, FAPSC, dalam acara Ngobrol Sehat bersama media, di Jakarta, Rabu 19 Februari 2025.
Ilustrasi jantung.
- Pixabay
Perbedaan utama dari kedua kondisi itu adalah pada gangguan mental, jantung berdebar biasanya disertai gejala psikologis seperti rasa takut berlebihan, gelisah, atau sesak napas tanpa sebab fisik yang jelas. Sementara itu, aritmia sering kali muncul tanpa pemicu emosional dan bisa terjadi bahkan saat sedang rileks. Jika ragu, sebaiknya periksa ke dokter untuk memastikan penyebab yang mendasarinya.
Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan tanda-tanda aritmia sehingga memeriksakan diri ketika denyut jantung dalam kondisi normal. Hal ini lah yang menyebabkan banyak kasus tidak terdiagnosa dengan benar.
"Karena tidak pada saat kejadian ke dokter jantungnya. Pada lagi berdebar, misalnya tadi malam, atau minggu lalu, pada saat dibawa ke dokternya udah nggak berdebar lagi. Tapi akhirnya suatu kali ketika dia lagi berdebar nih, suaminya di suruh pegang nadinya. Benar, 200 kali per menit dibawa ke dokter, baru akhirnya dilakukan pemeriksaan listrik jantung, dan di-update, oh ternyata benar ada gangguan irama jantung," papar dr. Ignatius.
"Ya, ternyata sebagian itu under diagnosed, dan banyak malah yang datangnya ke tempat lain. Ke psikiater, atau ke psikolog, karena perasaan berdebarnya itu karena cemas berlebih, karena anxiety, atau apa macamnya gitu," tambahnya.
Aritmia dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti stres, kelelahan, konsumsi kafein atau alkohol berlebihan, serta gangguan pada jantung itu sendiri, seperti penyakit jantung koroner atau kelainan katup jantung. Meskipun beberapa kasus aritmia tidak berbahaya, beberapa jenis dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti stroke atau gagal jantung.
"Keluhannya kadang-kadang sangat bervariasi ya. Dari mulai tidak ada keluhan, sampai keluhan yang sangat berat. Yang paling umum sih berdebar, sesak, nyeri dada, segala macam ya," kata dr. Ignatius.