Ngeri, Setelah Masturbasi Pria ini Malah Alami Robekan Aorta Parah Nyaris Meninggal
- pixabay
New York, VIVA – Masturbasi menjadi hal yang cukup tabu dibicarakan. Masturbasi kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan stimulasi atau rangsangan seksual dengan cara menyentuh organ intim mereka.  Namun hati-hati ketika melakukan masturbasi, jangan sampai hal buruk terjadi pada Anda seperti yang dialami oleh pria berusia 59 tahun di Amerika Serikat.
Melansir laman The Sun, pria 59 tahun tersebut sempat melakukan panggilan darurat usai merasakan rahangnya kaku dan kesemutan di tangannya usai melakukan masturbasi. Saat itu, dokter yang menangani sempat mendiagnosis awal pasien tersebut dengan sepsis lantaran gejala yang ditunjukkan saat itu.
Berdasarkan laporan medis, pria tersebut mengalami pusing, sensasi kesemutan pada kedua tangan, dan rahang menegang, setelah melakukan masturbasi. Lantaran merasa tidak enak badan, ia memutuskan untuk berbaring dan tanpa sengaja mengompol.
Setelah mengalami beberapa gejala itu, dia kemudian memutuskan untuk memanggil ambulans setelah mengalami episode inkontinensia urine ini.
Sementara itu, berdasarkan tes yang dilakukan di rumah sakit mengungkapkan bahwa ia menderita tekanan darah sangat rendah dan denyut nadi lambat. Dokter khawatir dia mungkin menderita sepsis atau reaksi berlebihan yang mengancam jiwa terhadap infeksi, dan memberi pria itu dosis antibiotik.
Namun berdasarkan serangkaian tes yang dijalani pasien tersebut, ternyata pria tersebut mengalami robekan pada aortanya, atau dalam istilah medis disebut diseksi aorta. Hal ini mengakibatkan regurgitasi aorta parah, keadaan darurat medis di mana darah mengalir balik ke jantung. Diseksi aorta adalah kondisi langka yang dapat mengancam jiwa jika tidak segera diidentifikasi dan diobati.
Orang yang mengalami diseksi aorta biasanya mengalami nyeri yang tajam dan menusuk di dada atau punggung atas, serta sesak napas, keringat berlebih, kebingungan, dan nyeri perut parah, demikian menurut Cleveland Clinic.
Namun tidak seperti biasanya, pasien tersebut tidak mengalami nyeri dada, sesak napas, kehilangan kesadaran atau mual sebagaimana seperti yang dialami pasien diseksi aorta. Usut punya usut ternyata hanya sekitar 6,4 persen pasien dengan diseksi aorta yang mengalami gejala seperti pria tersebut, demikian keterangan dokter dari Departemen Kedokteran Darurat di rumah sakit Mount Sinai di New York yang mengawasi kasus pria tersebut.
"Oleh karena itu, pembedahan tanpa rasa sakit merupakan presentasi yang tidak lazim, dan lebih mungkin dikaitkan dengan peningkatan mortalitas," katanya dalam sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Clinic and Experimental Emergency Medicine.
Hal yang tidak biasa pula bagi pria tersebut untuk mengalami robekan setelah melakukan masturbasi, meskipun ia bukan orang pertama yang mengalaminya. Sebelumnya dalam laporan lain ada kasus lain yang mana seorang pria berusia 60 tahun mengalami nyeri hebat di dada, leher, dan punggungnya beberapa jam setelah melakukan masturbasi.
Sementara itu, untuk kasus pasien 59 tahun tersebut ternyata memiliki riwayat  medis tekanan darah tinggi, yang memberi tekanan ekstra pada jantung, pembuluh darah, dan organ lain serta meningkatkan risiko mengalami penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Ia juga menderita pankreatitis kronis langka, peradangan pankreas yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang organ tersebut. Dia juga memiliki riwayat gagal ginjal kronis, kondisi jangka panjang di mana ginjal tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Namun kini kondisi pria tersebut diketahui telah pulih. Hingga kini juga masih belum jelas mengapa ia menderita robekan pada aortanya setelah melakukan masturbasi, meskipun dokter mengatakan pankreatitis kronisnya tampaknya menjadi faktor risiko di balik kejadian tersebut.