Survei 57 Persen Pembicaraan di Media Sosial Nilai Program Makan Siang Gratis di Sekolah Belum Tepat Sasaran

Uji coba makan bergizi gratis di SD Muhammadiyah 1 Ambarketawang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)

Jakarta, VIVA – Stunting adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak-anak, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang memadai. 

Banyak Anak Keluhkan Makanan MBG Tak Enak, PB IDI: Ini Teguran Keras Buat Ibu-ibu!

Menurut data World Health Organization (WHO), stunting dapat menyebabkan dampak jangka panjang, seperti gangguankecerdasan, produktivitas rendah, dan kualitas hidup yang buruk.

Ini menjadikan stunting sebagai isu penting yang harus segera ditangani untuk mendukung pembangunan generasi yang sehat dan kompetitif. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Makanan MBG di Makassar Banyak Tak Dihabiskan, SPPG Janjikan Hadiah bagi Siswa

Siswa SDN Tugu sedang menyantap nasi kotak dalam uji coba program makan bergizi gratis di SDN Tugu, Kamis, 25 Juli 2024.

Photo :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)

Isu stunting ini belakangan juga mendapat perhatian serius. Berdasarkan pemantauan di media sosial dan media online mengenai topik stunting yang dilakukan oleh perusahaan Big Data dan AI NoLimit Indonesia menjadi perhatian besar bagi masyarakat Indonesia.

Budi Gunawan Klaim Semua Makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis Mengandung Gizi Tinggi

Berdasarkan hasil data pemantauan yang dilakukan dari 1 Agustus 2024 hingga 25 November 2024 menunjukkan bahwa pembicaraan terkait stunting sebanyak 23.135 pembicaraan di media sosial dan 12.165 pemberitaan di media online

Berdasarkan data dan analisis yang dilakukan oleh NoLimit Indonesia, data terbaru menunjukkan bahwa stunting, yang dapat menggangu tumbuh kembang anak, menjadi perhatian besar bagi masyarakat Indonesia.

Uji coba makan bergizi gratis siswa sekolah dasar (SD) di Cipayung, Jakarta Timu

Photo :
  • BeritaJakarta

Hasil data NoLimit Indonesia menunjukkan bahwa pembicaraan terkait stunting sebanyak 23.135 pembicaraan di media sosial dan 12.165 pemberitaan di media online

"Sebetulnya, awareness masyarakat terkait Stunting sudah cukup besar, sebesar 68 persen  dari semua percakapan dan pemberitaan memperlihatkan pengetahuan masyarakat yang paham bahwa dampak stunting yang paling mendominasi adalah menggangu tumbuh kembang anak,” ujar CEO NoLimit Indonesia, Aqsath Rasyid Naradhipa kepada awak media di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Jumat 6 Desember 2024.

Lebih lanjut diungkap Aqsath, apabila dilihat dari waktu penarikan data, perbincangan mengenai stunting meningkat 3x lipat di bulan Oktober 2024.

Peningkatan perbincangan ini bertepatan dengan pelantikan pemerintahan baru. Ini menunjukan adanya harapan baru terkait stunting dengan program-program yang akan dijalankan pemerintahan baru.

Wapres Gibran Rakabuming Raka meninjau program makan bergizi gratis (Dok. Istimewa)

Photo :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Dia mengungkap, 50 persen persepsi masyarakat terkait upaya pemerintah dalam penanganan stunting adalah terkait makan gratis untuk anak sekolah, sedangkan 63 persen peran masyarakat dipersepsikan adalah untuk mengedukasi. 

"Data ini menjadi penting, bahwa pemerintah memiliki peran melalui programnya , dan masyarakat pun memiliki peran untuk mengedukasi terkait stunting di media sosial," kata dia lebih lanjut.

Namun, di satu sisi kata dia masih ada kritik terkait kebijakan yang dianggap belum tepat sasaran.

Terdapat 57 persen dari seluruh percakapan kontra menilai program makan siang gratis di sekolah-sekolah ini belum tepat sasaran dan belum menjangkau kelompok yang benar-benar membutuhkan.

Hasil analisa lainnya dari NoLimit Indonesia juga mengungkapkan bahwa 47 persen netizen menganggap bahwa solusi yang lebih efektif dalam penanganan stunting adalah dengan meningkatkan jumlah tenaga medis, khususnya dokter, di daerah-daerah terpencil.

22 persen lainnya juga menilai pentingnya perbaikan birokrasi agar masyarakat miskin dan terpencil bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih mudah diakses dan fasilitas yang nyaman. 

Harapannya dengan temuan ini, pemerintah bisa lebih mendengar masukan-masukan dari masyarakat, khususnya melalui media sosial, dan tentunya masyarakat pun bisa menggunakan media sosial dengan bijak untuk berkomunikasi dengan pemerintah, sehingga komunikasi ini bisa berjalan lebih baik dan penanganan isu stunting bisa lebih tepat sasaran," kata Aqsath.

Potret Menu Makanan Bergizi Gratis

Netizen Sebut Menu MBG 'Sad Food' Karena Gak Enak dan Porsi Sedikit, PB IDI: Masalahnya Adalah…

Netizen pun menyebut bahwa menu MBG yang dibagikan tergolong ‘sad food’ karena isu rasa makanan yang tidak enak hingga porsi yang sedikit.

img_title
VIVA.co.id
9 Januari 2025