Angka Anemia Remaja Paling Tinggi di DKI Jakarta, Kenapa?

Ilustrasi sakit anemia
Sumber :
  • songsak dari Freepik

Jakarta, VIVA – Angka kasus anemia pada remaja di Indonesia diketahui mengalami penurunan. Dibandingkan dengan lima tahun lalu, angka anemia pada remaja di Indonesia tercatat sebanyak 16,3 persen.

Kelakukan Bejat Ketua RT di Makassar. Cabuli Remaja 14 Tahun Warganya Sendiri

"Survei Kesehatan Indonesia di tahun 2023 anemia remaja itu sudah turun dari 27 persen menjadi 16,3 persen. Tapi angka 16,3 persen itu masih tinggi," kata Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan, dr. Maria Endang Sumiwi dalam temu media Hari Gizi Nasional di Kementerian Kesehatan, Selasa 21 Januari 2025. 

Lebih lanjut diungkap Maria bahwa dalam mengatasi masalah anemia pada remaja pemerintah sendiri telah memberikan tablet tambah darah. Tak hanya itu saja, pada tahun 2023 lalu, pemerintah melakukan pemeriksaan hemoglobin pada siswi remaja kelas 1 SMP dan kelas 1 SMA. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi kemajuan dari pemberian tablet tambah darah.

Remaja Wanita Korban TPPO Sudah Layani Ratusan Pria Hidung Belang

Sayangnya kata Maria meski ada beberapa wilayah yang menujukkan penurunan angka kasus anemia. Namun ada beberapa wilayah yang menunjukkan peningkatan, salah satunya adalah Jakarta. Diungkap Maria Jakarta menjadi salah satu kota dengan angka anemia remajanya meningkat. 

"Kita di 2023 melakukan pengecekan hemoglobin untuk mengevaluasi kemajuan edukasi pemberian tablet tambah darah. Beberapa wilayah menunjukkan penurunan, beberapa wilayah menunjukkan peningkatan. Jakarta salah satu kota yang anemia remajanya meningkat," kata dia. 

Awal Mula 2 Remaja Wanita Dijadikan PSK Layani 70 Pria Baru Dapat Uang Rp 3,5 Juta

Diungkap Maria dalam satu tahun terakhir ini sekitar 40 persen anak di DKI Jakarta mengalami anemia. Anemia ini paling banyak ditemukan pada anak di sekolah dasar kelas 5 dan anak sekolah menegah pertama kelas 1 SMP. 

Diungkap Maria bahwa faktor meningkatnya kasus anemia remaja sendiri multifaktor. Termasuk soal perilaku kebiasaan di rumah dalam mengonsumsi makanan. 

"Ini masalah perilaku kebiasaan di rumah, contoh dari orang tua ada banyak faktor. Belum lagi kepentingan komersil yang memberikan iklan-iklan yang menjadi tantangan pola makan yang tidak sehat. Maka dari itu kita harus memilih makanan yang sehat dan bergizi," kata dia.

Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Lovely Daissy mengungkap bahwa bukan hanya DKI Jakarta. Angka remaja anemia juga masih tinggi di Nusa Tenggara Timur. Di salah satu sekolah di NTT saja kata dia angka kasus anemia pada remaja perempuan ada 70 persen. 

"Di NTT ada daerah ketahanan pangannya kurang. Hasil kita screening di satu sekolah menemukan masih di atas 70 persen di satu sekolah. Ini tergantung pola makan. Masyarakat kita remaja konsumsi di sekolah yang tersedia apa. Masyarakat kurang mampu makannya kurang, di rumah kurang cukup 3 kali sekali. Di NTT ada daerah ketahanan pangannya kurang," kata dia.

Sementara itu, Daisy juga mengungkap tentang faktor penyebab angka anemia pada remaja putri di Jakarta yang cukup tinggi. Salah satunya adalah pola makan fast food.

“Pola konsumsi tidak benar kebanyakan anemia pada remaja kita karena kekurangan zat besi. Jadi makanan sekarang yang fast food, zat besi kurang tanpa buah, tanpa sayur itu akan berpengaruh pada zat gizi mikro meski zat gizi makronya terpenuhi,” ujar dia.

Tentara Israel menewaskan seorang remaja Palestina dan melukai dua orang lainnya dalam sebuah penggerebekan pada Minggu malam, 19 Januari 2025, di Tepi Barat.

Remaja 14 Tahun Ditembak Mati Tentara Israel di Tepi Barat

Tentara Israel menembak mati seorang remaja Palestina dan melukai dua orang lainnya dalam sebuah penggerebekan di Tepi Barat pada Minggu malam, 19 Januari 2025.

img_title
VIVA.co.id
20 Januari 2025