Angka Kematian Ibu dan Bayi Tinggi, Ini Dua Faktor Utama Penyebabnya
- Freepik/tirachardz
Jakarta, VIVA – Upaya mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Pemegang Program Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Eka Lestari Kurnia, M.MRS, menyoroti langkah-langkah strategis pemerintah seperti peningkatan akses layanan kesehatan serta optimalisasi teknologi medis, dan edukasi masyarakat untuk memperkuat program kesehatan ibu dan anak. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Dokter Eka juga menyoroti angka AKI dan AKB yang masih tinggi yang disebabkan oleh dua faktor utama yakni nifas pada tingginya AKI dan stunting pada AKB. Serta menjelaskan langkah strategis pemerintah dan pentingnya peran bidan dalam mendampingi ibu hamil.
"Saya mengajak para bidan untuk turut serta dalam memperkuat peran pendampingan profesional dalam setiap tahapan kehamilan dan masa nifas. Kolaborasi yang baik antara bidan, pemerintah, dan masyarakat akan menjadi kunci dalam menurunkan angka stunting dan memastikan kesehatan ibu serta bayi dapat terjaga dengan baik," kata dr. Eka saat seminar Peran Strategis Bidan dalam Upaya Percepatan Penurunan AKI dan AKB di Indonesia yang digelar Albusmin dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Jawa Barat, dikutip dari keterangannya, Kamis 19 Desember 2024.
Wakil Kepala 2 Bidang Pelatihan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Barat, Dr. Yanti Herawati., S.ST, M.Keb, menjelaskan, sejak 2022, program intervensi stunting pemerintah telah memasukkan salah satu komponen penting baru, yaitu pemberian protein hewani, terutama kepada ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anak usia di bawah dua tahun (baduta).
Menurutnya, protein hewani menjadi fokus utama karena mengandung zat gizi esensial yang tidak dapat dipenuhi oleh pangan nabati, seperti zat besi dan vitamin B12, serta asam amino yang lengkap untuk mendukung pertumbuhan tubuh. Beberapa sumber protein hewani yang diutamakan dalam program ini adalah telur dan ikan gabus, karena mudah diakses dan kaya manfaat.
"Pada ibu hamil, konsumsi protein hewani ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang janin secara optimal. Sehingga dapat mengurangi risiko kelahiran dengan berat badan rendah (BBLR) dan mencegah gangguan perkembangan pada masa kehamilan," kata dr. Yanti.
Sementara itu, dr. Ulul Albab, Sp.OG selaku Sekretaris Jendral Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, menjelaskan bahwa protein albumin memiliki peran penting untuk dikonsumsi pascaoperasi, terutama selama masa nifas mengingat angka kematian ibu (AKI) sebagian besar terjadi pada masa ini, dengan infeksi luka sebagai salah satu penyebab utama.
Penyembuhan luka memerlukan protein sebagai bahan dasar pembentukan jaringan kolagen, dan albumin menjadi komponen vital dari proses ini.
"Hypoalbuminemia, atau kadar albumin rendah, diketahui sebagai faktor risiko independen yang memperlambat penyembuhan luka, meskipun sayangnya pemeriksaan kadar albumin masih jarang dilakukan. Salah satu sumber protein albumin adalah ikan gabus. Sebagai alternatif, bisa juga konsumsi suplementasi ekstrak ikan gabus yang tentunya juga mengandung protein albumin dan sudah terbukti mempercepat penyembuhan luka yang sudah terbukti,” kata dr. Ulul.
"Meski begitu kandungan protein albumin dalam ekstrak ikan gabus dapat bervariasi, tergantung pada cara pengolahannya, sehingga penting untuk memilih ekstrak ikan gabus yang tepat untuk mendapatkan manfaat optimal," sambungnya.
Brigita Zefanya selaku Assistant Brand Manager PT. Pharos Indonesia, melihat adanya kebutuhan untuk membantu suplementasi protein albumin terutama untuk ibu hamil dan pasien pascaoperasi, dengan menyediakan Albusmin.
“Albusmin adalah ekstrak ikan gabus yang secara jelas mencantumkan kadar protein dan albumin di dalamnya. Terlebih lagi, kandungannya gizi lainnya secara lengkap juga tertera langsung pada kemasan. Hal ini menunjukkan komitmen Albusmin dalam menjamin kualitas dan kandungan di dalamnya,” ucap Brigita.
“Yang membuatnya semakin istimewa adalah formulanya dirancang khusus agar tidak berbau amis. Ini menjadi solusi yang sesuai bagi ibu hamil sampai menyusui yang biasanya lebih sensitif terhadap aroma tertentu, sehingga mereka tetap nyaman mengonsumsinya tanpa rasa khawatir," imbuhnya.