Sudah Jaga Pola Makan, Kok Tekanan Darah dan Kolesterol Masih Tinggi? Ini Sebabnya!
- Freepik/rawpixel.com
Jakarta, VIVA – Punya riwayat hipertensi dan kolesterol tinggi bisa jadi faktor risiko besar buat terkena stroke. Kalau sudah divonis gejala stroke, tentu pola makan jadi perhatian utama, apalagi menghindari makanan dengan kadar garam dan minyak tinggi.
Namun, ada kasus di mana tekanan darah dan kolesterol masih tinggi meski sudah menjaga pola makan sesuai arahan dokter. Nah, kira-kira apa yang salah? Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Dalam exclusive media interview via Zoom bersama dr. Sahat Aritonang, Sp. N., M. Si. Med., FINS., spesialis neurologi, pada Selasa, 29 Oktober 2024, beliau mengungkapkan bahwa pola ngemil pasien sering kali terlewatkan sebagai penyebab tekanan darah dan kolesterol yang sulit turun meski sudah makan makanan sehat.
“Nah ini harus dilihat lebih dalam. Pasien mungkin sudah menghindari gorengan dan makanan asin, tapi ngemilnya masih jalan terus,” ujar dr. Sahat.
Sering kali ngemil dianggap sepele, padahal banyak camilan yang kaya lemak jenuh dan tinggi garam yang bisa memicu kolesterol dan hipertensi.
Selain ngemil, faktor ketidakcocokan obat juga bisa menyebabkan tekanan darah dan kolesterol tetap tinggi meski sudah mengikuti pola makan sehat.
“Kadang, jenis obat yang diberikan bisa jadi kurang efektif karena tubuh pasien sudah kebal, atau perlu evaluasi dosis. Untuk itulah penting untuk konsultasi rutin ke dokter,” tambah dr. Sahat.
Respon tubuh terhadap obat bisa berubah seiring waktu. Kalau dosis obat sudah nggak sesuai, efeknya bisa berkurang.
Ini bisa jadi alasan tekanan darah atau kolesterol tetap tinggi meski pasien merasa sudah menjaga pola makan. Dengan evaluasi rutin, dokter bisa menyesuaikan dosis atau mengganti obat sesuai kebutuhan pasien.
Menurut dr. Sahat, kepatuhan minum obat sesuai jadwal, pola makan yang sehat, dan rajin beraktivitas fisik adalah kunci utama untuk mengontrol hipertensi dan kolesterol.
Jangan hanya bergantung pada makanan, tapi rutin berolahraga juga bisa memperkuat pembuluh darah dan mengurangi risiko kambuhnya stroke.
“Kepatuhan pasien itu sangat berpengaruh. Minum obat yang teratur, jaga pola makan, aktif bergerak, dan rutin kontrol ke dokter untuk dipantau perkembangan kesehatannya,” ujar dr. Sahat.
Kontrol rutin itu penting untuk mencegah risiko stroke berulang. Kalau tidak disiplin, stroke bisa datang lagi dan justru lebih berat dari sebelumnya.
Sesuai tema World Stroke Day, yaitu “Be greater Than Stroke”, mari kita tumbuhkan semangat untuk aktif bergerak dan menjaga kesehatan, dimulai dari diri sendiri.
Pola hidup sehat itu memang nggak instan hasilnya, tapi jika konsisten akan berdampak besar dalam mengurangi risiko stroke.