Kenali Penyebab Angin Duduk, IDI Enarotali Berikan Informasi Pengobatan

Ilustrasi penyakit angin duduk
Sumber :
  • Coffeekai dari Freepik

VIVA – Menurut informasi dari idienarotali.org, salah satu penyakit yang sering dialami oleh orang dewasa adalah angin duduk. Angin duduk, juga dikenal sebagai angina pectoris atau iskemia, terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terganggu, menyebabkan nyeri di dada. Angin duduk dapat terjadi secara tiba-tiba dan berbahaya bagi kesehatan.

Jangan Remehkan Sawo! Inilah 8 Manfaat untuk Kesehatan yang Harus Diketahui!

IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Enarotali adalah organisasi kesehatan yang berfokus pada pengembangan kompetensi dokter agar dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Enarotali adalah Dr. Joni M. Siahaan. Di bawah kepemimpinannya, IDI Cabang Enarotali berfokus pada peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Paniai, Papua, dengan berbagai program inovatif untuk menjangkau masyarakat, terutama di daerah terpencil.

Cegah Penyakit Radang Panggul, IDI Dogiyai Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Salah satu program unggulan IDI Enarotali adalah medical outreach, yang bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan langsung ke masyarakat di daerah yang sulit dijangkau. Ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan. Saat ini IDI meneliti lebih lanjut mengenai penyebab utama dari penyakit angin duduk serta obat yang dapat dikonsumsi oleh penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit angin duduk?

Kenali Penyebab Nyeri Haid, IDI Deiyai Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Dilansir dari laman https://idienarotali.org, penyakit angin duduk, yang dalam istilah medis dikenal sebagai angina pektoris, adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otot jantung terhambat atau berkurang. Berikut adalah penyebab utama terjadinya angin duduk meliputi:

1. Gejala penyakit jantung koroner

Angin duduk adalah gejala penyakit lain seperti jantung koroner, di mana arteri koroner menyempit atau tersumbat oleh penumpukan plak lemak, menghambat aliran darah yang kaya oksigen ke jantung.

2. Adanya penyakit hipertensi

Hipertensi adalah penyebab lain angin duduk. Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri dengan waktu. Untuk mencegah hipertensi, penting untuk menjaga kesehatan dan mendapatkan istirahat yang cukup.

3. Faktor usia serta jenis kelamin

Risiko terkena angin duduk meningkat dengan usia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun. Untuk tetap sehat dan merasa lebih baik, minum banyak air putih setiap hari sangat penting.

4. Stres secara emosional

Stres juga pada umumnya dapat menyebabkan gejala angin duduk, terutama saat jantung membutuhkan lebih banyak oksigen. Jika Anda mengalami stres berlebihan, cobalah untuk meluangkan waktu bersama keluarga Anda dan menjaga pola makan yang sehat.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati angin duduk?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyakit angin duduk yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun tidak perlu khawatir, Untuk mengobati gejala angin duduk (angina pektoris), beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:

1. Obat Nitrogliserin

Obat ini digunakan untuk melemaskan dan melebarkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah ke jantung. Nitrogliserin tersedia dalam bentuk tablet, semprotan, atau koyo, dan biasanya dikonsumsi sebelum aktivitas yang dapat memicu gejala angin duduk.

2. Obat Aspirin

Aspirin, juga dikenal sebagai pengencer darah, membantu mencegah pembekuan dan memudahkan aliran darah melalui arteri yang menyempit. Mereka yang berisiko mengalami angin duduk biasanya diberi dosis rendah aspirin sebagai obat pencegahan.

3. Obat Statin

Statin adalah obat yang digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah karena mereka membantu mencegah kolesterol menyumbat pembuluh darah, yang dapat memperburuk kondisi angina.

Sebelum menggunakan obat-obatan ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna menentukan dosis yang tepat dan memastikan bahwa obat tersebut sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya