Prevalensi Penyakit Kronis pada Anak Meningkat Gegara Jajanan Sekolah, Ahli: Tidak Aman Mutu Pangannya

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • freepik/lifeforstock

Jakarta, VIVA – Prevalensi penyakit kronis pada anak-anak meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena pola konsumsi jajanan pada anak sekolah yang tinggi garam, gula, dan lemak.

Lolly Dipindah ke Rumah Istimewa, Razman Arif Gak Boleh Ketemu

Dosen Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB, Purnawati Hustina Rachman, S.Gz., M.Gizi, turut mengungkap apa yang menjadi penyebab permasalahan gizi pada anak usia sekolah. Scroll untuk mengetahui jawabannya, yuk!

“Penyebab permasalahan gizi pada anak usia sekolah sebenarnya cukup banyak bersumber dari jajanan yang tidak aman mutu pangannya. Oleh karena itu, penyediaan kantin sehat, dengan mutu pangan yang terjaga, serta tempat yang kebersihannya memadai, di lingkungan sekolah sangatlah penting,” ujar Hustina dalam keterangannya, dikutip Jumat 24 Januari 2025.

Israel Serbu Rumah-Masjid dan Tangkap 64 Orang Termasuk Anak-anak Palestina di Tepi Barat

Untuk menciptakan kantin sekolah yang dapat dikategorikan sebagai kantin sehat, 4 pilar (komitmen & manajemen, sarana-prasarana, sumber daya manusia, mutu pangan) yang menjadi parameter, perlu diidentifikasi apakah seluruhnya telah memadai. 

Anak Korban Perceraian di Palembang Bakal Terima Uang Rp500 Ribu per Bulan

“Kemudian mengenai jenis makanan maupun minuman yang saat ini disediakan di kantin sekolah, bapak dan ibu sebagai guru bisa mulai mengkategorikannya berdasarkan warna (hijau, jingga, merah),” jelasnya.

“Hijau artinya makanan dan minuman yang dianjurkan untuk disediakan, jingga artinya makanan dan minuman yang perlu dibatasi, merah artinya makanan dan minuman yang tidak diperbolehkan. Dengan begitu, bapak dan ibu turut berkontribusi dalam mempercepat penyediaan kantin sekolah yang sehat,” lanjutnya. 

Guru Besar dan Dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Ir. Annis Catur Adi, M.Si, menambahkan, pemahaman gizi, perilaku konsumsi, serta gaya hidup yang bersih dan sehat dapat mencegah terhindar dari berbagai risiko penyakit kronis maupun degeneratif, tidak hanya pada orang dewasa, namun juga anak-anak.  

“Peningkatan kurva penderita penyakit degeneratif tidak terlepas dari gaya hidup masyarakat yang tidak sehat, termasuk di antaranya pola makan yang salah. Konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit tidak menular. Penyakit tersebut bisa dicegah sejak dini apabila kesadaran masyarakat makin tinggi terhadap gaya hidup dan pola makan yang menyehatkan,” ungkap Prof. Annis Catur.

“Oleh karena itu, penting sekali sebagai orangtua untuk bisa menyiapkan dan memenuhi asupan gizi seimbang yang baik bagi anak. Dan tidak kalah penting, kita sebagai orangtua di rumah, dan guru di sekolah, juga bisa memastikan sanitasi yang baik di lingkungan sekitar kita. Karena kebersihan lingkungan juga menjadi faktor anak-anak bisa terhindar dari infeksi maupun penyakit menular lainnya,” lanjutnya.

Dalam kesempatan ini, Prof. Annis Catur juga memberikan beberapa langkah dalam memenuhi asupan gizi seimbang harian dan juga cara untuk terhindar dari risiko penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, dan serangan jantung di kemudian hari.

“Gizi merupakan dasar dan pondasi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas guna mencapai Indonesia Emas. Penyakit Tidak Menular (PTM) sebenarnya bisa dicegah mulai usia dini dengan gizi yang baik dan gaya hidup sehat,” tukasnya.

Menurut Prof Annis, selalu baca label informasi gizi produk yang dibeli, ganti gula dengan rempah sepert jahe, kayu manis, atau pala. Kurangi atau hentikan konsumsi minuman bersoda dan ganti dengan air mineral biasa. Batasi juga penggunaan gula putih atau sirup sebagai pemanis. Pilih buah yang segar atau beku sebagai camilan.

“Kemudian, untuk terhindar dari risiko penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, dan serangan jantung di kemudian hari, penting bagi kita untuk bisa mengurangi asupan gula, garam, lemak, sebagaimana dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI,” jelasnya.

Lebih lanjut untuk mengurangi asupan garam, terkadang dalam memasak menu harian kita khawatir jika kurang penggunaan garamnya, maka akan membuat rasa masakan menjadi kurang lezat. Apa solusinya?

“Nah saya memiliki cara yang cukup mudah untuk diterapkan supaya kita tetap bisa membuat masakan terjaga kelezatannya, sekaligus penggunaan garamnya berkurang, yaitu dengan konsep Bijak Garam. Dengan mengurangi sebagian penggunaan garam dalam aktivitas memasak harian, dan menggantinya dengan menambahkan sedikit MSG, kita bisa mengurangi asupan garam, sekaligus menjaga kelezatan masakan,” katanya. 

Prof Annis mencontohkan, dalam memasak menu sup ayam, dari yang biasanya kita menuangkan 2 sendok teh (sdt) garam ke dalam 1 liter kuah, cukup diubah menjadi 1 sdt garam ditambah setengah sdt MSG.

“Dengan itu kita sudah menerapkan konsep Bijak Garam. Mengapa demikian? Karena dalam MSG hanya memiliki 1/3 kandungan natrium jika dibandingkan dengan garam dapur biasa. Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan MSG dapat mengurangi asupan natrium (garam), namun kelezatan makanan tetap terjaga,” lanjutnya.

Sementara itu, Grant Senjaya, Head of Corporate Communications Dept – PT Ajinomoto Indonesia giat mengampanyekan konsep Bijak Garam.

“Ini merupakan salah satu inisiatif Ajinomoto Health Provider, guna mencapai tujuan besar kami menjadi perusahaan yang ‘memperkuat kesejahteraan yang berkelanjutan bagi manusia, masyarakat, dan bumi, melalui AminoScience,” tuturnya.

“Ajinomoto Health Provider merupakan sebuah inisiatif keberlanjutan terintegrasi dari Grup Ajinomoto Indonesia, meliputi aktivitas yang menunjang kesehatan bagi manusia dan kelestarian lingkungan,” tutupnya. 

Foto Maternity Aaliyah Massaid.

Haru! Thariq Halilintar Tulis Pesan Menyentuh untuk Calon Buah Hati

Kabar bahagia dari Aaliyah Massaid yang mengumkan kehamilan anak pertamanya. Memasuki usia kandungan empat bulan, Thariq Halilintar tulis pesan haru untuk anak. Isinya...

img_title
VIVA.co.id
24 Januari 2025