Suka Kol Goreng? Hati-hati, Dokter Tirta Ungkap Hubungannya dengan Risiko Penyakit Jantung Koroner
Jakarta, VIVA – Ada banyak cara yang dilakukan seseorang untuk bisa memenuhi kebutuhan asupan sayur mereka. Ada yang memilih untuk mengolah sayur dengan cara dibuat menjadi sup, ditumis atau bahkan dikonsumsi dalam keadaan mentah. Namun mereka yang tidak suka makan sayur biasanya punya cara lain dalam mengonsumsi sayur, misalnya saja dengan cara digoreng.
Ya beberapa jenis sayuran seperti kol yang digoreng atau bahkan terong yang digoreng menjadi alternatif bagi mereka yang tidak suka makan sayur dalam memenuhi asupan kebutuhan sayur harian mereka. Namun taukah Anda sayuran yang digoreng bisa menyebabkan masalah kesehatan.
dr. Tirta dalam unggahannya di akun instagram menjelaskan bahwa sayur yang dimasak dengan cara digoreng dapat mengurangi angka nutrisinya.
“Ini pertanyaan netizen kemarin ‘dok saya hobi makan sayur, kol goreng, terong goreng’. Sayur yang dimasak dengan cara digoreng itu akan mengurangi angka nutrisinya jelas apalagi kalau dibakar,” kata dia.
Selain itu sayur yang digoreng terlalu lama dengan menggunakan minyak yang digunakan berulang kali berpotensi meningkatkan LDL. Ketika LDL naik akan terjadi peningkatan risiko plak pada pembuluh darah dan berujung pada risiko Penyakit Jantung Koroner.
“Kedua sayur yang digoreng terlalu lama apalagi memakai minyak yang digunakan berulang kali menjadi seperti gorengan yaitu akan berpotensi meningkatkan potensi LDL. Kalau LDL naik otomatis akan terjadi peningkatan risiko plak pembuluh darah, jadi ada risiko trobus di pembuluh darah yang menjadi PJK, penyakit jantung koroner,” sambungnya.
Memang kata dr. Tirta efek penyakit jantung koroner sendiri tidak akan langsung terjadi usai memakannya. Namun dia berharap masyarakat bisa bijak dalam mengonsumsi sayuran. Dia menjelaskan bahwa seseorang akan mendapatkan manfaat mengonsumsi sayur jika sayur tersebut diolah dalam proses pemasakan yang minimal.
“Secara domino efek, tapi bukan berarti kalau kamu makan kol goreng besoknya mati itu tidak. Lalapan yang bagus itu adalah lalapan yang tidak mengalami proses pemasakan, direbus terlalu lama pun akan mengurangi angka nutrisinya. Jadi sayur itu yang bagus yang proses pemasakannya minimal,” jelasnya.