Melalui Percikan Ini Dipercaya Mampu Jembatani Tidak Meratanya Faskes di Indonesia

ilustrasi hukum pasien dengan dokter
Sumber :
  • vstory

Jakarta, VIVA – Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa, menghadapi tantangan besar dalam menyediakan layanan kesehatan yang merata bagi seluruh rakyatnya. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sistem kesehatan, kesenjangan dalam akses terhadap layanan kesehatan masih menjadi masalah utama, terutama di wilayah-wilayah terpencil dan pedesaan. 

Musim Hujan Bikin Sakit? Ini 5 Penyakit yang Harus diwaspadai

Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan infrastruktur kesehatan, minimnya tenaga medis, serta rendahnya kesadaran akan pentingnya pencegahan penyakit di banyak daerah. Scroll lebih lanjut ya.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan ketidakmerataan akses kesehatan adalah keterbatasan infrastruktur. Rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya sering kali terkonsentrasi di daerah perkotaan, sementara wilayah-wilayah terpencil sering kali kurang dilayani. Keterbatasan transportasi juga membuat masyarakat di daerah tersebut sulit mengakses layanan kesehatan, apalagi untuk mendapatkan pengobatan spesialis atau layanan medis yang lebih kompleks.

Jerman Krisis Tenaga Kerja Sektor Perawatan Kesehatan

Selain masalah infrastruktur, distribusi tenaga medis juga menjadi masalah yang signifikan. Banyak dokter dan tenaga kesehatan lainnya lebih memilih bekerja di kota-kota besar dengan fasilitas yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi, sementara di daerah terpencil, banyak puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua dokter. Hal ini membuat masyarakat di daerah tersebut harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan layanan medis yang memadai.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki situasi ini. Dalam transformasi kesehatan yang sedang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan, fokus utama adalah memperbaiki akses kesehatan yang lebih inklusif dan merata. 

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, dalam berbagai kesempatan, termasuk di acara DBS Foundation Bestari Festival: Impact Beyond, menekankan pentingnya memperluas akses kesehatan yang mudah, merata, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat, tanpa terkecuali.

DBS Foundation Bestari Festival: Impact Beyond, yang baru saja diadakan di Urban Forest Cipete, hadir sebagai platform penting untuk membahas isu-isu sosial di Indonesia, termasuk tantangan dalam akses kesehatan. 

Bestari Festival

Photo :
  • ist

“DBS Foundation Bestari Festival menjadi wadah untuk mengasah insan muda agar lebih peduli, bertumbuh, dan berdampak positif bagi sosial dan lingkungan sekitar. Saya mengapresiasi DBS Foundation sebagai penyelenggara festival ini dan turut mengundang para insan muda untuk ambil bagian dalam menjaga pola hidup sehat, screening faktor risiko penyakit, dan edukasi kesehatan kepada masyarakat," ujar Budi.

Acara ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk sektor swasta, dalam mengatasi ketidakmerataan akses kesehatan. Melalui diskusi dan pertunjukan seni, DBS Foundation Bestari Festival mengajak peserta untuk berperan aktif dalam menciptakan dampak sosial yang nyata, termasuk dalam bidang kesehatan. Salah satu poin utama yang diangkat dalam festival ini adalah perlunya aksi kolektif dan inovasi untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat, terutama mereka yang berada di wilayah terpencil dan kurang terlayani, mendapatkan akses kesehatan yang layak.

"Kami percaya ‘spark’ atau percikan kecil yang konsisten dan dilakukan bersama-sama akan menciptakan perubahan yang melampaui generasi dan batasan," ujar Lim Chu Chong, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya