Bukan Susu! 1 dari 4 Balita di Jakarta dan Jawa Barat Konsumsi Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya

Ilustrasi kental manis.
Sumber :
  • Freepik/azerbaijan_stockers

Jakarta, VIVA – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN akan menempatkan persoalan kental manis sebagai isu yang penting untuk diperhatikan. Hal itu menyusul masih ditemukannya penggunaan kental manis sebagai minuman susu untuk anak. Bila tidak diatasi, kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan anak.

Haru! Paula Verhoeven Izin Pamit Sementara ke Anak

“Kita akan adakan kampanye dan sosialisasi terkait dengan bahaya kental manis. Karena kami juga concern pilihan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat terutama yang memiliki baduta dan balita,” kata Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak KemKPK, Irma Ardiana dalam media briefing baru-baru ini. Scroll untuk informasi selengkapnya!

Irma menyebut pihaknya akan mendorong sosialisasi kepada lembaga pemerintah. Salah satunya adalah melalui forum reguler antar lembaga dan kementerian terkait.

Dijalankan Januari 2025, Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Rp 15.000 per Anak

“Jadi kami punya forum-forum dan ini biasanya sangat reguler bersama dengan beberapa kementerian lembaga akan kami sampaikan [di forum],” ucap Irma.

Kental manis.

Photo :
  • Pinterest/Kelli Foster
Polisi Cek Kondisi Anak 9 Tahun Usai Dianiaya dan Dipaksa Minum Miras oleh 4 Pria di Tangerang

Sementara Wakil Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah (Makes PPA), Chairunnisa menyebut masyarakat masih banyak yang salah mempersepsikan kental manis. Hal itu tidak terlepas dari paparan informasi kental manis sebagai susu yang sudah berlangsung sejak dulu.

“Masyarakat kita sudah terlalu lama terpapar dengan informasi yang didapatkan dari dulu, mungkin sudah satu abad lebih bahwa kental manis itu adalah susu,” ucap Chairunnisa.

Chairunnisa mengatakan penelitian Makes PPA yang dilakukan pada tahun 2020 menunjukkan bahwa satu dari empat balita di Jakarta dan Jawa Barat minum kental manis setiap harinya. Hal ini menunjukkan kesadaran yang kurang dari masyarakat.

“Pemberian kental manis di Jakarta dan Jawa Barat masih tinggi,” Ungkap Chairunnisa.

Sebagai informasi, kental manis tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi berlebihan apalagi sebagai pengganti ASI. Alih-alih berguna, susu kental manis justru berbahaya untuk balita maupun orang dewasa.

Susu kental manis mudah disukai karena rasanya yang lebih manis dibanding jenis susu lainnya. Rasa manis ini muncul karena kadar gula berlebihan yang memang terkandung di dalamnya.

Padahal, kental manis jika dikonsumsi secara berlebihan terutama pada balita dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka. Beberapa dampak konsumsi susu kental manis antara lain, obesitas.

Susu kental manis minuman yang tidak hanya tinggi kalori, tetapi juga gula. Makanan dan minuman yang kaya gula diproses oleh tubuh secara cepat sehingga tubuh akan cepat lapar. Secara tidak langsung, mereka akan mengonsumsi lebih banyak kalori dari yang seharusnya dibutuhkan. Akibatnya, orang bisa menjadi obesitas.

Selain itu, konsumsi kental manis yang berlebihan juga meningkatkan risiko resistensi insulin. Resistensi insulin adalah penyakit ketika sel-sel tubuh tidak dapat lagi menggunakan gula darah dengan baik. Konsumsi berlebih pada anak-anak dapat berpotensi menyebabkan resistensi insulin. Jika anak sampai obesitas akibat susu kental manis, kemungkinan mengalami resistensi insulin semakin besar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya