Bukan COVID-19 atau HMPV, Ternyata Ada Virus Ini yang Jauh Lebih Berbahaya Bagi Manusia
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Dunia kesehatan belakangan ini tengah dihebohkan dengan beberapa virus penyakit yang dianggap mengancam kesehatan manusia. Masih terbayang dengan pandemi COVID-19 pada 2020 lalu, dunia kembali dihebohkan dengan virus HMPV yang merebak di China pada awal 2025.Â
Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang sangat menular dengan penyebarannya yang cukup cepat antar manusia. Virus ini menyebar lewat droplet saat penderitanya bersin, batuk, maupun berbicara. Virus ini juga bisa menyebar dari permukaan benda yang terkontaminasi. Scroll untuk info selengkapnya, yuk!
Tetapi faktanya, HMPV bukanlah virus baru yang terlalu dikhawatirkan akan merebak hingga menyebabkan pandemi baru. Virus ini punya tingkat keganasan yang bahkan lebih rendah daripada COVID-19.
"Kalau kita ngomong keberbahayaan itu adalah bagaimana virulensinya atau bagaimana keganasannya. Keganasannya bisa kita lihat dengan case fatality rate (CFR). Case fatality rate dari COVIDÂ itu kira-kira 3 persen. Jadi kalau dari 100 orang penderita yang 3 orang meninggal. Nah kalau HMPV itu di bawah 1 persen. Itu ya seperti flu-flu biasa," jelas Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP, mengutip video YouTube Cerita Untungs, Senin 20 januari 2025.
Namun, jika HMPV menyerang kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan riwayat penyakit, maka harus ada tindakan dan kewaspadaan yang ekstra karena akan mengancam nyawa.
Menurut dr. Siti Fadilah, ada virus yang jauh lebih berbahaya daripada COVID-19 dan HMPV yakni H5N1 atau flu burung. Dibanding dengan CFR COVID-19Â yang 3 persen, HMPV yang 1 persen, flu burung bisa mencapai 75 persen. Ini berarti, jumlah orang yang meninggal dunia akibat flu burung jauh lebih banyak dibandingkan COVID-19Â dan HMPV.
"HMPV tidak terlalu berbahaya karena CFR-nya di bawah 1 persen. Demam beneran di bawah 1 persen. Nah kalau flu burung bisa 75 persen. Paling bahaya," ucapnya.
Per 26 Desember 2024, dilaporkan sebanyak 65 kasus Avian Influenza (23 kasus A(H5N1) dan 42 kasus A(H5)) di Amerika Serikat pada tahun 2024. Kasus terakhir yang dilaporkan di Louisiana sekaligus menjadi kasus pertama dengan paparan unggas non komersial dan mengalami gejala klinis berat. Bukan hanya pada burung, virus tersebut juga didapati pada sapi perah hingga hewan peliharaan seperti kucing dan anjing sehingga paparan pada manusia akan lebih mudah terjadi.Â
"Di Amerika rame banget. Ternyata sapi perah itu juga terkena flu burung. Terus kemudian burung-burung yang liar jelas itu membawa virus flu burung atau H5N1. Kemudian ada avian yang ada di darat juga mengandung virus flu burung. Tapi yang paling akhir justru kucing dan anjing juga bisa membawa virus H5N1. Nah ini kan membuat orang takut. Selalu menakutkan," jelasnya.