Penderita Kanker Rektum Takut Kehilangan Fungsi Anus dan Tak Bisa BAB, Ini Penyebab dan Gejalanya

Ilustrasi usus.
Sumber :
  • Pixabay

Tangerang, VIVA – Kanker rektum adalah salah satu jenis kanker yang menyerang saluran pencernaan bagian bawah dan sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi penderitanya, terutama terkait kemungkinan kehilangan fungsi anus

Pasien Kanker Alami Nyeri Luar Biasa, Ternyata Ini Penyebabnya

Gejala kanker rektum bisa bervariasi, mulai dari perubahan pola buang air besar, adanya darah pada tinja, rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada area perut bawah, hingga penurunan berat badan tanpa sebab jelas. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Penyebab kanker rektum tidak selalu diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor risiko meliputi riwayat keluarga, pola makan rendah serat tinggi lemak, obesitas, kurang aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

Lawan Kanker Kulit dan Otot, Ini Cerita Bams Eks Samsons

Ilustrasi obesitas/kegemukan.

Photo :
  • Pexels/Andres Ayrton

Dokter Spesialis Bedah Digestif Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Eko Priatno, Sp.B-KBD, mengatakan, perkembangan teknik imaging, seperti MRI dan Endorectal Ultrasound, memungkinkan dokter untuk memetakan secara tepat lokasi dan penyebaran tumor pada rektum. 

Awas! 5 Kebiasaan yang Diam-Diam Memicu Risiko Kanker

Teknik ini sangat membantu dalam menentukan keterlibatan tumor terhadap otot di dasar panggul dan otot sfingter ani yang berperan penting dalam fungsi anus. Dengan informasi yang lebih akurat dari hasil imaging, tim dokter dapat merencanakan operasi yang lebih presisi dan aman.

“Teknologi imaging modern menjadi kunci dalam menilai dan menangani kanker rektum dengan lebih baik. Ini memberi kami peluang untuk mempertahankan fungsi anus pada pasien dengan cara yang sebelumnya sulit dilakukan,” ujar dr Eko dalam keterangannya, dikutip Senin 11 November 2024.

“Melalui teknik seperti Intersphincteric Resection, kami bisa mengangkat bagian rektum yang terkena kanker tanpa mengorbankan fungsi anus pasien,” sambungnya.

Salah satu metode yang kini banyak diterapkan di Bethsaida Hospital adalah Intersphincteric Resection, sebuah teknik bedah canggih yang memungkinkan pengangkatan sebagian rektum yang terlibat kanker tanpa menghilangkan seluruh anus. 

Dalam prosedur ini, bagian rektum yang terkena kanker dipotong dengan hati-hati dan minimal invasif, menjaga otot sfingter ani tetap utuh, sehingga pasien masih bisa mengontrol fungsi buang air besar secara normal setelah operasi dan mengontrol BAB. Proses ini adalah salah satu tindakan bedah digestif yang membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus.

“Klinik Digestif Bethsaida Hospital Gading Serpong berdedikasi untuk memberikan perawatan yang paling mutakhir dan komprehensif bagi pasien-pasien dengan kanker rektum dan penyakit pencernaan lainnya. Kami tidak hanya menekankan pada kesembuhan pasien, tetapi juga pada kualitas hidup mereka setelah pengobatan,” sambung dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya