GAMA-ICTM 2025 Resmi Dibuka, Para Ahli Berkumpul Bahas Inovasi untuk Pengendalian Penyakit Tropis
- Bakrie Center Foundation.
Yogyakarta, VIVA – Konferensi Internasional Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine (GAMA-ICTM) 2025 resmi dibuka di Yogyakarta, tepatnya di auditorium Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.
Acara yang diadakan oleh Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM ini menghadirkan para ahli, akademisi, dan praktisi dari berbagai negara untuk membahas inovasi serta tantangan dalam pengendalian penyakit tropis di tengah perubahan dunia yang dinamis. Konferensi yang berlangsung selama dua hari ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi global dalam menemukan solusi berkelanjutan untuk berbagai tantangan kesehatan. Scroll untuk informasi selengkapnya!
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata yang menyampaikan bahwa konferensi beserta tema yang diambil tepat untuk dilaksanakan saat ini.
“Konferensi ini diadakan pada momen krusial dalam situasi kesehatan global,” ungkap Prof. Yodi, dalam keterangannya, dikutip Jumat 14 Februari 2025.
GAMA-ICTM 2025.
- Bakrie Center Foundation.
Hal tersebut didasarkan pada ketidakpastian kebijakan politik, peralihan prioritas kesehatan global dan tidak menentunya pendanaan dengan jumlah yang signifikan. Pelaksanaan konferensi dua tahunan ini, lanjut Prof Yodi, menjadi momen yang krusial sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan terkini, mendiskusikan inovasi medis, serta memperkuat kolaborasi dalam pengendalian dan pencegahan penyakit tropis.
Setelah dibuka secara resmi, konferensi diisi dengan sambutan oleh Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Yudhi Pramono. Dalam sambutannya, dr. Yudhi mengapresiasi pelaksanaan konferensi ini.
“Pencegahan dan pengendalian penyakit tropis memerlukan sinergi global,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan komitmen pemerintah dalam menangani penyakit tropis di Indonesia. Pemerintah telah mengembangkan berbagai strategi, termasuk pengawasan terintegrasi, sistem peringatan dini, serta pemanfaatan kecerdasan buatan untuk kesiapsiagaan pandemi.
Hari pertama GAMA-ICTM 2025 menghadirkan dua simposium utama yang membahas inovasi dan tantangan dalam pengendalian penyakit tropis. Simposium pertama menyoroti pengembangan vaksin malaria, dampak perubahan iklim terhadap vektor penyakit, serta tantangan deteksi dini. Sedangkan simposium kedua membahas strategi peningkatan cakupan vaksinasi, termasuk pengalaman global dalam pemberantasan polio dan tantangan vaksin oral, dengan pembicara dari University of Alabama, Imperial College London, dan Kementerian Kesehatan RI.
Selain diskusi ilmiah, hari pertama GAMA-ICTM 2025 juga menampilkan peluncuran buku yang mengupas tantangan serta solusi dalam pengendalian penyakit tropis. Dokter Risalia Reni Arisanti memperkenalkan buku pertama yang menyoroti evaluasi program kesehatan dengan judul yang sama. Sedangkan Prof. dr. Eggi Arguni memaparkan buku kedua yang berfokus pada dinamika penyakit demam berdarah berjudul Dengue: Berbagai Aspek dan Solusinya. Peluncuran buku ini menjadi bagian penting konferensi yang menghadirkan wawasan baru bagi akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam memperkuat sistem kesehatan global.
Sejatinya rangkaian GAMA-ICTM 2025 telah dimulai sehari sebelumnya dengan pelaksanaan dua workshop pra-konferensi. Keduanya menghadirkan pendekatan inovatif dalam pengendalian penyakit menular tropis. Workshop pertama membahas teknologi Wolbachia untuk pengendalian demam berdarah dengue (DBD), sebuah metode yang kini diterapkan di lima kota di Indonesia.
Workshop kedua berfokus pada pemodelan transmisi penyakit infeksi menular yang membekali peserta dengan keterampilan dalam memprediksi dan memitigasi ancaman wabah, sejalan dengan pelajaran dari pandemi COVID-19. Kedua sesi ini memberikan wawasan strategis bagi para profesional kesehatan dalam menghadapi tantangan penyakit menular di masa depan.
Kegiatan ini merupakan kerja sama Pusat Kedokteran Tropis UGM dengan Bakrie Center Foundation sebagai pelaksanaan edukasi ke masyarakat perihal pengendalian penyakit tropis.