Kenali Penyakit Varikokel, IDI Indramayu Bagikan Solusi Pengobatan
- Towfiqu Barbhuiya dari Freepik
VIVA – Menurut informasi dari idiindramayu.org, salah satu penyakit yang paling umum dialami oleh pria adalah varikokel, yang terjadi ketika pembuluh darah vena di dalam skrotum membesar karena aliran darah yang terhambat.
IDI Kabupaten Indramayu adalah salah satu organisasi kesehatan dan menjadi wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. Â Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Indramayu adalah organisasi profesi yang mewadahi para dokter di wilayah Indramayu.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Indramayu adalah dr. H. Deden Bonni Koswara. Ia terpilih kembali untuk periode 2022-2025 setelah dilantik pada tanggal 7 Juni 2023. Dalam kepemimpinannya, dr. Deden berkomitmen untuk bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mengatasi masalah stunting di Kabupaten Indramayu.
IDI Kabupaten Indramayu berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesionalisme dokter, serta memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat. IDI Indramayu kemudian meneliti lebih lanjut mengenai penyakit varikokel yang sering menyerang dan mengganggu kesehatan masyarakat Indonesia. Rekomendasi obat yang tepat bagi para penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya penyakit varikokel?
Dilansir dari laman https://idiindramayu.org, penyakit varikokel adalah kondisi yang ditandai dengan pembesaran pembuluh darah vena di dalam skrotum, mirip dengan varises yang terjadi pada kaki. Berikut adalah penyebab utama terjadinya varikokel meliputi:
1. Gangguan pada katup pembuluh darah
Varikokel sering kali disebabkan oleh kerusakan atau kelainan pada katup vena di skrotum. Katup ini berfungsi untuk menjaga aliran darah agar mengalir ke arah jantung. Ketika katup ini tidak berfungsi dengan baik, darah dapat mengalir kembali dan menumpuk di dalam vena, menyebabkan pembesaran.
2. Perbedaan tekanan vena
Perbedaan tekanan antara vena renalis (vena ginjal) dan vena di skrotum dapat menyebabkan aliran darah terhambat. Ini sering terjadi karena posisi anatomi yang memungkinkan vena testis tertekan oleh pembuluh darah lain, terutama pada sisi kiri skrotum.
3. Obstruksi aliran darah
Penyumbatan pada pembuluh darah di area perut, seperti yang disebabkan oleh tumor ginjal, dapat memberikan tekanan balik ke vena yang lebih kecil di skrotum, memicu terjadinya varikokel.
4. Faktor genetik dan lingkungan
Ada indikasi bahwa faktor genetik dapat berkontribusi pada perkembangan varikokel. Riwayat keluarga dengan kondisi ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya. Selain itu, beberapa faktor lingkungan, seperti kebiasaan merokok atau paparan panas berlebih di daerah skrotum, juga dapat berperan dalam perkembangan varikokel.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit varikokel?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cabang Indramayu telah merangkum beberapa obat yang bisa mengatasi penyakit varikokel. Pengobatan untuk varikokel biasanya tergantung pada tingkat keparahan gejala dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi. Berikut adalah beberapa obat meliputi:
1. Ibuprofen dan paracetamol
Jika varikokel menimbulkan nyeri, varikokel dokter dapat menanganinya dengan pemberian obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol, untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu, dokter bisa meminta pasien memakai celana penyangga testis guna meredakan tekanan.
2. Asam Mefenamat
Pengobatan nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, serta nyeri otot, trauma, dan nyeri pasca operasi, dapat mencakup penggunaan obat yang mengandung asam mefenamat.
3. Obat Herbal
Beberapa orang mencari pengobatan alami, seperti penggunaan minyak esensial atau kompres es untuk meredakan gejala varikokel dengan baik.
4. Tindakan Medis
Untuk dapat mengatasi varikokel dengan cepat dan tepat. tindakan pembedahan seperti operasi kecil dapat diterapkan. Operasi kecil ini bertujuan untuk menjepit atau mengikat vena yang mengalami varikokel, sehingga aliran darah dialihkan ke pembuluh darah yang sehat.
Penggunaan obat-obatan ini harus berdasarkan anjuran dokter, terutama untuk memastikan bahwa pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi individu dan tidak menimbulkan efek samping. Jika gejala tidak membaik atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat.