Netizen Sebut Menu MBG 'Sad Food' Karena Gak Enak dan Porsi Sedikit, PB IDI: Masalahnya Adalah…

Potret Menu Makanan Bergizi Gratis
Sumber :
  • Tangkapan Layar X

Jakarta, VIVA – Bukan netizen +62 namanya jika tidak mengkritik hal apa pun di Tanah Air, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru diluncurkan Pemerintah pada Senin 6 Januari 2025 lalu. 

Banyak Anak Keluhkan Makanan MBG Tak Enak, PB IDI: Ini Teguran Keras Buat Ibu-ibu!

Usai makanan dibagikan ke sekolah-sekolah, tak sedikit yang membagikan potret menu makanan MBG ini ke media sosial. Netizen pun menyebut bahwa menu MBG yang dibagikan tergolong ‘sad food’ karena isu rasa makanan yang tidak enak hingga porsi yang sedikit. Scroll untuk tahu info lebih lanjutnya, yuk!

Influencer PB IDI, DR Dr Tan Shot Yen, M.Hum, pun merespons komentar netizen tersebut. Dia turut mempertanyakan makanan ‘sad food’ itu kriterianya seperti apa.

Makanan MBG di Makassar Banyak Tak Dihabiskan, SPPG Janjikan Hadiah bagi Siswa

“Makanan sad food itu seperti apa? Kalau memang memberikan makanan ke anak-anak ini lalu nasinya harus dicetak jadi gambar lucu-lucu, wortelnya harus dipotong dengan motif bunga, wah ya setengah mati,” ujarnya saat sesi media breafing yang digelar online, Rabu 8 Januari 2025.

Salah satu siswa penerima makan bergizi gratis

Photo :
  • Youtube/CNN Indonesia
Budi Gunawan Klaim Semua Makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis Mengandung Gizi Tinggi

Program Makan Bergizi Gratis, Program Makan Siang Gratis

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Salah satu siswa penerima makan bergizi gratis

Photo :

“Tinggal sekarang masalahnya adalah bukan tentang tampilannya saja, tapi sebetulnya tampilan bisa diakalin. Supaya gak terlihat sad food, tentu sop itu selain ada daging sengkel, misal ada buncis, wortel dan kentang, itu kan keliatan warnanya, bisa diupayakan seperti itu, tapi gak harus sampe berlebihan,” bebernya. 

Dr Tan melanjutkan, anak-anak yang tidak nafsu makan belum tentu karena tampilan makanannya saja, melainkan dari kondisi anak itu sendiri. Salah satunya, fakta bahwa anak Indonesia banyak yang mengalami anemia sehingga memengaruhi nafsu makan mereka. 

“Anemia di kalangan anak-anak itu bisa mencapai 50 persen lebih. Pada anak-anak yang anemia tentu nafsu makannya buruk karena yang disebut dengan hormon ghrelin itu tidak dibentuk dalam kasus anemia. Sedangkan ghrelin adalah hormon rasa lapar. Begitu pula anak-anak anemia berasal dari bayi-bayi anemia. Bayi anemia berasal dari ibu-ibu hamil yang melahirkan dalam kondisi anemia,” paparnya.

Sementara untuk anak-anak yang tidak menghabiskan makanan dari menu MBG ini, dr Tan menilai evaluasi seharusnya tidak hanya dari pihak sekolah saja tapi juga anak tersebut harus diajak berdialog.

“Dek kenapa gak dimakan? Misal ayamnya terlalu keras, jadi lain kali kalau memberikan anak-anak SD jangan potongannya kaya ayam kalasan, bikin kaya ayam rolade,” tuturnya.

Kemudian menurut dr Tan, belum tentu MBG ini salah dari menu makanannya, melainkan anak yang memiliki masalah kesehatan tertentu, sehingga membuat nafsu makannya menjadi buruk.

“Satu dia punya gigi karies, banyak sekali anak-anak yang tidak terawat giginya. Anak-anak dengan gigi yang tidak terawat dengan baik tentu punya nafsu makan yang buruk. Dan itu adalah sumber infeksi dan kemampuan mengunyahnya juga jelek sekali,” pungkasnya.

“Memang banyak sekali yang perlu kita benahi dari anak-anak ini, gak bisa makanannya disetel seperti kemauan anak, nanti model yang keluar bakso dengan cireng. Karena itu makanannya mereka. Makanya edukasi itu perlu berjalan beriringan,” imbuh dr Tan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya