1 Juta Orang Indonesia Menderita Fibrilasi Atrium pada Jantung, Pria Ternyata Lebih Berisiko! Ini Penyebabnya

Ilustrasi kebiasaan merusak jantung
Sumber :
  • www.freepik.com

Jakarta, VIVA – Salah satu masalah pada jantung yang sering diabaikan dan tak disadari namun berakibat fatal adalah Fibrilasi Atrium (FA) yang merupakan salah satu jenis penyakit aritmia jantung. FA bisa menimbulkan komplikasi serius seperti stroke. 

Intravascular Lithotripsy Selamatkan Pasien dengan Penyempitan Pembuluh Darah

Di Indonesia, diperkirakan sekitar 3,2 persen populasi umum mengalami kondisi ini. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 500 ribu hingga 1 juta orang di Indonesia diperkirakan menderita fibrilasi atrium, dengan angka yang mungkin lebih tinggi pada individu yang berusia di atas 60 tahun. Scroll untuk informasi selengkapnya!

Faktanya, ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya FA. Salah satunya adalah faktor gender, di mana pria lebih berisiko tinggi mengalami FA dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan karena pria juga berisiko lebih dini terkena penyakit jantung koroner dan kondisi hormon yang berbeda dari pada wanita.

Studi: Naik Tangga Sama Efektifnya dengan Berjalan 10 Ribu Langkah, Bisa Bakar Kalori Lebih Cepat!

"Ada banyak faktor, salah satunya penyakit jantung koroner yang lebih dini dibanding perempuan yang menyebabkan pengapuran di jantung lebih tinggi pada laki-laki. Itu juga menimbulkan hipertensi, kakunya pembuluh darah, yang tidak dilindungi oleh hormonal yang ada pada perempuan. Perlindungan hormonal ini bermakna sehingga pembuluh darah lebih elastis," jelas Ahli Aritmia di Heartology Cardiovascular Hospital, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 8 Januari 2025. 

Konferensi Pers Heartology

Photo :
  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar
Menguak Fakta Pulsed Field Ablation, Game Changer dalam Pengobatan Fibrilasi Atrium

Meskipun pria lebih berisiko mengalami FA dibanding wanita, tidak menutup kemungkinan bahwa wanita juga bisa mengalaminya. Ada faktor usia, di mana semakin tua seseorang maka risiko terkena FA juga akan semakin tinggi. Belum lagi faktor gaya hidup lainnya seperti kebiasaan merokok dan minum-minuman alkohol.

"Tapi semua itu juga tergantung gaya hidup. Bukan berarti perempuan nggak berisiko. Hanya saja laki-laki punya risiko lebih tinggi, tapi bukan berarti pasti terjadi juga," kata Dr. Dicky.

"Kalau hidupnya sangat sehat, bisa atur pola hidup dengan sangat baik, terjadinya risiko akibat gender jadi minimal," tambahnya. 

Selain itu, ada juga faktor genetik, di mana ketika seseorang punya riwayat penyakit FA dalam keluarganya, maka ia juga akan berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama. 

Cara mengobatinya

Teknologi Pulsed Field Ablation (PFA) untuk penanganan FA kini sudah hadir di Indonesia. PFA merupakan inovasi mutakhir dalam dunia kardiologi yang membawa pendekatan baru pada tatalaksana fibrilasi atrium.

PFA sendiri merupakan salah satu kategori kateter ablasi (tindakan invasif minimal non-bedah) non-thermal yang bekerja melalui proses electroporation, yaitu pengiriman gelombang listrik pendek yang membuka pori-pori membran sel sehingga jaringan yang ditargetkan dapat dihancurkan dengan aman tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.

Tatalaksana ini berbeda dengan ablasi thermal yang menggunakan energi radio frekuensi, yaitu energi panas untuk menciptakan lesi, atau energi krio (cryo) yang menggunakan energi dingin untuk membekukan jaringan. Oleh karena sifat terapinya yang selektif seperti ini, maka tindakan ablasi dengan PFA ini lebih cepat, lebih efektif dan lebih aman bagi pasien.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya