Kenali Penyebab Impotensi, IDI Barito Utara Berikan Solusi Pengobatan

Ilustrasi impotensi
Sumber :
  • EyeEm dari Freepik

VIVA – Menurut informasi dari idibaritoutara.org, salah satu penyakit yang berbahaya bagi pria adalah impotensi. Impotensi atau lemah syahwat adalah kondisi di mana seorang pria mengalami kesulitan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.

Kenali Penyebab Mimisan, IDI Barito Timur Berikan Solusi Pengobatan

IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Barito Utara menjelaskan bahwa impotensi adalah penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem kardiovaskular sehingga dapat mengurangi aliran darah ke penis. Penderita impotensi akan mengalami penurunan gairah seksual.

IDI Barito Utara berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk kolaborasi dalam pelaksanaan program kesehatan berbasis masyarakat.

Kenali Penyebab Diabetes Tipe 1, IDI Barito Selatan Berikan Solusi Pengobatan

Organisasi ini aktif dalam mengadakan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit.

IDI Barito Utara saat ini sedang melakukan penelitian lanjutan terkait impotensi, apa saja gejala terjadinya impotensi, kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.

Kenali Penyebab Infeksi Ginjal, IDI Kota Bandar Lampung Berikan Solusi Pengobatan

Apa saja gejala seseorang mengidap impotensi?

Dilansir dari laman https://idibaritoutara.org, impotensi dapat menyerang sebagian pria dan resikonya cukup besar. Gejala seseorang yang mengidap penyakit impotensi, atau disfungsi ereksi, dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup beberapa tanda meliputi:

1. Kesulitan untuk ereksi

Penderita impotensi akan mengalami kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual meskipun telah menerima rangsangan seksual.

2. Ereksi loyo dan faktor usia

Beberapa pria mungkin ereksi, tetapi tidak cukup kuat untuk penetrasi. Selain itu, ereksi tidak dapat bertahan lama. Impotensi tidak selalu muncul dengan cepat. Semua orang dapat mengalami kondisi ini, tetapi pria lanjut usia adalah yang paling rentan.

3. Penurunan gairah seksual

Banyak pria dengan disfungsi ereksi juga mengalami penurunan minat dalam aktivitas seksual, yang dapat disebabkan oleh faktor fisik atau psikologis.

4. Masalah ejakulasi dan depresi

Penderita impotensi mungkin mengalami masalah ejakulasi, selanjutnya menyebabkan perasaan malu, rendah diri, dan bahkan depresi, yang berpotensi mempengaruhi hubungan interpersonal dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk pengidap impotensi?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Barito Utara menjelaskan bahwa pengobatan impotensi melibatkan berbagai jenis obat yang digunakan. Untuk mengatasi impotensi, beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:

1. Ericfil

Ericfil adalah obat untuk mengatasi impotensi atau disfungsi ereksi pada pria. Obat ini sangat ampuh untuk mengobati gangguan fungsi seksual pada pria (disfungsi ereksi).

2. Cialis Tablet

Cialis Tablet adalah obat yang mengandung tadalafil yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi. Selain itu, tadalafil juga dapat digunakan untuk mengobati hipertensi pulmonal, tekanan tinggi pada pembuluh darah arteri paru-paru, pembesaran prostat jinak (BPH), atau kondisi lain yang melibatkan tekanan tinggi pada pembuluh darah arteri paru-paru.

3. Sildenafil Citrate

Sildenafil adalah obat generik yang berfungsi untuk mempertahankan ereksi pada pria dengan meningkatkan aliran darah ke penis. Maksimal dosis yang dapat diambil setiap hari adalah 100 mg, dan Anda tidak perlu mengambilnya lebih dari satu jam sebelum memulai aktivitas seksual.

4. Topgra

Obat ini juga digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi dan membantu mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Untuk dosisnya, dokter menyarankan 100 mg per hari, dapat digunakan satu jam sebelum aktivitas seksual.

Sebelum menggunakan obat-obatan ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa obat tersebut aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan pasien.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya