Apa Itu Cacar Air? Penyebab, Gejala, Cara Mengatasinya, dan Tips Mencegahnya
- www.freepik.com
VIVA – Cacar air sering dianggap sebagai penyakit yang umum dan biasa menyerang anak-anak, namun tahukah Anda bahwa penyakit ini bisa menyebabkan masalah serius jika tidak ditangani dengan baik? Di Indonesia, penularan cacar air mudah terjadi, terutama di lingkungan yang padat seperti sekolah, tempat penitipan anak, atau fasilitas umum. Bahkan, orang dewasa yang belum pernah terinfeksi atau divaksinasi dapat mengalami komplikasi yang lebih parah.
Meskipun cacar air umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu cacar air, gejalanya, penyebab, cara mengatasi, hingga bagaimana mencegahnya agar Anda dapat melindungi diri dan keluarga dengan lebih baik.
Apa Itu Cacar Air?
Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella-Zoster (VZV). Virus ini sangat mudah menyebar, terutama melalui percikan air liur atau kontak langsung dengan lenting yang muncul pada kulit penderita. Meskipun lebih sering menyerang anak-anak, cacar air juga dapat menginfeksi orang dewasa yang belum pernah terpapar virus atau yang belum menerima vaksinasi.
Gejala utama cacar air adalah munculnya ruam kulit yang gatal, berisi cairan, dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Selain ruam, penderita biasanya juga mengalami demam, sakit kepala, dan merasa lelah. Cacar air dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar dua minggu, tetapi komplikasi seperti infeksi bakteri pada lenting atau radang paru-paru bisa terjadi, terutama pada orang dengan sistem imun lemah.
Penyebab Cacar Air
Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster yang dapat menular secara langsung melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi melalui beberapa cara, seperti menyentuh kulit yang terpapar, menghirup udara yang terkontaminasi oleh cairan dari lenting yang pecah, atau lewat percikan droplet yang keluar saat penderita batuk atau bersin. Penderita yang belum pernah terinfeksi atau divaksinasi berisiko lebih tinggi tertular cacar air.
Melansir dari situs ekahospital.com, inilah gejala-gejala cacar air.
Gejala Awal Cacar Air
Cacar air dikenal dengan tanda utama berupa bintik-bintik kemerahan yang muncul di seluruh tubuh. Namun, gejala ini tidak langsung tampak setelah seseorang terinfeksi virus Varicella Zoster (VZV). Biasanya, gejala baru akan muncul sekitar 10 hingga 21 hari setelah seseorang terpapar virus tersebut. Pada tahap awal, sebelum bintik merah atau ruam muncul, beberapa gejala yang sering dialami oleh penderita antara lain:
Gejala awal cacar air biasanya cukup mengganggu, sebelum bintik-bintik merah muncul, penderita sering merasakan hal-hal berikut:
- Demam tinggi
Penderita sering mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 38°C, bahkan bisa mencapai 39°C atau lebih. Demam ini adalah respons tubuh terhadap infeksi virus dan dapat disertai dengan menggigil serta berkeringat.
- Pegal dan nyeri pada sendi serta otot
Rasa pegal dan nyeri pada tubuh, terutama di sendi dan otot, sering dirasakan. Ini membuat tubuh terasa kaku dan sangat tidak nyaman, mirip dengan gejala flu.
- Nafsu makan berkurang
Demam dan rasa mual dapat menyebabkan penurunan nafsu makan. Penderita sering merasa tidak ingin makan, meski tubuh membutuhkan energi untuk melawan infeksi.
- Kelelahan
Penderita merasa sangat lemas dan mudah kehabisan tenaga meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Kondisi ini terjadi karena tubuh bekerja keras untuk melawan virus.
Setelah beberapa hari merasakan gejala awal tersebut, barulah bintik-bintik merah atau ruam mulai muncul di permukaan kulit. Biasanya, ruam ini sangat gatal dan dapat muncul di berbagai bagian tubuh.Â
Gejala Lenting Cacar Air
Setelah gejala awal, munculnya lenting merupakan fase berikutnya dalam perkembangan gejala cacar air. Kehadiran lenting ini menandakan bahwa virus  sudah menyebar melalui aliran darah menuju jaringan kulit atau epidermis. Proses ini sangat mengganggu, karena lenting yang muncul biasanya disertai rasa gatal yang sangat hebat.
Lenting ini bisa muncul hampir di seluruh bagian tubuh dalam waktu 10 hingga 12 jam setelah gejala pertama muncul, seperti pada tangan, kaki, perut, kulit kepala, hingga area di bawah ketiak. Pada kasus yang lebih parah, lenting juga bisa muncul di bagian dalam tenggorokan, selaput mata, serta membran mukus yang terdapat pada saluran kencing, anus, dan bahkan organ genital.
Penyebaran lenting ini bisa lebih luas lagi pada anak-anak. Seiring waktu, lenting-lenting ini akan mengalami perkembangan sebagai berikut:
- Lenting Awal (Papula)
Lenting pertama kali muncul dalam bentuk bercak merah atau papula yang akan menghilang setelah sekitar 7 hari.
- Lenting Berisi Cairan (Vesikula)
Setelah sehari, lenting akan berubah menjadi vesikula yang berisi cairan. Lenting ini mudah pecah dan menyebarkan virus lebih lanjut.
- Lenting Mengering (Keropek)
Dalam beberapa hari, lenting akan mengering dan membentuk kerak atau keropek yang akan lepas dengan sendirinya.
