Krim Racikan, Waspadai Risiko Kesehatan yang Mengintai

ilustrasi krim
Sumber :
  • freepik by freepik

Jakarta, VIVA – Media telah menjadi salah satu sarana edukasi yang paling efektif. Hal ini diungkapkan oleh DR. Dr. Muji Iswanty, SH, MH, SpDVE, Subsp.Ven, M.Kes, C.Med, FINSDV, FISQua, seorang Dokter Spesialis Dermatologi dan Venerologi sekaligus Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dalam Media Advisory secara virtual pada Jumat, 13 Desember 2024.

Jangan Asal Pakai! Ini Ciri Kosmetik Bermerkuri yang Harus Dihindari

“Kita lihat bahwa media sangat membantu dalam menyelesaikan 50% permasalahan. Media digital menjadi salah satu sumber edukasi yang paling tepat dan sangat diperhatikan oleh masyarakat,” ujar Dr. Muji.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa tren kecantikan yang berkembang di masyarakat, seperti obsesi terhadap kulit putih dan glowing, perlu disikapi dengan bijak. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

10 Jenis Ikan yang Tidak Disarankan untuk Dikonsumsi, Berbahaya Bisa Sebabkan Kanker!

Banyak orang menginginkan hasil instan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan kulit.

ilustrasi Krim wajah

Photo :
  • Pixabay/Andreas
Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar China Ini, Alasannya Mengerikan

“Mayoritas masyarakat menginginkan wajahnya putih. Namun sebenarnya, wajah putih itu belum tentu sehat. Yang kita inginkan adalah wajah yang sehat, bukan sekadar putih atau glowing dengan cara instan,” tegas Dr. Muji.

Dr. Muji menjelaskan bahwa kulit manusia secara alami mengalami pergantian setiap 14 hingga 21 hari tanpa intervensi apa pun. Namun, dengan berbagai prosedur seperti peeling, laser, dan skin booster, pergantian kulit bisa dipercepat dengan cara yang aman.

Tetapi, ia mengingatkan bahwa mempercepat pergantian kulit hingga satu hari saja, seperti yang sering dijanjikan oleh produk krim racikan, sangat berbahaya.

“Tetapi kalau pengelupasan kulit dipercepat menjadi satu hari dengan menggunakan krim tertentu, ini yang sangat tidak sehat,” tambahnya.

Ilustrasi wanita mengaplikasikan krim wajah

Photo :
  • Freepik/senivpetro

Sayangnya, keinginan dari masyarakat untuk memiliki kulit putih dalam waktu singkat telah dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Mereka menawarkan produk-produk kecantikan yang mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri dan hydroquinone, di luar batas aman.

Namun, salah satu isu yang sedang ramai diperbincangkan adalah penggunaan derma roller oleh orang-orang yang bukan dokter. Dr. Muji menegaskan bahwa tindakan ini berisiko tinggi jika dilakukan oleh individu yang tidak memiliki keahlian medis.

Ilustrasi wanita mengaplikasikan krim putih

Photo :
  • Freepik/Nensuria

“Derma roller sering digunakan untuk kasus acne, bekas luka acne, dan flek. Namun, kasus flek sendiri sangat kompleks. Flek bisa disebabkan oleh hormon, genetik, paparan matahari, atau penggunaan krim berbahaya seperti yang mengandung merkuri,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa hydroquinone, meskipun dapat digunakan untuk menangani melasma, menjadi berbahaya jika digunakan di luar batas standar. Penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan ochronosis, yaitu kerusakan jaringan kulit hingga lapisan terdalam.

“Krim racikan yang menggunakan merkuri atau hydroquinone di luar batas standar dapat merusak jaringan kulit. Kondisi seperti ochronosis adalah salah satu dampak terburuknya,” imbuh Dr. Muji.

Dr. Muji juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk kecantikan. Produk racikan yang dijual bebas, terutama yang menjanjikan hasil instan, sering kali mengandung bahan berbahaya yang tidak sesuai standar kesehatan.

“Kosmetik yang mengandung bahan berbahaya tidak hanya merusak kulit, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, selalu pastikan produk yang digunakan telah terdaftar di BPOM dan konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya,” pesannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya