Menguak Fakta Mengejutkan Transplantasi Ginjal

Ilustrasi ginjal.
Sumber :
  • Freepik/pch.vector

Jakarta, VIVA –  Saat ini, jumlah pasien gagal ginjal yang membutuhkan transplantasi ginjal sangat tinggi, sementara jumlah pendonor yang tersedia sangat terbatas. Tentu bukan hal yang mudah untuk menumbuhkan kesadaran seseorang untuk mendonorkan ginjalnya. Karena hal ini, masyarakat perlu diedukasi lebih jauh tentang pentingnya donor ginjal dari jenazah.

Dukung Akses Perawatan Ginjal Kronis, Distribusi Mesin Hemodialisis Segera Jangkau Seluruh Indonesia

“Menumbuhkan kesadaran dalam upaya mengatasi masalah donor ginjal yang terbatas, masyarakat perlu memahami tentang pentingnya donor ginjal dari jenazah, yang meskipun sudah diatur dalam undang-undang, masih kurang diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,” ujar Prof. Dr. dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH, FINASIM. 

Mengenai hal tersebut, RS Siloam ASRI di Jakarta dikenal sebagai salah satu rumah sakit  di Indonesia yang berhasil melakukan lebih dari 400 kasus transplantasi ginjal. Keberhasilan ini selain hasil penerapan teknologi dan metode medis terkini, tetapi juga berkat kolaborasi tim multidisiplin yang solid serta standar prosedur medis yang tinggi. 

5 Tanda Kerusakan Ginjal Bisa Dilihat pada Malam Hari, Ada di Wajah dan Mata!

Berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut beberapa inovasi medis yang diterapkan di RS Siloam ASRI, tantangan yang dihadapi, dan kontribusi rumah sakit ini terhadap masyarakat dan sistem kesehatan di Indonesia yang dipaparkan 3 (tiga) dokter spesialis yaitu Prof. DR. dr. Nur Rasyid, Sp.U (K), Prof. Dr. dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH, FINASIM, dan dr. Ina Zarlina, Sp.A (K).

dr. Endang Susalit, dr. Ina Zarlina dan dr. Nur Rasyid

Photo :
  • RS Siloam
Minuman Sehat Resep Lake ala Dokter Zaidul Akbar, Hangatkan Ginjal dan Lambung

Inovasi Medis dalam Prosedur Transplantasi Ginjal

Sejak dimulai  program transplantasi ginjal pada tahun 2017, RS Siloam ASRI  telah menerapkan metode laparoskopi intraperitoneal untuk pengambilan ginjal dari pendonor hidup dan tidak pernah lagi menggunakan metode konvensional operasi terbuka (dengan sayatan besar). Metode laparoskopi intraperitoneal, yang hanya memerlukan sayatan kecil 1-2 cm sebanyak 3-4 buah, mengurangi risiko komplikasi mencederai organ vital di sekitar ginjal.

“Pengembangan lebih lanjut sejak tahun 2020 dilakukan teknik laparoskopi retroperitoneal ini mengurangi risiko komplikasi karena tidak mengganggu organ-organ intra abdomen lain seperti saluran pencernaan dan pembuluh darah utama,” ujar Prof. DR. dr. Nur Rasyid, Sp.U (K). 

Pendonor yang menjalani prosedur ini juga merasakan pemulihan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode operasi terbuka. Umumnya, mereka hanya membutuhkan waktu perawatan 2-3 hari dan bisa kembali beraktivitas normal dalam waktu seminggu setelah operasi.

Selain itu, untuk kondisi dengan keterbatasan donor, RS Siloam ASRI juga melakukan teknik canggih operasi bedah mikro yang menggabungkan 2-3 pembuluh darah arteri ginjal agar donor dengan variasi pembuluh darah bisa menjadi donor dan lama waktu penyambungan arteri sama dengan donor dengan arteri tunggal. Hal tersebut memperpendek warm ischemik dan meningkatkan keberhasilan transplantasi. 

“Dengan penerapan inovasi-inovasi ini, RS Siloam ASRI dapat memberikan hasil yang lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi pascaoperasi baik bagi pendonor maupun penerima,” tambah Prof. Nur Rasyid.

Standar Prosedur Tinggi

Keberhasilan transplantasi ginjal di RS Siloam ASRI didukung oleh standar prosedur tinggi yang diterapkan pada setiap tahap. Rumah sakit ini memiliki protokol ketat untuk seleksi pendonor dan penerima ginjal, serta prosedur medis yang disesuaikan dengan kondisi pasien.

