Anak Alergi Susu Sapi? Jangan Salah, Pencegahannya Harus Sejak Hamil hingga Melahirkan
- Freepik/freepik
Jakarta, VIVA – Menghindari anak-anak dari risiko alergi susu sapi (ASS) bisa dilakukan sedini mungkin bahkan ketika masih di dalam kandungan. ASS disebabkan karena kandungan kasein dan whey yang merupakan protein dalam susu sapi. Kedua kandungan ini seringkali menimbulkan reaksi alergi baik lewat saluran pencernaan, reaksi di kulit, hingga mengganggu saluran napas.
Berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan sebagai upaya pencegahan ASS pada anak. Upaya ini dimulai dari sejak masa kehamilan, sesudah lahir, hingga pengaruh lingkungan. Terutama pada anak-anak yang berisiko mengalami alergi lewat riwayat keturunan orangtuanya. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
"Dilakukan sejak masa kehamilan. Saat ibu hamil, anak berisiko alergi di kemudian hari kalau ada riwayat. Kemungkinan, bayi yang dikandung akan mengalami alergi," kata Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr.Sp.A(K), M.Kes, dalam acara Media Briefing Kalbe Nutritionals: Dukung Anak Alergi Susu Sapi Menjadi Generasi Anak Juara dengan Nutrisi, Atensi, dan Potensi sebagai Pilar Utama, di Jakarta, Kamis 12 Desember 2024.
Pencegahan di Masa Kehamilan
Anak akan berisiko tinggi mengalami alergi jika kedua orangtuanya juga memiliki riwayat alergi yang sama. Dalam kondisi ini, ketika sang ibu hamil maka disarankan untuk tidak menghindari jenis makanan apapun agar anak di dalam kandungannya terbiasa menerima berbagai jenis kandungan gizi.
"Pencegahan selama kehamilan, ibu nggak pantang makan apapun. Dulu kalau ibu mengandung dan anaknya risiko alergi karena riwayat dalam keluarga maka ibu nggak boleh makan seafood, telur, dan sebagainya. Sekarang kebalikannya," jelas Prof. Budi.
Ditegaskan bahwa hal ini berlaku bagi ibu hamil yang tidak alergi terhadap makanan apapun. Jika sang ibu mempunyai riwayat alergi, misalnya alergi seafood dan unggas, maka jenis makanan tersebut harus tetap dihindari agar tidak mengganggu kesehatannya dan janin.
"Pada anak yang risiko alergi, selama hamil boleh makan apa saja selama ibunya nggak alergi apapun. Kecuali ibunya alergi pada makanan, maka jangan dimakan. Tapi selama nggak alergi apapun, selama hamil boleh makan apa aja," tambahnya.
Pencegahan setelah Melahirkan
Pencegahan alergi berikutnya dilakukan lagi setelah bayi lahir ke dunia. Bayi harus diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sebelum akhirnya diberikan MPASI atau makanan bertekstur halus kemudian yang lebih padat. Kandungan-kandungan gizi dalam ASI dapat membantu meningkatkan metabolisme anak sehingga mereka tidak mudah sakit dan terpapar alergi.
"Diberikan ASI eksklusif pada usia 6 bulan. Itu nutrisi terbaik dari formula apapun. Pemberian ASI bisa mencegah anak berisiko alergi dan tidak muncul penyakit di kemudian hari. Selama menyusui, ibu juga tidak pantang makan apapun," jelasnya.
Hindari Paparan Asap Rokok
Dari berbagai jenis upaya yang dilakukan selama masa hamil dan menyusui, ibu dan anak juga harus menghindar dari paparan asap rokok baik secara aktif maupun pasif.