Mengatasi Tantangan Sosial, Mariana Yunita Perjuangkan Kesehatan Seksual Remaja di NTT

Mariana Yunita, penerima penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2020
Sumber :
  • Astra

NTT, VIVA – Mariana Yunita Hendriyani Opat, seorang pengedukasi kesehatan seksual anak asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah lama memperjuangkan pentingnya akses pendidikan seksual yang tepat bagi remaja di daerahnya.

Terobosan Merta Yoga Lewat FishGo, Aplikasi Navigasi yang Mengubah Hidup Nelayan Tradisional

Sebagai pendiri Tenggara Youth Community yang melahirkan program Bacarita Kespro, Mariana mengungkapkan sebuah fakta yang sangat mengkhawatirkan, dari 500 remaja yang disurvei di NTT, sebagian besar tidak memiliki akses terhadap sumber informasi yang tepat mengenai pendidikan seksual, serta tidak memiliki tempat atau komunitas yang aman untuk menceritakan permasalahan terkait topik tersebut.

Kondisi ini, menurut Mariana, berdampak pada meningkatnya sejumlah masalah sosial di kalangan remaja di NTT, seperti pelecehan seksual dan kehamilan luar nikah. Beberapa remaja bahkan terpaksa dikeluarkan dari sekolah ketika mereka menghadapi kasus kehamilan di luar pernikahan.

Dampak Lontaran Batu Pijar dari Erupsi Gunung Lewotobi Signifikan, Menurut PVMBG

Ilustrasi pelecehan seksual

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Ironisnya, banyak orang tua yang tidak melakukan perlawanan terhadap situasi tersebut karena ketidaktahuan mereka mengenai hak-hak anak dan kebutuhan pendidikan seksual yang seharusnya didapatkan oleh anak remaja mereka.

BNPB Klaim Jaringan Listrik di Flores Timur Terdampak Erupsi Lewotobi Sudah Pulih 80 Persen

Melihat masalah tersebut, Mariana pun merasa terpanggil untuk memberikan solusi melalui Bacarita Kespro, sebuah program yang bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi kepada remaja dengan metode yang menarik dan mudah dipahami. Program ini menggunakan pendekatan yang berbeda dengan pengajaran konvensional, yaitu melalui dongeng, permainan edukatif, serta penggunaan alat peraga yang membuat materi yang sering dianggap tabu menjadi lebih mudah dicerna oleh para peserta.

Bacarita sendiri diambil dari bahasa Melayu Kupang yang berarti bercerita, yang mencerminkan esensi dari program ini, memberikan ruang bagi remaja untuk bercerita tentang isu-isu seksual dan reproduksi dengan cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Program ini menyasar remaja yang berada di kalangan masyarakat marginal, terpinggirkan, serta kurang terlayani atau underserved.

Sejauh ini, Bacarita Kespro telah merangkul lebih dari 2.000 remaja yang berasal dari 43 komunitas di seluruh provinsi NTT, termasuk Kota Kupang, Desa Desao di Kabupaten Kupang, Desa Neke di Kabupaten Timor Tengah Selatan, serta Pulau Kera di Kabupaten Sumba Timur.

Mariana Yunita, penerima penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2020

Photo :
  • Astra

Selain menjalankan program Bacarita Kespro, Mariana juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan edukasi. Mereka berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), serta Woman for Indonesia, untuk memberikan dukungan yang lebih besar dan memastikan informasi mengenai kesehatan seksual dapat diakses oleh lebih banyak remaja, khususnya yang berada di daerah-daerah terpencil dan kurang terlayani.

Melihat dampak positif yang telah ditimbulkan oleh program ini, tak heran jika usaha Mariana mendapat pengakuan yang luas. Pada tahun 2020, ia menerima penghargaan Apresiasi Satu Indonesia Awards dalam bidang kesehatan dari Astra, sebuah penghargaan bergengsi yang mengakui kontribusi individu dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya