IDI Kabupaten Jepara Berikan Informasi Pengobatan bagi Gangguan ADHD Pada Anak

Ilustrasi gangguang ADHD pada anak
Sumber :
  • andrei_r dari Freepik

VIVA – Menurut informasi dari idikabjepara.org, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah sebuah gangguan mental yang menyebabkan seseorang sulit untuk berkonsentrasi, hiperaktif, dan memiliki perilaku impulsif. Umumnya kondisi kronis ini terjadi pada anak. Di Indonesia, prevalensi ADHD pada anak sekolah diperkirakan mencapai 15%, yaitu 1 dari 20 anak.

Pernah Dilarang KB oleh Edwrad Akbar, Kimberly Ryder Kasih Pesan Ini Buat Para Wanita

IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Jepara adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di wilayah Jepara, Jawa Tengah. IDI Kabupaten Jepara bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan dan program kesehatan di daerah tersebut.

IDI Kabupaten Jepara berperan aktif dalam bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melaksanakan program-program kesehatan masyarakat. Saat ini IDI Kabupaten Jepara memberikan edukasi terkait gangguan kesehatan ADHD terutama sering menimpa anak. Memberikan informasi terkait penyebab utama terjadinya ADHD serta obat yang dapat meredakan gejalanya.

Mengenal Hernia Inguinal Umum Terjadi pada Bayi Laki-laki, Tak Bisa Sembuh Sendiri Perlu Tindakan Operasi

Apa saja faktor penyebab terjadinya gangguan ADHD pada anak?

Dilansir dari laman https://idikabjepara.org, Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya ADHD meliputi:

IDI Kabupaten Grobogan Memberikan Cara Tepat Mengobati Penyakit Cacar Air

1. Faktor genetik atau riwayat keluarga

ADHD cenderung berasal dari keluarga. Jika salah satu anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara, memiliki ADHD, kemungkinan anak mereka juga akan mengalami kondisi yang sama. Menurut penelitian, gen yang diwariskan dari orang tua dapat berkontribusi pada perkembangan ADHD. Namun, mekanisme pewarisan genetik ini rumit dan belum sepenuhnya dipahami.

2. Kelainan pada struktur otak

Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam struktur dan fungsi otak anak dengan ADHD dibandingkan dengan anak tanpa kondisi ini. Beberapa area otak mungkin lebih kecil atau lebih besar, serta terdapat ketidakseimbangan dalam neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan perhatian dan perilaku.

3. Kebersihan lingkungan kurang baik

Selama kehamilan atau masa kanak-kanak, paparan terhadap zat kimia beracun seperti pestisida organofosfat dan timbal dapat meningkatkan risiko ADHD karena bahan kimia ini dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf anak.

4. Kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah

Anak-anak yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami ADHD. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan otak dan fungsi neurologis.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk menanggulangi gangguan ADHD pada anak?

IDI Kabupaten Jepara telah melakukan penelitian lebih lanjut terkait gangguan ADHD yang sering terjadi pada anak. Obat yang direkomendasikan untuk menanggulangi gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak bervariasi tergantung pada kebutuhan individu dan respons terhadap pengobatan. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan meliputi:

1. Obat Methylphenidate

Methylphenidate adalah obat stimulan yang bekerja dengan meningkatkan kadar neurotransmitter dopamin dan norepinephrine di otak, yang membantu meningkatkan konsentrasi dan mengurangi perilaku impulsif dan hiperaktif.

2. Obat Atomoxetine

Atomoxetine, obat non-stimulan, dapat digunakan untuk anak-anak yang tidak responsif terhadap stimulans atau mengalami efek samping yang signifikan. Ini bekerja dengan menghentikan reuptake norepinephrine dan meningkatkan kadar dopamin.

3. Obat Clonidine

Obat agonis alfa ini kadang-kadang digunakan untuk membantu mengelola gejala ADHD, terutama jika ada masalah tidur atau perilaku impulsif.

4. Obat Amitriptyline

Meskipun lebih dikenal sebagai antidepresan, amitriptyline juga dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk mengatasi gejala ADHD, terutama jika terdapat gangguan mood yang menyertai.

Untuk menjadi efektif dan mengurangi efek samping, pengobatan ADHD harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Untuk membantu anak memahami dan mengelola gejala mereka, terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi psikoedukasi juga sangat penting dalam manajemen ADHD.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya