Kenali Penyebab Gangguan Tidur Berjalan, IDI Kabupaten Banyumas Berikan Informasi Pengobatan
- Freepik
VIVA – Menurut informasi dari idikabbanyumas.org, salah satu jenis penyakit yang umum terjadi adalah tidur sambil berjalan, atau dikenal dalam dunia medis disebut somnambulisme. Penyakit adalah gangguan kesehatan gangguan kesehatan yang mengganggu aktivitas tidur. Sebagian masyarakat Indonesia menganggap pindah posisi saat tidur bukan gangguan medis, padahal ini merupakan gejala sebuah penyakit.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Banyumas merupakan cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesi kedokteran, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan. IDI Kabupaten Banyumas saat ini sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyakit tidur berjalan serta rekomedasikan obat yang cocok bagi penderitanya.
Apa saja faktor utama penyebab gangguan tidur berjalan?
Dilansir dari laman https://idikabbanyumas.org, penyakit tidur berjalan, atau somnambulisme, adalah kondisi di mana seseorang berjalan atau melakukan aktivitas lain dalam keadaan tidur tanpa menyadarinya. Beberapa faktor utama yang sering dikaitkan dengan terjadinya tidur berjalan meliputi:
1. Faktor genetik atau riwayat keluarga
Gangguan tidur berjalan cenderung terjadi dalam keluarga. Anak-anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan riwayat tidur berjalan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
2. Kualitas tidur yang buruk
Tidur yang tidak cukup atau berkualitas rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan tidur berjalan. Kelelahan akibat kurang tidur juga berkontribusi pada kondisi ini.
3. Stres dan cemas secara berlebihan
Stres emosional atau kecemasan berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, termasuk somnambulisme. Gangguan psikologis ini sering kali berhubungan dengan masalah tidur lainnya, seperti mimpi buruk.
4. Jadwal tidur yang tidak teratur
Perubahan jadwal tidur, seperti bekerja shift malam atau sering bepergian, dapat mengganggu ritme sirkadian dan meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan tidur berjalan.
Apa saja obat untuk mengobati gangguan tidur berjalan?
Untuk mengobati penyakit tidur berjalan, tidak selalu diperlukan penggunaan obat-obatan. Dalam beberapa kasus, pengobatan medis dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas gejala. Berikut adalah beberapa opsi pengobatan yang telah direkomendasikan meliputi:
1. Obat Benzodiazepin
Beberapa contoh benzodiazepin, seperti klonazepam, diresepkan untuk membantu tidur lebih baik, selain digunakan untuk mengobati kecemasan dan kejang.
2. Obat Antidepresan
Obat antidepresan seperti Sertraline dan Fluoxetine dapat membantu mengatasi masalah emosional dasar dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga mengurangi kemungkinan tidur berjalan.
3. Obat Penenang
Beberapa obat penenang juga bisa digunakan untuk membantu pasien tidur lebih nyenyak dan mengurangi episode tidur berjalan. Obat penenang yang akan diresepkan oleh dokter seperti Zolpidem atau eszopiclone.
4. Penerapan Sleep Hygiene
Selain mengonsumsi obat, menerapkan kebiasaan tidur yang baik, seperti menjaga rutinitas tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari kafein serta alkohol menjelang tidur.
Penggunaan obat harus dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Selain itu, penting untuk mengevaluasi adanya gangguan lain yang mungkin menyertai gangguan tidur berjalan sebelum memulai pengobatan.