Kenali Penyebab Asam Lambung (GERD) Naik, IDI Garut Berikan Solusi Pengobatan

Ilustrasi gerd
Sumber :
  • dwiputras dari Freepik

VIVA – Menurut informasi dari idigarut.org, salah satu penyakit yang paling umum dialami oleh sebagian besar orang Indonesia adalah penyakit asam lambung, juga dikenal sebagai GERD. Gejala seperti muntah dan refluks asam sering menunjukkan penyakit ini, tetapi jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Kenali Penyakit Salpingitis Sejak Dini, IDI Cirebon Berikan Solusi Pengobatan

IDI Kabupaten Garut adalah organisasi sebagai wadah profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program dan kerja sama dengan sektor lain.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Garut adalah dr. Rizki Safaat Nurahim. Ia dilantik untuk periode 2021-2024. dr. Rizki menyampaikan harapannya agar organisasi IDI dapat meningkatkan kinerja dan silaturahmi di antara para dokter di Kabupaten Garut, serta berkontribusi dalam pembangunan kesehatan di daerah tersebut.

Kenali Penyebab Radang Amandel, IDI Blambangan Umpu Berikan Solusi Pengobatan

IDI Garut memperketat pengawasan terhadap izin praktik dokter untuk memastikan bahwa semua tenaga medis yang beroperasi di wilayah tersebut memiliki lisensi yang sah dan memenuhi standar yang ditetapkan. IDI Garut saat ini sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyebab asam lambung dan obat yang direkomendasikan bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit asam lambung (GERD)?

Kenali Penyebab Diabetes Tipe 2, IDI Biak Numfor Berikan Solusi Pengobatan

Dilansir dari laman https://idigarut.org, asam lambung, atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi fungsi sistem pencernaan. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya GERD meliputi:

1. Adanya disfungsi LES

Salah satu penyebab penyakit asam lambung adalah disfungsi LES. Otot cincin di dasar kerongkongan melindungi asam lambung dan makanan dari perut. Jika LES melemah atau tidak menutup dengan baik, dapat terjadi refluks asam.

2. Obesitas atau kelebihan berat badan

Obesitas, juga dikenal sebagai kelebihan berat badan, dapat meningkatkan tekanan pada perut dan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, antara banyak masalah kesehatan lainnya.

3. Adanya gejala gastroparesis

Gastroparesis adalah kondisi medis dimana otot lambung melemah atau terganggu, sehingga makanan tertahan di lambung lebih lama dari biasanya. Beberapa faktor dapat menyebabkan gastroparesis, seperti diabetes, pembedahan, infeksi virus yang menyerang saraf dan mempengaruhi otot lambung, dan masalah neurologis.

4. Kebiasaan makan dan gaya hidup

Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya penyebab penyakit asam lambung adalah gaya hidup. Faktor gaya hidup serta kebiasaan makan. Mengonsumsi terlalu banyak makanan pedas dan makan terlalu cepat juga dapat meningkatkan risiko penyakit asam lambung.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit asam lambung (GERD)?

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) telah merangkum beberapa obat yang bisa meredakan penyakit asam lambung dengan cepat. Untuk mengatasi penyakit asam lambung (GERD), berbagai jenis obat dapat direkomendasikan berdasarkan mekanisme kerjanya dan tingkat keparahan gejala. Berikut adalah beberapa obat yang umum digunakan meliputi:

1. Obat Polysilane

Obat Polysilane mengandung simethicone dan antasida (aluminium hidroksida, magnesium hidroksida) untuk meredakan kembung dan ketidaknyamanan.

2. Obat Promag Double Action

Dokter mungkin akan meresepkan untuk mengonsumsi obat promag. Kombinasi magnesium hidroksida, kalsium karbonat, dan famotidine dalam kandungan promag dapat menetralkan asam lambung dan mengurangi produksi asam.

3. Obat Cimetidine

Cimetidin adalah obat terbaik lainnya yang mengurangi kadar asam dalam lambung.

4. Obat Cisapride

Obat terakhir yang diresepkan oleh dokter adalah cisapride. Obat ini dapat  mengobati penyakit asam lambung atau sakit maag, cisapride biasanya digunakan saat terapi obat lain tidak efektif.

Penggunaan obat-obatan ini harus berdasarkan anjuran dokter, terutama untuk PPI dan antagonis H2 yang termasuk dalam golongan obat keras. Selain pengobatan, perubahan gaya hidup seperti diet sehat dan menghindari pemicu juga sangat penting dalam pengelolaan GERD.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya