Jam Terbaik Puasa Intermiten, Lebih Efektif Turunkan Berat Badan Hingga Kontrol Gula Darah

Ilustrasi Diet Intermittent Fasting
Sumber :
  • www.freepik.com/free-photo

Jakarta, VIVA – Puasa intermiten tengah tren di dunia kesehatan. Puasa intermiten bukan tentang apa yang harus dimakan, tetapi kapan harus makan. Metode diet ini mengatur pola makan dengan cara berpuasa dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya, untuk memberi waktu pada tubuh untuk membakar energi atau lemak yang tersimpan.

Evaluasi Makan Bergizi Gratis, Usai Disebut Sad Food Hingga Rasa Tak Enak

Selain membantu menurunkan berat badan, intermiten juga dapat membantu meningkatkan tekanan darah, peradangan, sensitivitas insulin, mengatur gula darah, menjaga sistem kekebalan tubuh, kesehatan usus, fokus dan kualitas tidur. Lalu, kapan waktu terbaik melakukannya? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

Ada beberapa metode puasa intermiten yang bisa diterapkan, berikut di antaranya, dilansir Times of India, Jumat 10 Januari 2025. 

Netizen Sebut Menu MBG 'Sad Food' Karena Gak Enak dan Porsi Sedikit, PB IDI: Masalahnya Adalah…

Ilustrasi diet makanan untuk menjaga kesehatan hati. (Unsplash.com/Farhad Ibrahimzade)

Photo :
  • vstory

OMAD (satu kali makan sehari)
“Seperti namanya dalam diet OMAD, seseorang diharuskan berpuasa 23 jam dan hanya makan satu kali sehari. Ini adalah pola diet yang paling sulit, tetapi populer karena tingkat keberhasilannya yang lebih tinggi,” kata Eshanka Wahi, ahli gizi kuliner sekaligus pelatih kesehatan holistik. 

Banyak Anak Keluhkan Makanan MBG Tak Enak, PB IDI: Ini Teguran Keras Buat Ibu-ibu!

Puasa hari alternatif
Puasa pada hari-hari alternatif dilakukan dengan cara meminimalkan asupan kalori. Metode ini paling mudah dicapai untuk puasa intermiten. 

Metode 5:2
Dalam metode 5:2, Anda diperbolehkan makan secara normal selama 5 hari dan hanya mengonsumsi sekitar 500 kalori di dua hari berikutnya. Ini adalah salah satu metode puasa intermiten yang paling populer.

Jam terbaik puasa intermiten

Jendela makan lebih awal
“Metode ini dimulai di pagi hari dan seseorang yang mengikuti diet ini berpuasa dari sore hingga malam. Anda dapat mengonsumsi makanan rendah kalori pada saat jendela makan (pagi hingga siang),” kata  Ahli Diet Vidhi Chawla. 

Menurutnya, cara ini memberikan beberapa keuntungan, di antaranya selaras dengan ritme sirkadian dan mengoptimalkan kesehatan metabolik, meningkatkan pengaturan gula darah dan mendukung kualitas tidur yang lebih baik. 

Jendela makan tengah hari
Saat menerapkan jendela makan tengah hari, Anda diperbolehkan makan dengan sarapan terlambat atau makan siang lebih awal, setelah berpuasa semalaman. 

Keuntungannya, ini bisa menjadi jadwal berkelanjutan untuk para pemula, menghindari konsumsi makanan ringan di malam hari dan bermanfaat untuk gaya hidup serta fleksibilitas sosial. 

Jendela makan malam
Pada jendela ini, Anda diharuskan berpuasa di pagi hari dan makan di sore hari. Metode ini bagus untuk orang-orang yang tidak terbiasa sarapan, sehingga penurunan berat badan tetap bisa tercapai.

Metode ini sangat ideal bagi orang-orang yang lebih menyukai makan besar di sore atau malam hari dan memiliki budaya makan larut malam. 

Jam terbaik untuk puasa intermiten tergantung pada ritme sirkadian alami tubuh, tujuan kesehatan, gaya hidup dan preferensi. Cobalah untuk melakukan eksperimen dengan jadwal yang berbeda, dan pastikan selalu mendengarkan tubuh Anda. 

Ilustrasi perut rata dari proses menurunkan berat badan.

Lari vs Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Turunkan Berat Badan?

Keduanya merupakan aktivitas kardio yang efektif, namun masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal pembakaran kalori dan efisiensi.

img_title
VIVA.co.id
10 Januari 2025