Kenali Pentingnya Menu Sarapan Bergizi untuk Cegah Working Memory Lemah pada Anak Sekolah

Anak sarapan.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Banyak anak-anak di Indonesia yang berangkat sekolah tanpa sarapan. Masalah ini sering dianggap sepele, padahal tidak makan di pagi hari dapat mempengaruhi kemampuan otak mereka, terutama pada working memory yang sangat penting untuk proses belajar.

Survei 57 Persen Pembicaraan di Media Sosial Nilai Program Makan Siang Gratis di Sekolah Belum Tepat Sasaran

Ketika anak-anak bersekolah dengan perut kosong, mereka lebih mudah lelah, sulit berkonsentrasi, bahkan cenderung pasif dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Kondisi ini semakin diperburuk oleh fakta bahwa Indonesia masih menghadapi masalah malnutrisi yang signifikan, di mana banyak anak kekurangan gizi esensial seperti protein dan zat besi.

DPR Minta Badan Gizi Nasional Awasi Ketat Distribusi Makan Bergizi Gratis

Kekurangan nutrisi ini berdampak langsung pada kemampuan mereka untuk mengingat informasi, memahami pelajaran, dan berprestasi secara akademis. Jika hal ini terus dibiarkan, potensi anak-anak Indonesia bisa tertahan hanya karena kurangnya perhatian terhadap asupan gizi.

Anak-anak sarapan

Photo :
  • children.com
Working Memory Kasusnya Meningkat pada Anak, Kenali Sebab dan Solusinya

Salah satu solusi sederhana namun efektif adalah memastikan anak-anak mengkonsumsi sarapan bergizi setiap pagi.

Sarapan dengan menu yang mengandung gizi seimbang, seperti telur, susu, dan sayuran, dapat membantu mendukung fungsi otak, termasuk meningkatkan working memory.

Dengan memprioritaskan sarapan sehat, kita bisa mencegah anak-anak dari berbagai masalah kognitif, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan belajar di sekolah.

Bagaimana Hubungan Kurang Gizi  dan Perkembangan Otak?

1. Konsep Malnutrisi dan Perkembangan Otak

Kekurangan gizi, terutama kekurangan protein, zat besi, dan yodium, dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.

Ilustrasi makanan untuk sarapan.

Photo :
  • www.dailymail.co.uk

Kekurangan zat besi, misalnya, berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif, memori, dan kemampuan konsentrasi anak, yang pada akhirnya berdampak negatif pada prestasi akademik.

2. Teori Efek Jangka Panjang Malnutrisi

menurut WHO, kekurangan gizi pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak dan kinerja mental, sehingga anak-anak tidak mampu berkonsentrasi dengan baik selama proses pembelajaran.

3. Teori Perilaku Gizi

teori ini menyatakan bahwa anak-anak dengan asupan gizi yang rendah juga cenderung lebih mudah lelah, kurang energik, dan memiliki masalah perilaku yang dapat mengganggu proses pembelajaran di kelas.

Gizi yang buruk menyebabkan rendahnya tingkat energi yang berdampak pada penurunan daya fokus perhatian di sekolah.

Sarapan

Photo :
  • Times of India

Pentingnya Intervensi Gizi untuk Masa Depan Anak

Untuk mengatasi masalah malnutrisi yang masih banyak terjadi di Indonesia, sangat penting bagi pemerintah, sekolah, dan keluarga untuk bekerja sama dalam memberikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak.

Program pemberian makanan tambahan di sekolah, edukasi gizi yang memadai untuk orang tua, serta pengawasan asupan nutrisi anak di rumah perlu diperkuat guna mencegah dampak jangka panjang yang serius akibat kekurangan gizi.

Dengan memperhatikan kecukupan gizi sejak dini, kita dapat membantu anak-anak Indonesia mencapai potensi penuh mereka, baik dari segi akademik maupun perkembangan mental yang sehat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya