Badan Gizi Nasional Pastikan Menu Makanan Progam MBG Dievaluasi Setiap Hari
- Tangkapan Layar X
Jakarta, VIVA – Program Makan Bergizi Gratis sudah memasuki pekan ketiga. Seiring berjalannya program ini, masih banyak yang mengeluhkan tentang menu makanan yang diberikan. Beberapa anak-anak diketahui mengaku kurang menyukai menu makanan tersebut lantaran berbagai hal termasuk soal rasa makanan.
Terkait dengan menu makanan sendiri, Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional, Ikeu Tanziha mengungkap, menu makanan selalu dievaluasi setiap hari. Scroll lebih lanjut ya.
“Di evaluasi, evaluasinya dilihatnya dari jumlah makanan habis atau tidak itu salah satunya,” katanya saat ditemui awak media di Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa 21 Januari 2025.
Lebih lanjut, diungkap Ikeu, jika makanan yang disajikan ternyata habis maka menu makanan tersebut disukai. Artinya menu tersebut akan kembali disuguhkan kembali di waktu selanjutnya.
“Kalau makanan itu habis artinya itu disukai anak nanti itu bisa berulang tapi bukan minggu depan ya. Tapi kita membuat itu minimal 20 siklus menunya. Jadi siklus menunya, setelah 20 hari kemudian. Kalau ternyata pas dilihat tidak habis kita tanya sampel kenapa tidak habis apakah karena belum pernah makan ini berarti sedikit sedikit memperkenalkannya,” ujar dia.
Di sisi lain, Ikeu juga menyebut bahwa untuk program MBG ini juga akan ada sarjana penggerak pembangunan Indonesia. Nantinya sarjana ini akan ditugaskan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Nantinya sarjana penggerak pembangunan ini akan bekerja sesuai dengan domisili mereka. Tujuannya untuk membantu mengetahui kebiasaan pola makan mastarakat setempat.
“Di setiap SPPG akan ada tiga orang, ada kepala SPPG, ada akuntan, ada ahli gizi. Tiga orang ini akan diambil dari daerah masing-masing, misalnya di Papua adalah orang Papua. Kalau di Jawa Barat itu orang Jawa Barat, kalau di Padang itu orang Padang. Kenapa? agar mereka mengerti preferensi jadi kalau anak Jawa Barat ke Padang akan buat sayur asam, itu orang bingung. Contoh waktu hari pertama di Padang mereka tidak habis kenapa tidak habis ternyata tidak ada lado. Oleh karena itu setiap SPPG pengolalanya dari daerah masing-masing itu,” kata dia.