Meskipun lenting baru bisa muncul secara bersamaan dalam beberapa waktu, masalah utamanya adalah gatal yang sangat mengganggu. Selain itu, ada risiko luka pada lenting yang bisa menyebabkan infeksi sekunder. Ketika lenting digaruk, ia bisa robek dan terbuka, memungkinkan bakteri masuk. Salah satu bakteri yang sering menginfeksi adalah Streptococcus, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti selulitis, impetigo, atau bahkan sepsis, yang berbahaya bagi kesehatan.
Â
Gejala Cacar Air pada Orang yang Sudah Divaksin
Bagi orang yang sudah menerima vaksinasi cacar air, gejala yang muncul umumnya lebih ringan dan lebih terkendali. Biasanya, tanda-tanda cacar air baru muncul sekitar 5 hingga 6 hari setelah terpapar virus, dan ini lebih lama dibandingkan dengan orang yang belum divaksin, yang gejalanya muncul lebih cepat.
Pada orang yang sudah divaksin, jumlah lenting yang muncul biasanya jauh lebih sedikit, yakni kurang dari 50 lenting, dan bentuknya cenderung berupa papula yang tidak berisi cairan. Hal ini mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi parah akibat infeksi sekunder, serta mempercepat proses penyembuhan.
Namun, meskipun vaksinasi dapat mengurangi gejala, ada beberapa kasus di mana orang yang sudah divaksin tetap mengalami gejala yang mirip dengan cacar air pada orang yang belum divaksin. Meskipun demikian, kejadian ini jarang terjadi, dan efeknya biasanya lebih ringan serta tidak menimbulkan komplikasi serius.
Dengan vaksinasi, risiko penyebaran virus bisa ditekan lebih efektif, sehingga tidak hanya melindungi individu yang divaksinasi, tetapi juga orang-orang di sekitarnya yang rentan terhadap virus ini.
Cara Mengatasi Cacar Air
Berikut adalah cara-cara mengatasi cacar air secara alami yang dapat membantu meredakan gejalanya mengutip dari situs healthline.com:
1. Gunakan Losion Calamine
Losion calamine mengandung zinc oksida dan besi oksida. Losion ini akan memberikan sensasi dingin yang dapat mengalihkan gatal mengurangi rasa gatal pada kulit yang terinfeksi cacar air. Untuk penggunaannya, cukup oleskan losion ini dengan jari bersih atau kapas pada area yang gatal, kecuali pada daerah mata.
2. Sediakan Es Krim Tanpa Gula
Cacar air juga dapat muncul di dalam mulut, yang tentunya bisa sangat menyakitkan. Memberikan es krim tanpa gula bisa menjadi pilihan untuk meredakan nyeri di mulut sekaligus membantu agar tetap terhidrasi dengan baik.
3. Mandi dengan Oatmeal
Mandi dengan oatmeal bisa memberi rasa nyaman dan mengurangi rasa gatal akibat cacar air. Anda bisa menggunakan oatmeal instan atau menggilingnya sendiri hingga halus. Larutkan oatmeal dalam air mandi hangat dan rendam selama 15-20 menit untuk membantu meredakan iritasi pada kulit.
4. Kenakan Sarung Tangan untuk Mencegah Menggaruk
Menggaruk lepuhan cacar air bisa memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko infeksi. Untuk mencegahnya, kenakan sarung tangan atau kaus kaki lembut di tangan agar tidak terpicu untuk menggaruk area yang terinfeksi.
5. Mandi dengan Soda Kue
Soda kue juga bisa membantu mengurangi rasa gatal pada kulit yang terinfeksi cacar air. Anda bisa menambahkan satu cangkir soda kue ke dalam air mandi hangat dan merendam tubuh selama 15-20 menit. Ini dapat dilakukan hingga tiga kali sehari jika merasa nyaman.
6. Kompres dengan Teh Chamomile
Teh chamomile memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi yang dapat membantu mengatasi gatal pada kulit. Anda bisa menyeduh beberapa kantong teh chamomile, mendinginkannya, dan merendam kapas atau kain lap dalam teh tersebut untuk kemudian ditempelkan pada area yang gatal.
7. Berikan Obat Penghilang Rasa Sakit yang Aman
Jika lepuhan cacar air menyebabkan rasa sakit atau mengalami demam, Anda bisa memberikan obat penghilang rasa sakit yang aman, seperti parasetamol. Hindari memberikan aspirin kepada anak atau remaja, karena dapat meningkatkan risiko sindrom Reye. Sebaiknya juga hindari ibuprofen karena dapat memperburuk infeksi kulit.
Semua langkah ini dapat membantu meredakan gejala cacar air, namun tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika kondisi memburuk atau jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait pengobatan.
Tips Mencegah Cacar Air
Untuk mencegah penularan cacar air, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil, melansir dari Biofarma:
- Vaksinasi Cacar Air
Vaksinasi cacar air sangat dianjurkan untuk anak-anak dan orang dewasa yang belum divaksinasi. Vaksin ini membantu melindungi diri sendiri dan orang lain dari penularan.
- Etika Batuk dan Bersin
Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau bagian dalam lengan saat batuk atau bersin, lalu buang tisu ke tempat sampah. Cuci tangan dengan sabun untuk mengurangi risiko penularan.
- Pola Makan Seimbang
Mengonsumsi makanan bergizi dapat memperkuat sistem imun, membantu tubuh melawan infeksi seperti cacar air.
- Isolasi dan Hindari Kontak
Jika terinfeksi cacar air, tetap di rumah hingga sembuh dan hindari kontak dekat dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus.
Cacar air merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster dan dapat menular dengan mudah, terutama di lingkungan padat. Meskipun gejalanya dapat sembuh dengan sendirinya, penanganan yang tepat penting untuk mencegah komplikasi. Vaksinasi adalah langkah utama dalam pencegahan, bersama dengan menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan penderita.