Anggur Shine Muscat Impor Mengandung Residu Berbahaya, Amankah Jika Tetap Dikonsumsi?

Buah anggur.
Sumber :

Jakarta, VIVA –Awal pekan ini, publik tengah dihebohkan dengan temuan residu bahan kimia berbahaya pada anggur shine muscat import di Thailand. Menyusul penemuan residu berbahaya tersebut, negara tetangga Malaysia juga langsung bertindak cepat untuk melakukan pengetatan terhadap masuknya anggur impor shine muscat ke negara tersebut.

Cek Sebelum Beli! 5 Tanda Anggur Muscat yang Tidak Aman Dikonsumsi

Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Ikrar Taruna mengungkap pihaknya akan bertindak cepat dalam penanganan anggur muscat import yang masuk ke Indonesia. 

"Jawabannya kami bertindak kalau memang sudah masuk ke pasar Indonesia. Tetapi kami akan berkoordinasi secara cepat dengan Badan Karantina di Departemen Pertanian karena ini kan masuknya ke begeri kami lewat situ. Sekaligus Badan POM akan menjalankan tahapan berikutnya yaitu melakukan sampling ke beberapa toko-toko atau pasar-pasar yang bisa berdampak kepada masyarakat," kata Ikrar kepada awak media di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa 29 Oktober 2024.

BPOM Minta Masyarakat Lakukan Hal Penting Ini Sebelum Konsumsi Anggur Shine Muscat

Seperti diketahui, berdasarkan hasil laporan lab yang dilakukan oleh The Thai Pesticide Alert Network dan Dewan Konsumen Thailand pada Kamis pekan lalu terhadap 24 sampel anggur shine muscat yang dijual di Bangkok dan sekitarnya, ditemukan 23 di antaranya diketahui mengandung residu pestisida yang melebihi batas aman.

Terkait Anggur Muscat Shine di Jakarta, BPOM: Tidak Terdeteksi Residu Chlorpyrifos

Dari 24 sampel hanya ada 9 sampel yang diketahui berasal dari China. Dari 24 sampel diketahui satu sempel mengandung klorpififos, bahan kimia berbahaya (tipe 4) yang dilarang. 22 dari 24 sampel lainnya diketahui mengandung 14 jenis residu beracun yang melebihi batas standar.

Sebanyak 50 jenis residu toksik ditemukan. Di antaranya, 26 merupakan bahan kimia berbahaya Tipe 3, dan 2 merupakan bahan kimia Tipe 4 yang dilarang di Thailand (Klorpirifos dan Endrin aldehida). Selain itu, 22 bahan kimia tidak tercantum dalam peraturan zat berbahaya Thailand, termasuk Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, Spirotetramat, dan lainnya. 

Dari laporan itu juga diketahui, 7 dari 50 zat beracun yang ditemukan adalah pestisida sistemik (mencakup 74%), yang berpotensi bertahan dalam jaringan anggur, sehingga sulit dibersihkan.

Lantas bagaimana cara membersihkan sisa residu pestisida agar tidak mempengaruhi kesehatan? Seperti diketahui sisa residu tersebut tidak bisa dibersihkan hanya menggunakan air biasa saja. Melansir laman Only My Health, masyarakat bisa menggunakan air dan cuka untuk menghilangkan sisa residu pestisida yang menempel pada sayur-sayuran atau buah-buahan. 

Caranya letakkan buah dan sayuran pada satu tempat di dalam wadah lalu masukkan air secukupnya ke dalamnya. Setelah itu, masukkan cuka ke dalamnya dan biarkan selama 15 menit. 
Setelah itu, keluarkan buah dari wadahnya lalu bilas buah hingga bersih dengan air. Cuka membantu menghilangkan 98 persen residu pestisida dan insektisida dari buah. Ini adalah cara yang mudah dan efektif untuk menghilangkan pestisida dari buah dan sayuran. 

Sementara itu, untuk membatasi paparan pestisida, para ahli merekomendasikan masyarakat untuk mengonsumsi makanan organik karena baik untuk kesehatan. Sebab buah-buahan dan sayur-sayuran organik ditanam tanpa pestisida atau bahan kimia berbahaya lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya