Kenali Gangguan Dispepsia, IDI Betun Berikan Solusi Pengobatan

Ilustrasi dispepsia
Sumber :
  • airdone dari Freepik

VIVA – Menurut informasi dari idibetun.org, salah satu penyakit dan gangguan pencernaan dapat menyerang area di sekitar perut adalah dispepsia. Gejala gangguan pencernaan yang dikenal sebagai dispepsia adalah rasa tidak nyaman di perut, seperti rasa nyeri ulu hati, kembung, atau perut terasa penuh. Dispepsia juga dikenal lebih umum sebagai penyakit maag akut.

Menguak 7 Manfaat Buah Manggis untuk Kesehatan Tubuh

IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Betun berperan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan medis yang lebih inovatif serta peningkatan edukasi kesehatan.

IDI Betun juga menjelaskan secara rinci terkait diagnosis penderita dispepsia biasanya dilakukan melalui wawancara medis dengan dokter yang mendetail, pemeriksaan fisik, dan jika perlu, pemeriksaan penunjang seperti endoskopi atau ultrasonografi untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit serius ini.

Kenali Penyebab Impotensi, IDI Barito Utara Berikan Solusi Pengobatan

Ikatan Dokter Indonesia saat ini telah fokus untuk melakukan penelitian lanjutan terkait penyakit dispepsia sertai pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya dispepsia?

Kenali Penyebab Mimisan, IDI Barito Timur Berikan Solusi Pengobatan

Dilansir dari laman https://idibetun.org, penyebab dari penyakit dispepsia yang menjadi salah satu gangguan kesehatan paling sering dialami. Penyebab dispepsia dapat bervariasi dan sering kali terkait dengan gaya hidup serta kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab utama dispepsia meliputi:

1. Pola makan yang buruk

Makan berlebihan atau terburu-buru adalah komponen penting dari dispepsia. Makanan yang dikonsumsi dengan cepat dapat mengganggu pencernaan. Sebaiknya usahakan mengunyah selama lebih lama. Lama waktu yang disarankan untuk mengunyah makanan adalah antara dua puluh hingga tiga puluh menit. Waktu yang diperlukan bergantung pada jenis makanan yang dimakan.

2. Obesitas atau kelebihan berat badan

Kelebihan berat badan memang menjadi bagian dari berbagai penyakit. Berat badan berlebih meningkatkan tekanan pada lambung dan meningkatkan risiko dispepsia.

3. Terinfeksi bakteri

Helicobacter pylori adalah salah satu bakteri yang dapat menginfeksi. Bakteri ini sering menyebabkan gastritis dan tukak lambung, yang dapat menyebabkan dispepsia.

4. Adanya gangguan kesehatan lain

Penyakit asam lambung (GERD), gastritis, tukak lambung, dan masalah pada pankreas atau saluran empedu juga dapat menyebabkan dispepsia, jadi penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan dan diagnosis.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati dispepsia?

Untuk mengatasi dispepsia, terdapat beberapa jenis obat yang dapat direkomendasikan berdasarkan penyebab dan gejala yang dialami. Berikut adalah obat-obatan yang umum digunakan untuk mengobati dispepsia meliputi:

1. Obat Antasida

Obat antasida seperti magnesium hidroksida dan formulasi lain, seperti magnesium karbonat, bekerja dengan menetralkan dan menurunkan asam lambung. Ini pasti dapat meredakan gejala dispepsia dengan cara ini.

2. Obat Calcium Carbonate

Obat ini diberikan untuk meredakan mulas dan gejala gangguan pencernaan. Selain itu, zat ini digunakan sebagai suplemen kalsium untuk mencegah osteoporosis dan mengurangi kadar fosfat yang tinggi pada pengidap penyakit ginjal.

3. Obat Prokinetik

Obat prokinetik dapat membantu mempercepat pengosongan lambung, berguna untuk pasien dengan gejala mual atau rasa penuh. Contoh obat ini seperti Domperidon dan Metoklopramid.

4. Obat Polysilane

Polysilane terdiri dari kombinasi magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang efektif untuk mengatasi kelebihan asam lambung.

Sebelum menggunakan obat-obatan ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan pengobatan yang paling sesuai berdasarkan kondisi individu dan gejala yang dialami.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya