Kenali Gejala Rematik, IDI Burmeso Memberikan Informasi Pengobatan

Ilustrasi gejala rematik
Sumber :
  • Iherphotography dari Freepik

VIVA – Menurut informasi dari idiburmeso.org, salah satu penyakit yang dapat menyerang segala usia namun lebih sering orang dewasa adalah penyakit rematik. Rematik, atau lebih dikenal sebagai rheumatoid arthritis (RA), adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada sendi.

Ikatan Dokter Indonesia Cabang Burmeso menjelaskan bahwa rematik sebenarnya adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sendi dan jaringan di sekitarnya.

IDI Cabang Burmeso juga menjelaskan bahwa rematik sering dikelompokkan dalam arthritis atau radang sendi, dan dapat mencakup berbagai kondisi, seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, lupus, dan ankylosing spondylitis. Mungkin sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena rematik. Penyakit rematik dapat dicegah dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat pada awalnya.

IDI Cabang Burmeso saat ini melakukan penelitian terkait penyakit rematik kemudian rekomendasi obat yang dapat diberikan bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit rematik?

Dilansir dari laman https://idiburmeso.org, penyakit rematik, atau lebih spesifiknya rheumatoid arthritis (RA), adalah kondisi autoimun yang ditandai dengan peradangan pada sendi. Meskipun penyebab pasti dari rematik belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang dianggap berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ini meliputi:

1. Gangguan sistem kekebalan tubuh

Rematik, yang biasanya disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh, menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk sendi. Arthritis rheumatoid, misalnya, menyebabkan tubuh menganggap membran sinovial sebagai bahaya.

2.  Faktor keturunan atau riwayat keluarga

Faktor genetik juga dapat menyebabkan penyakit rematik. Orang-orang yang memiliki riwayat penyakit rematik dalam keluarga mereka memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita penyakit tersebut. Seseorang dapat memiliki kecenderungan genetik untuk menderita penyakit ini.

Gempa Bumi Sebabkan Kerusakan di Puskesmas Kertasari, IDI Kerahkan 40 Tenaga Medis

3. Obesitas atau kelebihan berat badan

Obesitas jelas dapat menyebabkan berbagai penyakit pada beberapa orang di Indonesia. Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan pada sendi, menyebabkan gejala yang lebih parah, dan meningkatkan risiko peradangan.

Inisiatif IDI dan BKKBN, Peran Ibu sebagai Ujung Tombak dalam Perang Melawan Stunting

4. Infeksi virus dan faktor kebersihan lingkungan

Beberapa infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan respons autoimun yang menyebabkan rematik. Selain itu, kondisi kebersihan lingkungan juga dapat menjadi sumbernya. Seseorang dapat lebih rentan terhadap rematik jika terpapar zat berbahaya seperti asbes atau silika.

Soroti Kasus Aulia Risma, Ketua IDI Jawa Tengah: Dokter Anestesi Tingkat Stresnya Tinggi

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi penyakit rematik?

Pengobatan penyakit rematik, khususnya RA, bertujuan untuk mengurangi peradangan, nyeri, dan kerusakan sendi. Beberapa obat yang disarankan untuk mengobati RA meliputi:

1. Naproxen

Naproxen adalah obat pertama yang dapat dikonsumsi oleh orang yang menderita rematik. Naproxen (naproksen) atau naproxen sodium juga berfungsi untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk sakit kepala, nyeri otot, tendonitis, sakit gigi, dan kram menstruasi.

2. Ibuprofen

Ibuprofen bisa menjadi pilihan kembali untuk mengatasi gejala dan penyakit rematik. Ibuprofen dapat meredakan nyeri dan menurunkan demam. Efektif untuk nyeri ringan hingga sedang. Untuk dosis penggunaannya biasanya 200-400 mg setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.

3. Kortikosteroid

Prednison, salah satu jenis obat yang dapat meredakan nyeri rematik, biasanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek selama gejala akut. Obat ini juga dapat mengurangi peradangan dan nyeri serta memperlambat kerusakan sendi.

Pengobatan rematik harus dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk menentukan jenis obat yang paling sesuai berdasarkan kondisi pasien. Kombinasi dari beberapa jenis obat mungkin diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya