IDI Biak Berikan Solusi Pengobatan Terkait Penyakit Eklampsia Pada Ibu Hamil

Ilustrasi eklampsia
Sumber :
  • Sunan Wongsa-nga dari Freepik

VIVA – Menurut informasi dari idibiak.org, salah satu gangguan kesehatan yang dapat diderita sebelum, selamat atau setelah persalinan adalah eklampsia. Pada umumnya Eklampsia merupakan bentuk komplikasi parah dari preeklampsia, yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine.

Kenali Gangguan Dispepsia, IDI Betun Berikan Solusi Pengobatan

IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia, IDI Biak bahwa penyebab utama dari eklampsia belum sepenuhnya dipahami.

Biasanya kondisi ini terkait adanya penyakit berasal dari riwayat keluarga atau keturunan
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga menjelaskan perbedaan mendasar antara eklampsia dan preeklampsia sendiri terletak pada tanda dan gejala yang ditimbulkan. Preeklampsia dapat ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi dan protein pada urine tanpa disertai kejang, sedangkan Eklampsia adalah komplikasi lanjutan dari preeklampsia yang ditandai dengan terjadinya kejang pada ibu hamil sehingga lebih berbahaya.

Kenali Penyebab Impotensi, IDI Barito Utara Berikan Solusi Pengobatan

IDI saat ini juga melakukan penelitian lanjutan terkait dengan penyakit eklampsia, kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.

Apa saja gejala ibu hamil mengidap penyakit eklampsia?

Kenali Penyebab Mimisan, IDI Barito Timur Berikan Solusi Pengobatan

Dilansir dari laman https://idibiak.org, eklampsia pada ibu hamil adalah kondisi serius yang dapat terjadi selama kehamilan, ditandai dengan kejang yang biasanya mengikuti preeklamsia. Berikut adalah dampak terjadinya eklampsia saat hamil meliputi:

1. Kejang dan penurunan kesadaran

Eklampsia menyebabkan kejang yang dapat mengakibatkan penurunan kesadaran, bahkan koma. Selain itu, Eklampsia dapat berujung pada kematian janin di dalam kandungan akibat gangguan aliran darah dan oksigen.

2. Kerusakan pada organ tubuh

Secara umum, eklampsia dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti ginjal dan hati, serta meningkatkan risiko gagal ginjal. Untuk menyelamatkan ibu dan janin, persalinan mungkin harus dilakukan lebih awal, yang meningkatkan risiko komplikasi bagi bayi.

3. Terjadinya stroke

Penderita eklampsia juga berisiko tinggi mengalami stroke akibat peningkatan tekanan darah dan kerusakan pembuluh darah. Janin pada kehamilan juga dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat pasokan nutrisi yang tidak adekuat.

4. Resiko penyakit lainnya di masa depan

Faktor terakhir adalah resiko penyakit lainnya di masa depan. Bayi yang lahir dari ibu dengan eklampsia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan seperti diabetes dan hipertensi di kemudian hari.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit Eklampsia pada ibu hamil?

Pengobatan untuk eklampsia pada ibu hamil bertujuan untuk mengatasi kejang dan mengontrol tekanan darah, serta mempersiapkan persalinan jika diperlukan. Berikut adalah obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasi eklampsia meliputi:

1. Obat Magnesium Sulfat

Magnesium sulfat adalah obat pertama yang digunakan untuk mengobati dan mencegah kejang eklampsia. Dosis awal 4–6 gram secara intravena dalam 15–20 menit harus diberikan, dan dosis pemeliharaan 1–2 gram per jam harus diberikan hingga setidaknya 24 jam setelah kejang terakhir atau setelah persalinan.

2. Obat Antihipertensi

Labetalol adalah obat yang dapat digunakan untuk mengobati hipertensi dan tekanan darah tinggi. Dosis awal biasanya 20 mg, yang dapat diulang hingga mencapai target tekanan darah.

3. Obat Penurun Tekanan Darah

Dokter mungkin akan memberikan obat penurun tekanan darah agar dapat mengontrol tekanan darah sangat penting dalam pengelolaan eklampsia. Beberapa obat yang aman untuk ibu hamil. Contoh obat ini adalah Labetalol.

4. Obat Kortikosteroid

Jika eklampsia terjadi pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu, kortikosteroid dapat diberikan untuk membantu mematangkan paru-paru janin sebelum persalinan.

Penanganan eklampsia harus dilakukan di bawah pengawasan dokter yang ketat karena kondisi ini merupakan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan cepat untuk mencegah komplikasi serius bagi ibu dan janin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya