Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/miroshnichenko

Jakarta, VIVA – Tren terbaru menunjukkan, dengue (DBD) semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat sepanjang tahun. Sebuah studi mengungkap, meskipun demam berdarah secara umum mengalami fluktuasi musiman, peningkatan suhu global memperpanjang masa penularan, sehingga wabah menjadi lebih sering dan meluas. 

Polisi Ungkap Kondisi Terkini Anak yang Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus

Insiden dengue secara global mengalami peningkatan cukup signifikan selama dua dekade terakhir. Sejak 2000 hingga tahun 2019, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lonjakan 10 kali lipat dalam kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, dari 500 ribu menjadi 5,2 juta jiwa. Scroll untuk informasi selengkapnya!

Di tahun 2024, sampai dengan 30 April, lebih dari 7,6 juta kasus telah dilaporkan kepada WHO, termasuk 3,4 juta kasus yang dikonfirmasi, lebih dari 16 ribu kasus yang parah, dan lebih dari 3.000 kematian.

Pengakuan Pihak Sekolah Soal Sifat Anak 14 Tahun di Lebak Bulus yang Bunuh Ayah dan Neneknya

Ilustrasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Menurut WHO, Indonesia mengalami lonjakan kasus demam berdarah, dengan 88.593 kasus terkonfirmasi dan 621 kematian per 30 April 2024 – sekitar tiga 3 kali lipat lebih tinggi dari periode yang sama di tahun 2023. 

Orangtua Cerai saat Bayi, Keinginan Putri Bungsu Pasha dan Okie Agustina Akhirnya Terwujud Bisa Foto Bertiga

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sampai dengan minggu ke-42 tahun 2024, terdapat 203.921 kasus dengue di 482 kabupaten/kota di 36 provinsi dengan 1.210 kematian di 258 kabupaten/kota di 32 provinsi. 

Angka tersebut lebih tinggi dari akumulasi kasus sepanjang tahun 2023 yaitu 114.720 kasus terkonfirmasi dengue dengan 894 kematian.

Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2004–2024, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi, memaparkan sekitar 50 persen kasus kematian akibat dengue terdapat pada kelompok anak sekolah usia 5-14 tahun. 

“Masyarakat bersama pemerintah harus berusaha mencegah agar anak dan dewasa tidak terserang virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, dengan memberantas sarang nyamuk secara berkala di semua rumah, sekolah, toko, pasar, perkantoran, ditambah dengan memelihara tanaman pengusir nyamuk dan ikan pemakan jentik, serta dilakukan secara berkelanjutan,” ujar Prof Soedjatmiko, saat talk show bertajuk Lindungi Keluarga Anda dari Ancaman Dengue: #Ayo3MPlusVaksinDBD, yang digelar Takeda di Jakarta, baru-baru ini.

“Selain itu, masing-masing keluarga juga perlu lebih waspada dalam mencegah gigitan nyamuk melalui 3M Plus, termasuk menggunakan lotion pengusir nyamuk, obat nyamuk, pakaian lengan panjang, celana panjang dan kelambu. Selain upaya tersebut pemerintah bersama masyarakat melakukan program menyebarkan telur nyamuk ber-Wolbachia, yang penelitiannya telah dilakukan di 10 negara sejak tahun sejak 2006," sambungnya. 

Lebih lanjut Prof. Soedjatmiko menyampaikan, masyarakat juga dapat mempertimbangkan pencegahan inovatif sebagai tambahan seperti imunisasi dengue. 

Vaksin dengue yang ada saat ini sudah mendapat ijin BPOM, dapat diberikan kepada kelompok usia 6 sampai 45 tahun, melindungi dari 4 serotipe dengue, dan direkomendasikan oleh IDAI sejak 2023. 

“Anak dan dewasa yang pernah terjangkit salah satu jenis virus dengue, masih dapat terjangkit jenis lainnya, dan infeksi berikutnya gejalanya bisa lebih berat. Karena itu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi vaksinasi dan mencapai perlindungan yang optimal,” jelasnya.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menambahkan, mengingat tidak ada pengobatan spesifik untuk dengue, pencegahan menjadi kunci. 

“Oleh karena itu, kami mendorong setiap individu untuk mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang risiko dengue. Tindakan sederhana seperti mengontrol populasi nyamuk dengan metode 3M Plus, serta memanfaatkan inovasi pencegahan seperti vaksinasi, adalah langkah-langkah yang sangat penting, yang bisa kita lakukan sendiri,” tuturnya.

Andreas melanjutkan, vaksinasi dengue telah direkomendasikan oleh Asosiasi Kedokteran di Indonesia, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa, dan ini merupakan bagian dari strategi perlindungan yang lebih luas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya