Program Makan Siang Gratis: Bukan Cuma Kenyang, Tapi Juga Edukasi Gizi untuk Keluarga!
- VIVA.co.id/Isra Berlian
Jakarta, VIVA – Sudah tiga minggu program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan. Dengan berjalannya program MBG ini diharapkan bisa menjadikan anak-anak menjadi agen perubahan di keluarga untuk memilih makanan yang bergizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi.
"Makan bergizi gratis ini bukan sekedar memberikan makan. Makan bergizi gratis ini juga guru menerangkan. Jadi di setiap makan guru itu menerangkan ini makanan yang seimbang, bergizi, sehat dan aman. Bukan makanan kalau tidak aman," kata Staf Ahli Badan Gizi Nasional, Ikeu Tanziha kepada awak media dalam acara temu media Hari Peringatan Gizi di Kementerian Kesehatan, Selasa 21 Januari 2025.Â
Lebih lanjut diungkap Ikeu bahwa dengan adanya edukasi mengenai makanan bergizi anak dapat menjadi agen perubahan di keluarganya. Dengan cara merubah perilaku makannya dan membawa kebiasaan tersebut ke rumah sehingga anggota keluarga lainnya mengikuti anak tersebut.
"Jadi kita edukasi, asumsinya anak-anak yang diedukasi nanti akan menjadi agen perubahan di keluarga. Oleh karena itu, Badan Gizi Nasional mendukung pemenuhan gizi keluarga jadi si anak akan menjadi agen perubahan di keluarga," sambung dia.
Di sisi lain, terkait dengan menu makanan pada progam makan bergizi gratis sendiri sudah disesuaikan dengan angka kecukupan gizi penerimanya.Â
"Sarapan itu sekitar 20-25 persen angka kecukupan gizi dalam satu hari. Itu berbeda-beda untuk anak balita, anak usia sekolah juga beda SD, SMP, SMA kemudian ibu hamil berbeda. Untuk ibu hamil itu ada tambahan energi dan zat besinya. Kita pegangannya angka kecukupan gizi," kata dia melanjutkan.
Ikeu menambahkan,"nanti bagaimana tergantung setelah dihitung selanjutnya berapa gram sayurnya, berapa gram protein, sehingga itu bentuknya. Itu tentu saja, akan berbeda-beda sesuai dengan AKG," sambung dia.