Prosedur penapisan donor melalui team advokasi yg terlatih yg terdiri dari psikiater, medikolegal, etikolegal dan hukum, untuk menghindari terjadinya jual beli organ, selanjutnya apabila telah lolos dari team advokasi maka dilajutkan pemeriksaan menyeluruh pada pendonor, termasuk tes darah dan pemantauan fungsi ginjal untuk memastikan ginjal dalam kondisi optimal. Tim medis juga menjalankan tes untuk memastikan ginjal yang diterima dapat berfungsi baik dan tidak ditolak tubuh pasien.

Standar prosedur ini mencakup aspek medis dan komunikasi antara tim medis, pasien, dan keluarga. Sebelum melakukan tindakan, RS Siloam ASRI memberikan edukasi mendalam tentang transplantasi ginjal kepada pasien dan keluarga untuk mengurangi kecemasan dan memastikan pemahaman yang baik tentang proses sebelum dan sesudah prosedur. Pendekatan ini menciptakan lingkungan yang mendukung, berkontribusi pada keberhasilan prosedur.

Peran Tim Multidisiplin dalam Keberhasilan Transplantasi Ginjal

Keberhasilan transplantasi ginjal didukung oleh kerja sama tim medis multidisiplin, termasuk dokter spesialis nefrologi, urologi, ahli anestesi, ahli radiologi, jantung, paru, perawat, ahli gizi, dan semua unsur. Setiap anggota tim memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran prosedur. 

Misalnya saja, dokter spesialis nefrologi memeriksa kecocokan donor dan resipien, serta pemantauan berkala sepanjang umur pasien, spesialis urologi bertugas melakukan pengambilan dan penanaman ginjal, sedangkan ahli anestesi memastikan kondisi pasien aman selama operasi. 

Selain itu, ahli radiologi dengan pemeriksaan imaging memberikan informasi anatomi pembuluh darah donor dan resipien dengan teknologi agar memudahkan tim operasi dan memonitor hasil operasi dengan USG Doppler. Team perawat terlatih memberikan perawatan pascaoperasi untuk pemulihan optimal. Bahkan untuk untuk memberikan pelayanan paripurna tersedia pelayanan home care agar pasien dapat terpantau dengan baik dan menjaga stres pasca operasi. Komunikasi yang efektif antara tim medis juga sangat penting untuk memastikan bahwa semua langkah sesuai rencana,  selama persipan, pelaksanaa, dan setelah transplantasi ginjal. 

Tantangan dalam Transplantasi Ginjal dan Solusi yang Diterapkan

Meskipun RS Siloam ASRI telah meraih banyak kesuksesan dalam transplantasi ginjal, berbagai tantangan tetap ada. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan jumlah ginjal yang tersedia, baik dari pendonor hidup maupun pendonor yang telah meninggal dunia (jenazah). 

Saat ini, jumlah pasien gagal ginjal yang membutuhkan transplantasi ginjal sangat tinggi, sementara jumlah pendonor yang tersedia sangat terbatas. “Menumbuhkan kesadaran dalam upaya mengatasi masalah donor ginjal yang terbatas, masyarakat perlu memahami tentang pentingnya donor ginjal dari jenazah, yang meskipun sudah diatur dalam undang-undang, masih kurang diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,” sebut Prof. Dr. dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH, FINASIM. 

Tantangan lainnya adalah risiko penolakan ginjal oleh tubuh penerima. RS Siloam ASRI mengatasi ini dengan tim ahli dalam mengelola pasien yang mengalami reaksi penolakan, dengan menggunakan obat imunosupresan dan pemantauan yang ketat untuk mencegah penolakan ginjal. Tim medis juga mengedukasi pasien tentang pentingnya kepatuhan pada pengobatan dan gaya hidup sehat untuk menjaga fungsi ginjal yang baru.

Transplantasi Ginjal pada Anak

Pada kesempatan wawancara lainnya, dr. Ina Zarlina, Sp.A (K), salah satu dokter spesialis anak yang baru-baru ini berhasil melakukan transplantasi anak di RS Siloam ASRI. dr. Ina menyebutkan bahwa pada anak-anak, penyebab penyakit ginjal kronis (PGK) yang berujung pada kebutuhan transplantasi ginjal sering kali berbeda dibandingkan pada orang dewasa. 

“Sekitar 30 persen dari kasus PGK pada anak-anak disebabkan oleh kelainan bawaan, seperti kelainan glomerulus yang memengaruhi fungsi ginjal. Ini termasuk gangguan genetik dan malformasi ginjal yang hadir sejak lahir. Selain itu, penyakit ginjal pada anak-anak juga sering kali berhubungan dengan infeksi atau gangguan metabolik yang belum terdeteksi sejak dini,” sebut dr. Ina.

