Fakta dan Mitos Penyakit Jantung, Benarkah Bisa Sembuh dengan Minum Vitamin?
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, penyakit kardiovaskular termasuk penyakit jantung angkanya mencapai 19,42 persen pada tahun 2023. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penyebab kematian lainnya seperti stroke (14,38 persen) dan kanker (13,60 persen). Kali ini, penyakit jantung tengah dialami oleh salah satu pengacara kondang Elza Syarief yang dirawat intensif di ICCU akibat serangan jantung.
Tentu saja penyakit jantung tidak dapat disepelekan. Orang yang berisiko atau memiliki penyakit jantung sangat disarankan untuk melakukan pencegahan dengan cara melakukan aktivitas fisik guna memperkuat otot jantung.
"Bagi sebagian besar penderita penyakit jantung, tidak banyak bergerak adalah ide yang buruk. Hal ini dapat menyebabkan penggumpalan darah di kaki dan penurunan kondisi fisik secara keseluruhan," kata Ahli Jantung, Dr. Richard T. Lee, melansir Harvard Health Publishing, Selasa 17 Desember 2024.
Sayangnya, masih banyak perdebatan simpang siur di masyarakat perihal penyakit jantung yang akhirnya berdampak pada kurangnya kesadaran untuk melakukan pencegahan. Berikut ini adalah mitos dan fakta penyakit jantung yang harus diketahui.
Mitos: Kurangi risiko penyakit jantung dengan vitamin
Antioksidan, vitamin E, C, dan beta karoten berperan dalam menurunkan risiko penyakit jantung. Namun, uji klinis suplementasi vitamin ini tidak bisa memastikan manfaatnya terhadap penyakit jantung. Faktanya, American Heart Association telah menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang membenarkan penggunaan vitamin ini untuk mencegah atau mengobati penyakit kardiovaskular.
Mitos: Berhenti merokok bisa cegah penyakit jantung
Manfaat berhenti merokok dirasakan sejak mulai benar-benar berhenti, terlepas dari usia dan berapa lama orang itu pernah merokok. Faktanya, satu tahun setelah berhenti merokok, risiko terkena serangan jantung bisa turun hingga 50 persen dalam 10 tahun ke depannya.
Mitos: Penyakit jantung adalah masalah bagi laki-laki
Faktanya, sejak tahun 1984 lebih banyak perempuan dari pada laki-laki yang meninggal setiap tahunnya karena penyakit jantung. Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada wanita di atas usia 65 tahun. Pada usia pensiun, 70 persen pria dan wanita menderita penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit arteri koroner, gagal jantung, stroke, dan hipertensi. Risiko terus meningkat, dan pada usia 80 tahun, 83 persen pria dan lebih banyak lagi wanita, sebanyak 87 persen akan terkena dampaknya.
Mitos: Penderita penyakit jaantung sebaiknya maakaan sedikit lemak
Memang benar untuk mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh, lemak terhidrogenasi parsial, dan lemak trans. Tapi lemak lain, terutama lemak tak jenuh dalam minyak nabati dan makanan lain, juga bermanfaat. Faktanya, mengonsumsi ikan tinggi asam lemak omega-3, seperti salmon, dua kali seminggu dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Mitos: Serangan jantung kecil bukan masalah besar
Tidak sedikit orang yang menyepelekan tanda-tanda serangan jantung kecil. Padahal, itu bisa berakibat buruk hingga membawa pada masalah jantung yang lebih serius.
"Serangan jantung ringan bukanlah masalah besar dalam kaitannya dengan seberapa baik fungsi jantung Anda. Bahkan mungkin luput dari perhatian. Tapi itu adalah tanda peringatan besar bahwa Anda menderita penyakit jantung serius, dan serangan jantung berikutnya mungkin bisa membunuh Anda,” kata Dr. Lee.