Jadi Biang Kerok Banyak Penyakit, Begini Trik Kurangi Penggunaan Garam pada Masakan

Ilustrasi garam.
Sumber :
  • Pixabay/kaboompics

Jakarta, VIVA – Bijak garam atau mengurangi penggunaan garam merupakan upaya penerapan gaya hidup sehat yang dapat membantu memperpanjang harapan hidup.

Diketahui, konsumsi garam berlebih dapat berisiko pada sejumlah penyakit, di antaranya hipertensi, gangguan ginjal, kanker, gangguan fungsi otak, osteoporosis, dan masih banyak lagi. Scroll untuk info selengkapnya, yuk!

Andalina Novyanti, Head of Horeca Dept – PT Ajinomoto Indonesia, mengatakan, sebagai konsumen yang bijak, kita perlu memerhatikan apa saja makanan maupun minuman yang kita konsumsi agar terhindar dari berbagai penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, dan serangan jantung di kemudian hari. 

“Ini menjadi sangat penting karena teman-teman sebagai orang-orang yang berpotensi menjadi penentu tren kuliner masa depan, yang akan menyajikan berbagai kreasi makanan kepada konsumen. Apa yang saya bagikan kali ini merupakan salah satu upaya dalam menurunkan risiko penyakit metabolik, hipertensi, dengan konsep Bijak Garam,” ujar Andalina di acara Seminar Food Service di Prodi Hotel Manajemen Binus University, yang digelar Ajinomoto, dikutip dari keterangannya, Selasa 17 Desember 2024. 

Lebih lanjut Andalina mengatakan, Bijak Garam sendiri merupakan kampanya yang diinisiasi Ajinomoto Indonesia sebagai upaya untuk memperpanjang harapan hidup dan mendorong terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. 

“Caranya dengan mengurangi sebagian penggunaan garam dalam aktivitas memasak harian, dan menggantinya dengan menambahkan sedikit MSG. Contoh, dalam memasak menu sup ayam, dari yang biasanya kita menuangkan 2 sendok teh (sdt) garam ke dalam 1 liter kuah, cukup diubah menjadi 1 sdt garam tambah setengah sendok teh MSG,” jelasnya. 

“Dengan tips itu, kita sudah menerapkan konsep Bijak Garam. Hidup lebih sehat dengan mengurangi penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa makanan yang lezat,” tambahnya. 

Penyakit Kanker Kembali Kambuh, Komedian Senior Qomar Dirawat di RS

Menurut Andalina, konsep Bijak Garam ini juga sejalan dengan anjuran dari Kementerian Kesehatan RI terkait pengurangan asupan gula, garam, lemak (GGL). 

“Jadi, bagi teman-teman para calon pengusaha di bidang kuliner, baiknya memang mengikuti juga anjuran pembatasan penggunaan gula, garam, lemak pada kreasi menu makanannya,” imbuhnya. 

10 Negara dengan Penderita Kanker Terbanyak, Hasilnya di Luar Dugaan!
Abah Qomar

Ini yang Dikatakan Qomar Saat Divonis Kanker Stadium 4

Alih-alih terpuruk, Qomar justru mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan. Ia melihat penyakit tersebut sebagai pembelajaran berharga dalam hidupnya.

img_title
VIVA.co.id
9 Januari 2025