Salah satu tantangan terbesar dalam transplantasi ginjal pada anak adalah pencarian pendonor yang cocok, mengingat kebutuhan untuk menyesuaikan ukuran ginjal dan dosis obat imunosupresan dengan kondisi tubuh anak yang masih berkembang. Selain itu, terapi pengganti ginjal seperti cuci darah (hemodialisis) atau Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) juga menjadi alternatif, meski tidak optimal dalam jangka panjang.

Pendekatan Terapi dan Alat untuk Transplantasi Ginjal pada Anak

Transplantasi ginjal pada anak memerlukan alat yang disesuaikan dengan ukuran tubuh mereka, baik untuk hemodialisis maupun CAPD, sehingga menambah kompleksitas prosedur dan memerlukan perhatian khusus dari spesialis anak. RS Siloam ASRI menyediakan layanan CAPD untuk anak-anak, yang tujuannya adalah untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi anak-anak dengan penyakit ginjal kronis. Penggunaan terapi pengganti ginjal harus dipertimbangkan dengan cermat karena berdampak pada tumbuh kembang anak.

Harapan dan Kualitas Hidup Pasca Transplantasi
Transplantasi ginjal pada anak tidak hanya memberikan harapan untuk kelangsungan hidup, tetapi juga memungkinkan kehidupan yang lebih mandiri tanpa ketergantungan pada terapi pengganti ginjal. Setelah transplantasi, harapan utama adalah anak-anak dapat beraktivitas dan meraih cita-cita seperti teman sebayanya tanpa batasan perawatan medis intensif. Pemantauan medis rutin tetap penting untuk mencegah penolakan ginjal dan komplikasi lainnya, sehingga anak-anak dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan harapan yang lebih cerah.

Pentingnya Pola Hidup Sehat untuk Pencegahan Penyakit Ginjal pada Anak
Pencegahan penyakit ginjal pada anak sangat penting dengan menjaga pola hidup sehat, seperti cukup cairan, pola makan seimbang, dan menghindari obat-obatan yang merusak ginjal. Orang tua dan tenaga medis harus proaktif memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanganan dini penyakit ginjal. Meskipun informasi tentang transplantasi ginjal pada anak terbatas, kesadaran dan sumber daya yang memadai perlu terus ditingkatkan untuk mendukung perawatan terbaik bagi anak-anak dengan penyakit ginjal.

Dampak Sosial Keberhasilan Transplantasi Ginjal
Keberhasilan RS Siloam ASRI dalam transplantasi ginjal memberikan dampak sosial yang signifikan, salah satunya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama dalam bidang transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal ke-400 telah berhasil dilaksanakan pada 31 Oktober 2024 dan RS Siloam ASRI membuktikan bahwa teknologi medis berkualitas tinggi dapat diakses di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada rumah sakit luar negeri. Keberhasilan ini juga mendorong pemberdayaan masyarakat untuk lebih memahami pentingnya donor organ, baik dari pendonor hidup maupun jenazah, dengan harapan meningkatkan jumlah pendonor dan kualitas hidup pasien gagal ginjal di Indonesia.

Harapan untuk Masa Depan Transplantasi Ginjal di RS Siloam ASRI dan Indonesia
RS Siloam ASRI berharap dapat memperluas kemampuan dan kualitas layanan transplantasi ginjal di masa depan, termasuk meningkatkan akses ke transplantasi ginjal di seluruh Indonesia dengan mendirikan lebih banyak pusat transplantasi. Selain itu, RS Siloam ASRI juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang pentingnya donor ginjal, dengan menggalakkan kampanye-kampanye donor organ yang lebih luas untuk mengatasi kekurangan ginjal yang tersedia.

Di masa depan, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara dengan sistem transplantasi ginjal yang mandiri dan berkelanjutan, memungkinkan lebih banyak pasien untuk menerima transplantasi yang berhasil. Dengan inovasi dan dedikasi, RS Siloam ASRI berperan besar dalam mewujudkan harapan ini, membuktikan diri sebagai pionir dengan penerapan teknologi medis terbaru dan kerja tim yang solid. Keberhasilan rumah sakit ini dalam menangani lebih dari 400 kasus transplantasi ginjal, termasuk untuk pasien anak, memberi harapan baru bagi pasien gagal ginjal di Indonesia dan menunjukkan bahwa pelayanan medis berkualitas dapat tercapai di tanah air.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya