Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir Sering Terjadi, Deteksi Dini Bisa Cegah Komplikasi

Ilustrasi bayi menangis.
Sumber :
  • Pixabay/ joffi

Jember, VIVA – Kelainan bawaan pada bayi baru lahir merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi, namun seringkali terabaikan atau terlambat didiagnosis. 

Kenapa Remaja 14 Tahun Tega Bunuh Ayah dan Neneknya? Begini Pandangan Psikolog

Ketua Umum Perhimpunan Bedah Anak Indonesia (PERBANI), dr. Made Darmajaya, SpBA, Subsp.D.A.(K)., menjelaskan, kelainan seperti atresia ani (penyumbatan atau tidak adanya anus), hernia diafragmatika (cacat pada diafragma yang menyebabkan organ perut naik ke dada), atresia esofagus (tidak terbentuknya saluran kerongkongan untuk jalan makanan), dapat memengaruhi kualitas hidup anak jika tidak segera ditangani. Scroll untuk informasi selengkapnya!

“Pentingnya deteksi dini tidak bisa diabaikan, karena dengan identifikasi awal, penanganan medis dapat dilakukan dengan tepat waktu, meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup anak,” ujar dr. Darmajaya saat penyuluhan kesehatan ‘Deteksi Dini Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir’ yang digelar Rumah Sakit Dr. Soebandi, Jember, Jawa Timur, dikutip dari keterangannya, Senin 21 Oktober 2024.

Mengulik Pesona JKFF 2024, Dari Fashion Anak hingga Pertunjukan Musik Spektakuler

Ia juga menambahkan bahwa pengetahuan yang cukup mengenai tanda-tanda kelainan bawaan serta tindakan medis yang tepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

Psikolog Anak Beberkan Faktor Penyebab Remaja Bunuh Ayah-Nenek di Lebak Bulus

Ahli bedah anak sekaligus staf pendidik klinis di FK UNAIR, dr. Walmiky, SpBA, menambahkan bahwa teknologi juga memegang peran penting dalam mendeteksi kelainan bawaan. 

“Berbagai prosedur diagnostik dapat mendukung deteksi dini. Teknologi seperti ultrasonografi (USG) pralahir dan tes skrining neonatal, menjadi kunci dalam mengidentifikasi kelainan sebelum atau segera setelah bayi dilahirkan,” jelasnya.

Lebih lanjut dokter Walmiky mencontohkan beberapa studi kasus yang menunjukkan hasil positif dari intervensi dini. 

“Salah satunya adalah kasus hernia diafragmatika yang ditangani dengan pembedahan segera setelah lahir. Bayi tersebut dapat bertahan dan tumbuh dengan normal setelah menjalani operasi kompleks,” tuturnya.

Tindakan bedah untuk kelainan bawaan seperti atresia ani atau hernia umbilicalis (herniasi organ perut melalui pusar) memerlukan pendekatan yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi fisik bayi dan tingkat keparahan kelainan.

Dokter Walmiky menyebutkan bahwa RS Dr. Soebandi Jember berkomitmen untuk terus mengembangkan fasilitas dan layanan kesehatan yang mendukung deteksi dini serta penanganan bedah yang komprehensif bagi bayi yang lahir dengan kondisi khusus.

“Pemeriksaan rutin bayi baru lahir serta edukasi tentang tanda-tanda kelainan bawaan menjadi faktor utama dalam memastikan bayi mendapatkan intervensi medis yang tepat waktu,” ungkapnya.

“Peran tenaga medis, keluarga, dan masyarakat sangat penting dalam mendeteksi kelainan bawaan sejak dini. Kami berharap melalui penyuluhan ini, semakin banyak keluarga yang sadar akan pentingnya pemeriksaan dini untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal,” tutup dr. Walmiky.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya