Ade Rai Bongkar Alasan Kenapa Banyak Orang Malas Terapkan Hidup Sehat

Ade Rai
Sumber :
  • IG @ansperformanceindonesia

Jakarta, VIVA – Ade Rai berbagi perspektifnya mengenai kesehatan dan alasan masyarakat mengapa sering mengabaikan pola hidup sehat. Menurutnya, banyak orang tidak merasakan urgensi menjaga kesehatan hingga akhirnya tubuh memberikan sinyal yang kuat.

Perut Buncit? Jangan Khawatir! 10 Minuman Menghilangkan Lemak: mudah buat dirumah

“Kenapa masyarakat tidak mau merubah perilaku terhadap sehat? Karena jawabannya adalah sehat tidak menarik selagi masih kita miliki. Hal ini yang menjadi penyebab mengapa banyak orang enggan menjaga tubuhnya dengan pola hidup yang baik,” ujar Ade Rai di Youtube Kasisolusi, dikutip Jumat 25 Oktober 2024. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Dia mengatakan bahwa saat tubuh manusia berada dalam keadaan baik, banyak orang cenderung lalai, dengan memilih gaya hidup yang kurang sehat seperti makan sembarangan, kurang berolahraga, hingga kurang istirahat. 

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

"Balik lagi tubuh manusia terlalu sempurna, artinya apa? Teman-teman hari ini ibaratnya makan sembarangan, olahraga nggak pernah, istirahat kurang, stres diadopsi, sebagian mungkin masih merokok, mungkin minum alkohol yang berlebihan atau apa lagi, tapi enggak mati mati kan!" tuturnya. 

Lobster Ternyata Sangat Disarankan Buat Ibu Hamil untuk Cegah Anemia dan Stunting, Tapi...

Hal ini juga terjadi dalam konteks edukasi. Banyak orang yang lebih tertarik mengikuti seminar keuangan atau bisnis daripada seminar kesehatan. Menurut Ade, tubuh bisa diibaratkan seperti ‘pacar’.  

“Selalu ada, meski terkadang kita kurang memerhatikannya. Selama ini, mungkin kita sering mengabaikan kebutuhan tubuh, seperti kurang tidur, pola makan tidak sehat, atau kurang berolahraga. Meski begitu, tubuh tetap setia dan terus berfungsi demi kita,” pungkasnya.

“Pada saat kita mulai memberi perhatian pada tubuh, seperti berolahraga teratur, tidur yang cukup, dan asupan makanan yang sehat, tubuh akan merespons dengan luar biasa. Inilah yang sering disebut body intelligence atau kecerdasan tubuh, di mana tubuh mulai mengirimkan sinyal-sinyal positif, membuat kita merasa lebih energik, bahagia, dan sehat. Poin pentingnya, perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari bisa menciptakan transformasi besar,” imbuhnya. 

Untuk mencapai pola hidup sehat, menurut Ade Rai, perubahan perilaku menjadi kunci. Ade menekankan pentingnya disiplin dan pemahaman yang mendalam akan kesehatan.

“Kalau orang bilang ya udah kamu harus disiplin. Disiplin atau yang namanya kepatuhan fondasinya adalah pemahaman, dan pemahaman amunisi adalah edukasi akhirnya akan menjadi fondasi. Dengan pemahaman yang kuat, kita dapat lebih disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat,” jelasnya.

Contoh nyata terlihat dalam praktik puasa selama bulan Ramadhan. Saat puasa dijalankan sebagai bentuk ibadah, tubuh secara alami menyesuaikan diri. Menurut Ade, puasa menjadi lebih mudah dijalani karena sistem saraf pusat atau central nervous system kita bekerja dengan persepsi positif terhadap puasa. Jika puasa dianggap sebagai bahaya, tubuh akan berada dalam kondisi fight or flight, di mana stres memicu tubuh untuk menolak perubahan pola makan.

Ade Rai juga menjelaskan bahwa puasa memiliki peran penting di tahun 2024 ini, di mana masalah kesehatan lebih banyak disebabkan oleh kelebihan makan dibanding kekurangan. Puasa adalah strategi yang efektif untuk mencapai defisit kalori, yang berdampak positif pada kesehatan. Konsep defisit kalori ini, di mana kalori yang masuk lebih sedikit dibandingkan yang dikeluarkan, dapat dicapai dengan berpuasa.

“Secara praktis, puasa membantu mengatur waktu makan. Dalam sehari, orang biasanya hanya tidak makan selama tidur sekitar 6–8 jam atau 30 persen dari 24 jam. Dengan menambah waktu tidak makan menjadi 12–16 jam, seperti tidak makan pagi atau makan terakhir pada malam hari, jendela makan berkurang hingga 50 persen, yang memudahkan tubuh mencapai defisit kalori,” bebernya.

Dalam menjalankan puasa, Ade Rai juga menekankan pentingnya memerhatikan asupan makanan. Pada saat berbuka, kita perlu mengatur pola makan yang terdiri dari tiga prinsip. Apa saja?

“Kontrol karbohidrat, yaitu konsumsi karbohidrat perlu dikendalikan, karena kebanyakan orang sering mengonsumsinya berlebihan. Kedua, prioritas protein, di mana protein harus menjadi prioritas, mengingat konsumsi protein biasanya masih kurang. Terakhir, selektif terhadap kemak, yaitu pilih lemak sehat dan hindari lemak yang berlebihan,” tukasnya.

Ketiga strategi tersebut menurut Ade, dapat diterapkan dalam jendela makan yang lebih pendek saat berpuasa, sehingga menjadikan puasa sebagai management timing, bukan sekadar diet.

Menurut Ade Rai, tubuh kita akan beradaptasi selama puasa. Di awal, mungkin kita merasa lapar, namun seiring waktu tubuh mulai memanfaatkan lemak sebagai sumber energi. Proses ini disebut from carb-dependent to fat-adapted, di mana tubuh beralih dari karbohidrat ke lemak sebagai cadangan energi.

“Kesehatan adalah aset yang perlu dijaga dengan kesadaran penuh dan disiplin. Puasa, baik itu dalam konteks ibadah maupun strategi kesehatan, adalah alat yang dapat membantu kita menjaga kesehatan dan mengatur pola makan. Dengan mengubah perilaku dan mengadopsi gaya hidup yang sehat, kita tidak hanya menjaga tubuh kita tetap fit tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan,” kata Ade Rai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya