Berat Badan Tiba-tiba Turun Drastis? Waspada Pertanda 3 Penyakit Berbahaya Ini

ilustrasi perut rata, perut buncit, diet
Sumber :
  • Pixabay/ Public Domain Pictures

Jakarta, VIVA – Kanker merupakan penyakit yang sangat kompleks. Umumnya, kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa kanker berupa benjolan di tubuh. Namun ternyata, faktanya jauh lebih mengerikan dari itu. 

Kampanye Kesehatan untuk Masyarakat: Menuju Gaya Hidup Sehat

Spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. Arry Harryanto Reksodiputro, SpPD-KHOM, FINASIM, mengungkap, ada yang lebih berbahaya dari sekadar benjolan, yang umumnya dikenal sebagai tanda kanker. Apa itu? Scroll untuk mengetahui informasi selengkapnya, yuk!

“Kita tau penyakit kanker karena benjolannya. Tapi sebetulnya, yang lebih berbahaya dia mengeluarkan racun-racun. Itu bedanya tumor jinak dengan kanker. Kalau orang punya limfoma (tumor jinak) dia gak mengeluarkan racun, kalau kanker mengeluarkan racun,” ujar Prof Arry saat Press Conferences The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) 11, yang digelar Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), di Jakarta, Sabtu 12 Oktober 2024. 

Hari Penglihatan Sedunia, Waspada Komplikasi Diabetes Ini Sebabkan Kebutaan Tapi Tak Ada Gejala

Menurut Prof Arry, satu tanda yang paling menonjol dari penderita kanker adalah penurunan berat badan yang drastis dan tiba-tiba. Namun, ada dua penyakit lain yang juga bisa menyebabkan penurunan berat badan. Apa saja?

5 Tips Mencegah Diabetes dengan Gaya Hidup Sehat

“Contohnya, orang kanker jadi kurus kering. Orang kalau tiba-tiba kurus terlalu cepat dalam waktu 3 bulan, (pertanda) 3 penyakit, satu kencing manis (diabetes), dua kelenjar gondok (hipertiroid), ketiga kanker,” ungkapnya. 

“Kalau kencing manis banyak kencing dan sebagainya, hipertiroid dia banyak berkeringat, kalau kanker dia jadi kurus banget. Kurus keringnya bukan karena gak nafsu makan aja, tetapi biarpun dikasih makan banyak dia gak bisa gemuk, karena dia (kanker) mengeluarkan racun yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, protein dan karbohidrat,” tambahnya. 

Karena metabolismenya terganggu, termasuk protein, maka hal itu berdampak pada otot yang juga ikut mengecil. Hal itu disebabkan karena protein yang ada di dalam otot menjadi larut yang disebut dengan proteolisis. 

“Oleh karena racun yang dikeluarkan menyebabkan protein di dalam ototnya menjadi larut, jadi kecil ototnya. Lemaknya juga jadi tipis, karena lemaknya larut, karena racun itu juga,” jelasnya. 

Tidak hanya itu, Prof Arry lebih lanjut mengatakan, kanker juga menyebabkan gula darah penderitanya melonjak seperti penderita diabetes, karena kanker juga mengeluarkan zat-zat yang membuat gula darah menjadi naik. 

“Orang kanker nomor satu tandanya kurus kering, kemudian mudah infeksi, karena daya tahan dia turun. Karena kanker itu mengeluarkan racun yang menyebabkan sel darah putihnya menjadi tidak bekerja,” tuturnya. 

“Yang ketiga, dia darahnya membeku. Oleh karena itu, banyak orang kanker yang meninggalnya karena sakit jantung, trombosis, atau stroke. Itu tidak kebetulan, karena kanker mengeluarkan racun yang membuat darah menjadi beku,” imbuh Prof Arry. 

Bicara kanker, topik ini juga menjadi salah satu yang dibahas di acara ROICAM ke-11. Tahun ini, ROICAM mengangkat tema Uniting Voices in Internal Medicine for Better Cancer Care

Acara ini mengangkat isu mengenai peran penting dokter Spesialis Penyakit Dalam (SpPD, Internist) dan fellow onkologi dokter penyakit dalam (IFO) perihal penanganan kanker di Indonesia. Di mana peran mereka amat penting untuk menjadi bagian dalam talaksana kanker, mengingat kanker merupakan penyakit sistemik yang dalam penanganannya seharusnya dilakukan dengan pendekatan komprehensif dan internistik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya