Cegah Bahaya Penyakit Glaukoma, IDI Kabupaten Brebes Berikan Informasi Pengobatan

Ilustrasi sakit glaukoma
Sumber :
  • Edwin Tan dari Freepik

VIVA – Menurut informasi dari idikabbrebes.org, glaukoma adalah penyakit mata yang merusak saraf optik mata. Glaukoma terjadi akibat tekanan bola mata yang tinggi. Apabila tidak diobati dengan cepat, penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan minuman beralkohol, adalah penyebab peningkatan jumlah penderita glaukoma setiap tahun.

IDI Kabupaten Grobogan Memberikan Cara Tepat Mengobati Penyakit Cacar Air

IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Brebes adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cabang Brebes saat ini adalah dr. Rasipin. Selain menjabat sebagai ketua IDI, dr. Rasipin juga merupakan Direktur RSUD Brebes. Ia aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan advokasi untuk dokter di Kabupaten Brebes. IDI Kabupaten Brebes melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor penyebab terjadinya glaukoma serta pengobatan yang tepat.

Kenali Gejala Penyakit Asma, IDI Kabupaten Cilacap Berikan Informasi Pengobatan

Apa saja faktor utama penyebab terjadinya penyakit glaukoma?

Dilansir dari laman https://idikabbrebes.org, penyakit glaukoma disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah faktor-faktor penyebab utama terjadinya penyakit glaukoma:

Kenali Penyebab Diare, IDI Kabupaten Boyolali Berikan Informasi Pengobatan

1. Saluran drainase yang tersumbat

Saluran drainase yang tersumbat, juga dikenal sebagai trabecular meshwork, dapat menghalangi aliran cairan mata keluar dari mata, menyebabkan tekanan intraokuler meningkat, yang merupakan salah satu penyebab glaukoma.

2. Faktor usia dan riwayat keluarga

Risiko glaukoma meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada orang di atas empat puluh tahun. Kemampuan mata untuk mengendalikan tekanan dapat dipengaruhi oleh penuaan. Riwayat keluarga penyakit mata seperti glaukoma atau katarak juga dapat meningkatkan risiko terkena glaukoma.

3. Cedera pada mata

Jika Anda memiliki riwayat cedera pada mata, baik itu karena olahraga atau operasi sebelumnya, Anda memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan glaukoma, penyakit serius yang memerlukan pengobatan segera untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen.

4. Pernah operasi mata

Operasi mata atau cedera pada mata adalah faktor terakhir yang meningkatkan kemungkinan glaukoma, terutama jika terjadi uveitis (peradangan lapisan tengah mata) atau cedera pada mata.

Apa saja jenis obat yang bisa dikonsumsi bagi penderita glaukoma?

Bagi penderita glaukoma, ada beberapa jenis obat yang bisa dikonsumsi untuk mengontrol tekanan intraokular dan mencegah kerusakan pada saraf mata. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan meliputi:

1. Obat Analog Prostaglandin

Obat seperti Latanoprost, Travoprost, Tafluprost, dan Bimatoprost bekerja dengan meningkatkan pembuangan cairan dari mata, yang pada gilirannya mengurangi tekanan intraokular. Salah satu efek samping yang mungkin terjadi adalah pertumbuhan bulu mata, penglihatan kabur, dan perubahan warna iris mata.

2. Obat Inhibitor Karbonat Anhidrase

Obat Brinzolamide, Dorzolamide, dan Acetazolamide mengurangi jumlah cairan mata, yang mengakibatkan penurunan tekanan intraokular. Antara efek samping yang mungkin terjadi adalah rasa pahit pada mulut, penglihatan kabur, dan mata perih. Obat ini harus diresepkan oleh dokter sebelum digunakan.

Obat-obatan ini harus diresepkan oleh dokter dan penggunaannya harus dilakukan sesuai dengan petunjuk medis. Selain itu, penting untuk melakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau perkembangan kondisi dan menyesuaikan pengobatan jika diperlukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya